Bukan bacaan untuk bocil.
Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.
Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.
"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"
"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"
Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.
Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Roy, apa kau sudah menemukan keberadaan Istriku?" Tanya Betrand.
"Belum tuan." Balas Roy.
"Apa kau sudah mendapatkan baby sitter untuk putriku?"
"Belum tuan."
"Apa kau sudah menemukan wanita yang pantas untuk menjadi ibu pengganti bagi putriku?"
"Belum tuan."
Brakk! Roy sampai terperanjat kaget saat tuan Betrand menggebrak meja di depannya dengan keras.
"Ini belum! itu belum! Kau itu niat bekerja atau tidak!!!" Hardik Betrand dengan rahangnya yang mengeras.
"Ea..." Baby Anzela yang baru saja terlelap, kini mulai menangis lagi karna merasa kaget saat mendengar suara teriakan sang ayah.
"Betrand! Pelankan suaramu! Kau membuat Anzelaku kaget!" Peringati mom Clara sembari menggendong baby Anzela.
"Maaf mom." Lirih Betrand dengan kepalanya yang tertunduk. Mom Clara memutar bola matanya dengan malas, kemudian membawa sang cucu masuk ke dalam kamarnya.
Sedangkan Roy hanya bisa menahan tawa saat melihat tuan Betrand begitu patuh pada sang ibu.
"Berani kau menertawakanku?! Ingin di pecat kau rupanya!" Mata biru Betrand membelalak tajam ke arah sang asisten.
"Maaf tuan." Roy memasang tampang menyesalnya. Walaupun tuan Betrand suka seenaknya dan sering mengancam akan memecat dirinya. Tapi tuan Betrand menggaji Roy dengan sangat tinggi, belum lagi bonus dan fasilitas yang tuan Betrand berikan. Membuat Roy betah bekerja dengan bossnya yang galak itu.
"Anda tenang saja tuan, karna hari ini ada beberapa wanita yang akan di tes untuk menjadi baby sitter baby Anzela." Ucap Roy panjang lebar.
"Hem." Betrand hanya membalas ucapan Roy dengan deheman saja. Betrand tak berani berharap banyak pada pria itu.
***
***
Beberapa saat kemudian...
Penthouse mewah milik Betrand, kini sudah di penuhi oleh puluhan wanita yang akan mendaftar jadi baby sitter baby Anzela.
"Siapa namamu?" Tanya Roy pada wanita berusia 40 tahunan yang berdiri di hadapannya.
"Siti tuan." Jawab wanita itu.
"Apa yang akan kau lakukan untuk menenangkan bayi yang terus menangis sepanjang malam?" Tanya Roy.
"Saya akan mengambil seikat sapu lidi lalu mengibaskannya keseluruh ruangan tuan." Jawab Siti.
"Hah!" Mulut Berrand dan Roy sampai menganga kala mendengar jawaban wanita paruh baya itu.
"Kenapa kau melakukan hal konyol itu? Bukankah seharusnya kau menenangkan bayi yang sedang menangis?" Tanya Roy sembari mengernyitkan dahinya.
"Ibu saya pernah mengatakan kalau bayi terus menangis sepanjang malam, itu tandanya dia diganggu mahluk halus. Jadi kita harus mengusir mahluk halus itu dengan cara mengibaskan sapu lidi ke seluruh rumah." Ujar Siti panjang lebar. Sedangkan Betrand dan Roy hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
"Next!" Ucap Betrand yang merasa tidak cocok dengan cara pengasuhan Siti. Siti pun pergi dengan wajah kecewa karna gagal jadi pengasuh baby Anzela.
Namun wajah Siti berganti dengan binar bahagia, kala anak buah Berrand memberikan beberapa lembar uang pada Siti.
Semua yang melamar untuk mejadi baby sitter baby Anzela dan tidak diterima, maka mereka akan mendapatkan uang transport sebesar lima ratus ribu rupiah dari tuan Betrand.
"Siapa namamu?" Tanya Roy pada wanita berambut pirang di hadapannya.
"Nama saya Mina tuan." Balas Mina malu-malu. Mina begitu canggung melihat dua pria tampan di hadapannya.
"Berapa usiamu? Kelihatannya kau masih sangat muda?" Tanya Betrand.
"18 tahun tuan." Balas Mina lirih.
"Whatt! Kau tidak baca persyaratannya ya? Pekerjaan ini di peruntukan untuk wanita berusia 35 tahun ke atas!" Pekik Betrand sembari menunjukan selembar kertas berisi persyaratan yang harus dipenuhi para pelamar.
"Maaf tuan, tapi saya sangat butuh pekerjaan ini untuk menghidupi anak saya yang baru berusia 2 bulan." Ucap Mina dengan wajah yang memelas.
"Saya bisa jadi ibu pengganti dengan memberi ASI saya pada bayi anda tuan, ASI saya sangat lancar." Ucap Mina. Mendengar ucapan Mina spontan saja Roy menatap ke arah dua gundukan kembar milik Mina yang terlihat padat dan menantang.
"Glek!" Roy menelan Salivanya dengan susah payah kala melihat 2 pemandangan indah itu.
"Kenapa kau ingin bekerja untuk menghidupi bayimu? Memangnya dimana suamimu?" Roy menatap iba pada wanita muda di hadapannya, sekaligus salut akan tekat Mina yang mau bekerja demi menghidupi sang buah hati. Tidak seperti ketiga mantan istrinya yang hanya bisa menguras isi rekeningnya saja.
"S-suami saya---" Mina tampak ragu, bingung mau menjawab apa.
Belum sempat Mina menjawab, terdengar suara ribut-ribut dari arah luar. Seorang pria lengkap dengan jaket ojek onlinenya memaksa masuk ke dalam penthouse, walaupun anak buah Betrand sudah mencoba menghadangnya.
"Mina? Apa yang kau lakukan di sini?" Teriak pria itu menatap tajam ke arah Mina. Sedangkan Mina hanya bisa menundukan kepalanya saja.
"Siapa kau? Berani sekali membuat gaduh di tempat ini?" Tanya Roy seolah pasang badan untuk melindungi tuan Betrand. Padahal pria berjaket ojek online itu sudah tak berdaya di tangan anak buah Betrand.
"Saya Surya, suaminya Mina tuan. Saya datang ke sini untuk menjemput istri saya karna anak kami terus menangis mencari ibunya." Ucap Pria yang wajahnya sudah babak belur karna dihajar anak buah Betrand.
"Mina, ayo kita pulang!" Surya membujuk sang istri.
"Tidak mau bang! Aku mau bekerja di sini saja supaya aku bisa cepat kaya, jadi tidak harus numpang di rumah mertua terus." Cicit Mina.
"Sayang sabarlah sebentar lagi, setelah tabungan abang cukup, abang janji akan segera memberikan rumah untukmu." Bujuk pria itu.
"Tidak mau!" Kekeh Mina.
"Kau pulanglah dan rawat bayimu di rumah. Aku tidak akan membiarkan bayiku di rawat oleh seorang ibu yang tega menelantarkan anaknya sendiri." Ucap Betrand dengan gerakan tangan seakan mengusir wanita itu.
"Tuan, saya mohon berikan saya kesempatan untuk bekerja di sini!" Mohon Mina sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Kau kemarilah!" Betrand memanggil Surya agar mendekat ke arahnya.
Anak buah Betrand melepaskan cengkramannya dari tangan pria itu, kemudian Surya berjalan tertatih menuju arah tuan Betrand.
"Iya tuan." Ucap Surya lirih. Wajah Betrand yang berkarisma membuat siapapun akan segan ketika berhadapan dengan pria tampan itu.
"Ambil cek ini, gunakan untuk mengobati lukamu! Sisanya gunakanlah untuk membeli rumah untuk istrimu." Betrand memberikan selembar cek pada pria itu.
"T-terima kasih tuan." Ucap Pria itu kegirangan apalagi setelah melihat nominal yang tertera di atas cek itu yang angka depannya berjumlah tiga digit.
"Pergilah dan bawa istrimu juga!" Titah Betrand, pria itupun mengangguk patuh.
"Sayang, ayo kita pulang." Surya menarik lengan istrinya, kemudian mereka berjalan meninggalkan penthouse mewah milik tuan Betrand.
"Anda seperti malaikat tuan." Roy menatap kagum pada Betrand.
"Jangan menatapku seperti itu Roy! menjijikan!" Betrand merasa geli dengan tatapan Roy.
"Next!" Betrand memanggil pelamar selanjutnya.
Waktu terus bergulir, pelamar demi pelamar telah selesai di tes semua. Namun dari sekian banyaknya orang yang mencoba peruntungannya untuk melamar pekerjaan menjadi baby sitter baby Anzela, tak ada satupun yang sesuai dengan harapan Betrand.
"Huhf!" Betrand memijat kepalanya yang terasa berat, pikirannya semakin kacau apalagi setelah mendengar tangisan baby Anzela semakin menjadi.
"Selamat siang tuan." Ucap Ririn sembari menunduk hormat pada Betrand.
"Rin? Kau datang? Apa ibumu sudah sembuh?" Tanya Betrand begitu melihat asisten pribadi sang istri.
Selama 2 minggu ini Ririn mengajukan cuti dengan alasan untuk merawat ibunya yang baru keluar dari rumah sakit. Padahal Betrand sudah memberikan tugas baru untuk Ririn setelah Vania pergi. Yaitu menjadi bodyguard untuk baby Anzela.
"Sudah tuan, ibuku sudah sembuh berkat bantuan tuan. Beliau menitipkan salam untuk anda." Ucap Ririn.
"Rin, kau datang dengan siapa?" Tanya Roy sembari menatap wanita asing yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Aku datang dengan sepupuku tuan, kalau boleh dia ingin melamar pekerjaan menjadi baby Sitter sekaligus ibu pengganti untuk baby Anzela." Ucap Ririn sembari menahan gugupnya.
"Semoga tuan Betrand tidak mengenali nyonya Vania." Harap Ririn dalam hati.
"Lisa, kemarilah!" Ririn memanggil Vania yang sedari tadi berdiri di ambang pintu dengan perasaannya yang tak karuan.
"S-selamat siang tuan." Cicit Vania sembari menundukan kepalanya. Vania tak berani menatap mata Betrand.
"Siapa namamu?" Tanya Betrand.
"L-lisa, Lisa Khairunisa." Jawab Vania asal.
"Angkat wajahmu? Kenapa kau terus menundukan wajahmu saat bicara denganku?" Tanya Betrand sembari menatap intens ke arah Vania.
Dengan terpaksa Vania mengangkat wajahnya dengan perlahan, hingga tatapan matanya bertemu dengan tatapan tajam pria bermata biru itu.
"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Tanya Betrand penuh selidik.
Deg!
"Apa kak Betrand mengenaliku?" Batin Vania dengan jantungnya yang berdebar kecang.
Bersambung.
gitu amat sikapnya 😡😡
Gak sabar nunggu moment itu terkuak 👍🤗