NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Polisi

Terjebak Cinta Polisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Di masa lalu... orang tua Sherli pernah berurusan dengan yang namanya polisi hingga harus berada di pengadilan. Sejak saat itu Sherli antipati dengan polisi tetapi di masa sekarang Sherli harus berhadapan dan ditolong seorang polisi yang bernama Kres Wijaya di kantor polisi. Apakah dengan adanya peristiwa tersebut penilaian Sherli tentang seorang polisi berubah atau justru gigih dengan penilaian sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pamit Pergi

Kres mengetuk sebentar pintu.

"Adik"

Sekali lagi Kres mengetuk pintu tapi masih tidak ada jawaban. Semakin lama masih tidak ada jawaban Kres kembali ke meja resepsionis dan bertemu temannya yang merupakan pemilik penginapan itu.

"Kenapa? Kamar teman lo?"

"Iya. Berulang kali diketuk gak ada jawaban" kata Kres bingung.

"Tadi pagi gue lihat memang keluar tapi...masa belum pulang?"

"Apa? Keluar?"

Dia mengangguk dan memberikan kunci cadangan.

"Thanks" kata Kres dengan mengambil.

Kres segera berjalan menuju kamar yang ditempati Sherli. Kamar 304 dan membuka pintu.

"Adik"

Kres sengaja memanggil agar tidak dikira modus. Ruangan gelap. Benar. Seperti sudah tidak berpenghuni lalu Kres melihat gorden masih tertutup dan tempat tidur rapi.

"Apa?" pikir Kres.

Tunggu. Kres melihat ke arah nakas dan menemukan pensil. Kres mengambil pensil dan merasa tergelitik.

"Pensil. Apa ya? Gue merasa ada sesuatu" pikir Kres.

Kres berpikir keras sampai akhirnya tidak sengaja melihat secarik kertas berisi tulisan tangan dan dari sekian banyak kalimat, yang sempat terbaca kata 'maaf'. Kres segera mengambil kertas itu.

"Pak, saya mau mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya. Mulai dari awal kita bertemu Bapak banyak membantu dan maaf kalau saya terlalu merepotkan. Saya mau pamit pergi. Maaf saya pamit dengan cara begini tapi benar saya tidak mau pulang. Saya paham sebagai seorang polisi Bapak punya tanggung jawab untuk melindungi masyarakat dan dalam kasus saya Bapak memilih menyuruh saya pulang tapi maaf sebelumnya Bapak tidak akan pernah tahu kondisi papa. Papa itu sudah terlalu tua dan punya penyakit jantung akut. Saya berdoa semoga kita tidak bertemu lagi biar Bapak tidak merasa terbeban dengan kehadiran saya. Saya bisa menjaga diri karena sejak kejadian di mall saya akan belajar membuka mata dan telinga kalau kota ini begitu keras jadi menghadapinya harus ekstra hati-hati. From : Sherli"

Kres duduk dengan pelan.

***

"Gue sudah lebih baik. Ayolah lo gak boleh begitu. Patah semangat, Sob" kata Irfan dengan meninju pelan lengan kanan Kres dan tersenyum.

"Gimana gue gak kepikiran dan khawatir?"

"Gue gak apa-apa meskipun masih ada rasa perih tapi bisalah gue atasi"

"..."

"Kres, bicara tentang lainnya"

Kres merasa ingin tahu.

"Tentang cewek itu. Siapa ya? Adik itu"

"Adik?"

"Iya. Adik yang minta tolong sama kita di mall"

"Oh...dia"

"Iya. Dia namanya Adik?"

Kres merasa konyol.

"Bukanlah"

"Ah...tauklah. Siapapun namanya gue mau mengucapkan terima kasih. Besok lo ajak ke sini"

"Dia itu...pendatang jadi..."

"Oh...sudah pulang? Sayang sekali. Dia baik, Kres"

Irfan mengingat kejadian waktu di mall.

"Gue minta tolong dia buat telepon teman kita. Dia langsung sigap...ya meskipun handphone gue dirampas si Merlin. Sebalnya di sana"

Kres mendengarkan dengan seksama.

"Apa ya? Gue bisa bilang dia itu orangnya...peduli. Waktu tahu gue mulai jatuh dan hampir tidak sadar diri dia sangat khawatir. Dia baik dan punya kepedulian yang tinggi sama orang lain"

Kres merenung.

"...dan masih polos" lanjut Irfan.

Kres melihat Irfan.

"Polos?"

"Kelihatan kalau dia polos lalu dari keluarga baik"

"Dari mana lo tahu? Dia pendatang"

"Kelihatanlah, Kres. Masa loe gak bisa lihat? Lo jangan cuma punya pendengaran dan penglihatan yang tajam tapi harus bisa menilai orang baru"

"Fan, sebenarnya sebelum kejadian di mall dia pernah ke kantor atas kasus kecopetan"

"Apa begitu?"

"...dan akhirnya gue suruh pulang tapi ternyata dia gak mau pulang dan ketemu lagi di mall"

"Hmm..."

Irfan tampak berpikir.

"...lalu sekarang di mana?"

"Ya...itu..."

"Maksud lo? Kres, seharusnya lo gak bisa membiarkan dia begitu saja. Lo harus cari. Gue minta tolong ya? Karena tanpa diapun waktu itu gue gak tahu harus minta tolong sama siapa? Entah kenapa gue malas berurusan dengan Merlin"

"Memangnya kenapa? Dia yang paling khawatir terhadap lo"

"Gue gak peduli. Setiap melihat Merlin firasat gue gak enak"

"Lo seperti menganggap Merlin penjahat. Jangan mikir negatif"

"Kres, sekarang coba lo pikir. Gimana penjahat gak mau dekati Merlin kalau perhiasannya berkilau sebanyak itu?"

Kres merasa konyol.

"Seharusnya dia mikir bahaya ketika memakai perhiasan berlebih. Dia seperti orang gak waras"

"Hush. Gak boleh bicara begitu, Fan"

Irfan cuma mengangkat bahu.

***

Kres mengingat perkataan Irfan ketika di rumah sakit.

"...tapi menurut gue Adik itu bandel dan ribut" pikir Kres pelan.

Kres melihat isi surat Sherli.

"...tapi memang bagaimanapun dia pendatang. Tanpa Irfan bicara gue khawatir apalagi kejadian di mall. Gue gak yakin Adik itu bisa menghadapi semuanya sendiri kalau keadaannya rumit" pikir Kres.

Kres berdiri dan berjalan keluar.

"Gue memang harus mencarinya" pikir Kres.

Sherli melihat koin sisa dari uang Bapak yang pertama kali menolong di terminal. Ralat sebenarnya Sherli tahu uang itu punya Kres.

"Gue telepon Ella saja. Semoga terhubung" pikir Sherli.

Seketika Sherli ingat sesuatu. 

"Astaga. Gue harus telepon di mana? Gue gak tahu letak wartel apalagi sepertinya zaman sekarang gak ada wartel" pikir Sherli.

Sherli berpikir keras langkah yang harus dijalani. Sepanjang jalan Sherli mengingat.

"Oh...benar juga. Gue pinjam saja sama orang yang lalu lalang ini" pikir Sherli.

Sherli mencari orang yang sekiranya bisa dipercaya sampai akhirnya menemukan perempuan yang sepertinya baru pulang dari kerja. Terlihat dari pakaian yang dipakai kantor resmi.

"Mbak. Mbak"

Dia menoleh dan melihat Sherli dengan berhenti berjalan.

"Iya, Mbak?"

"Mbak, mohon maaf. Saya boleh pinjam handphone? Tolong"

Sherli menangkupkan kedua tangannya.

"Saya minta pulsa buat telepon teman saya. Saya baru kecopetan, Mbak. Saya pendatang jadi..."

"Boleh" potong dia dengan merasa iba.

Sherli merasa senang dan melihat perempuan itu memberikan handphonenya yang baru diambil dari tas.

"Canggih lagi" pikir Sherli.

"Ehm...mbak. Maaf. Saya tidak mengerti cara pakainya. Sekali lagi saya minta maaf tapi tolong teleponkan teman saya. Saya akan memberitahu nomor handphone teman saya"

Dia mengangguk dan Sherli membacakan nomor telepon Ella lalu dia memberikan handphonenya kepada Sherli dan Sherli mengambil dengan pelan.

Tut...tut...tut...

"Duh...ayo angkat, Ella" pikir Sherli.

Sekian lama akhirnya tidak diterima.

"Ehm...Mbak, ini tidak diterima. Boleh saya minta pulsa buat kirim pesan?"

"Boleh"

"Cara mengirimkan pesan gimana?"

Akhirnya dia memberitahu caranya dan Sherli mengikuti cara yang disuruh.

"Ella, ini Sherli. Tolong gue. Susul gue di Jln. XXX. Ini benar teman lo, Sherli. Jangan anggap penipu. Gue benar akan terus menunggu di jalan itu"

Sherli sudah mengirimkan pesan itu di nomor Ella.

"Terima kasih, Mbak"

Dia mengambil handphonenya.

"Iya" kata dia dan berlalu pergi.

"Jadi gue tunggu terus di sini? Semoga Ella percaya" pikir Sherli pelan.

Sherli jalan mondar mandir.

1
Muji Lestari
iya harusnya Sherly dan kress hidup bahagia dg kluarga kecilnya..harusnya Sherly hamil kalo bisa kembar jadi tak MCM ini suami istri kok ceritanya MCM pacaran terus tak ada moment spesialnya .
Muji Lestari
lama lama Sherly ini bikin emosi siapa yg betah dgn sifat egoisnya
Elen Gunarti
knp g dibuat hmil dlu ya Thor,smpt kcwa ma kres knp nikah ma Dewi masa polisi nggk mau mncari tau dlu lgs mnyrh🤭🤭tp ttp bagus ko q suka👍
Codigo cereza
Oke bangett
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Majin Boo
Gemesin banget karakternya!
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Puas hati!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!