Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.Mual
"Gue balik ke apartemen dulu.Jangan lupa pulang.Arsha butuh Lo,"ujar Elan bangkit dari duduknya.
"Hm..,"jawab Dion dengan deheman pelan.
Dion menghembuskan nafas beratnya,ucapan Elvan tadi kembali terngiang di telinganya.Bagaimana jika benar Nisa hamil anaknya bukankah ini sudah satu bulan semenjak malam itu.Kenapa ya dia tidak kepikiran kesana?.
Dion menutup laptopnya dan ia akan pulang siang ini.Pekerjaannya tidak begitu banyak dan bisa handel oleh Yudi asisten sekaligus sekertaris kepercayaannya.
Dion keluar dari ruangan bersamaan dengan Yudi yang akan memasuki ruangannya.Pria itu menghentikan langkahnya."Ada apa Yudi?,"tanya Dion melirik jam tangannya.
"Maaf Tuan saya hanya ingin menyampaikan jika di Mansion Tuan muda demam tinggi.Nyonya meminta saya untuk menghubungi anda Tuan,"jawab Yudi.
"Saya akan pulang.Kamu hubungi dokter Ricardo minta dia mengirimkan dokter anak ke Mansion,"ujar Dion langsung pergi begitu gitu saja tanpa mendengarkan jawaban Yudi.
Arsha memang bukan darah dagingnya tapi ia terlanjur menyanyanginya.Ia akui satu bulan ini ia tidak pernah lagi menemui Arsha di kamarnya tapi ia tetap memantau Arsha melalui kemera pengawas yang ada di kamar Arsha yang terhubung dengan laptopnya.
Dion memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.Ia begitu mencemaskan sang putra,Dion sudah berjanji pada dirinya tidak akan merubah apapun.Arsha akan tetap menjadi anaknya sampai kapanpun.
Dion sampai di Mansion bersamaan dengan Dokter yang juga keluar dari mobilnya.Ia dan Dokter langsung menuju kamar Arsha yang berada di lantai dua Mansion.
Di kamar Arsha terlihat Nisa mencoba menenangkan Arsha yang terus saja menangis.
"Mas...Arsha--
"Kamu tidurkan Arsha dulu biar bisa di periksa dokter,"ujar Dion diangguki Nisa lalu menidurkan Arsha di ranjang.
Nisa sungguh kuawatir dengan keadaan Arsha yang tiba-tiba demam tinggi.Padahal sebelumnya Arsha baik baik saja.Wanita itu tak henti-hentinya merapalkan doa untuk kesembuhan Arsha.
Hal itu tak luput dari tatapan Dion yang memerhatikan gerak-gerik Nisa yang terus saja menatap iba Arsha yang sedang diperiksa dokter.
Pria itu sekilas menatap perut rata Nisa yang mungkin saja saat ini sedang mengandung anaknya.Meski ia belum yakin karena ia hanya melakukan dua kali malam itu.Harapan itu bisa saja ada jika kecebong miliknya tokcer.Tapi buktinya Via tidak hamil anaknya meski mereka melakukan berkali-kali tapi malah wanita itu hamil anak Arlan.
Dion tersentak dari lamunannya saat Dokter menyerukan namanya.Pria itu tersenyum tipis lalu menatap Dokter itu.
"Bagaimana keadaan anak saya Dok?,"tanya Dion.
"Hanya demam biasa dan tidak ada yang perlu di kuawatirkan,"ucap Dokter itu dalam bahasa negara itu.
"Syukurlah...,"jawab Dion bernafas lega lalu menghampiri Arsha yang sudah mulai diam.Pria itu langsung menggendong sang anak yang sudah sebulan ini tidak ia gendong.
"Maaf Nyonya ini resep obat yang harus di tebus,"ujar Dokter itu memberikan sebuah kertas kecil berisi resep obat itu pada Nisa.
"I-iya Dokter...,"jawab Nisa.
Dokter itu pamit setelah Dion menstransfer bayaran Dokter itu.Dan Dion juga meminta salah satu pelayan untuk menebus obat untuk Arsha.
Kini tinggallah Dion dan Nisa di kamar Arsha,Dion masih menggendong bayi berusia dua bulan itu.Pria itu menatap wajah Arsha yang semakin hari semakin mirip dengan Via dan juga Arlan.Pria itu menghembuskan nafas beratnya ,melihat wajah Arsha mengingatkannya dengan pengkhianatan yang di lakukan Via dan Arlan.
"Mas...biar Arsha sama aku dulu,"ujar Nisa meminta Arsha dari Dion.
Dion yang teringat akan ucapan Elvan tentang kemungkinan kehamilan Nisa membuat pria itu menggeleng."Biar Arsha bersama saya dulu,saya merindukannya.Oh ya jika obat Arsha sudah datang bawa saja ke kamar saya,"ujar Dion membawa Arsha ke kamarnya.
"Ba-baik,"jawab Nisa yang begitu bingung dengan perubahan sikap Dion padanya yang biasanya selalu ketus padanya kini terlihat biasa saja.
Nisa menggeleng pelan lalu menutup hidungnya saat mencium aroma minyak kayu putih yang membuat perutnya terasa diaduk.Nisa segera pergi meninggalkan kamar Arsha sebelum ia mual.
"Huuffhh...aku ini kenapa sih?,"gumam Nisa saat sudah keluar dari kamar Arsha.
Sementara itu di tanah air Nenek Nisa dan sang Ayah sedang bertamu di rumah Dirgantara.Mereka yang belum tau keberangkatan Nisa dan Dion ke Valencia berniat untuk menemui Arsha.
"Maafkan kami Nyonya kami sendiri tidak tau dimana keberadaan Dion dan Nisa saat ini karena Dion seringkali melakukan perjalanan bisnis.Dion memiliki beberapa perusahaan di Eropa dan Asia tapi saat ini kami tidak tau di negara mana mereka berada karena Dion tidak memberitahukan keberangkatannya pada kami,"ucap Raisa yang merasa tidak enak dengan besannya saat Kamila menanyakan keberadaan Nisa dan Arsha.
"Tidak bisakah anda melacaknya Tuan Dirga?,"tanya Hasbi.
"Dion dan Nisa tidak mengaktifkan ponselnya Pak Hasbi.Hal itu menyulitkan saya untuk melacaknya,"jawab Dirga.
"Dion memang jarang menetap di Indonesia Pak Hasbi.Tapi kami yakin dimana pun mereka berada Nisa dan Arsha pasti baik-baik saja,"ujar Raisa.
"Huffhhh... padahal saya sangat ingin bertemu Arsha,"jawab Kamila.
"Kami pun sama Nyonya,"ujar Raisa.
Dibalik pilar Arlan menguping pembicaraan mereka.Pria itu mengepalkan kedua tangannya karena sampai saat ini ia belum juga menemukan Nisa.
***
Tok tok tok
"Masuk!,"seru Dion dari dalam kamar.
Nisa membuka pintu kamar Dion dengan membawakan obat untuk Arsha.Wanita memberikan obat yang ia bawa pada Dion.
Saat mendekati Arsha,Nisa menahan gejolak perutnya di karena aroma minyak kayu putih yang melekat pada tubuh Arsha.
"Kamu kenapa?,"tanya Dion yang membuka obat untuk Arsha melihat Nisa yang menutupi. hidungnya.
"Bukan apa-apa,"jawab Nisa.
"Kamu yakin?,"tanya Dion menatap Nisa penuh selidik.
"I-ya--
Hoek
"Kamu--
"Aku baik baik saja,mungkin lagi masuk angin saja,"jawab Nisa saat Dion akan mendekatinya.Aroma tubuh Dion makin membuat perutnya makin terasa diaduk.
"A-aku titip Arsha sebentar Mas,"ujar Nisa langsung pergi meninggalkan kamar Dion.
"Dia kenapa?,"batin Dion.
Nisa langsung berlari memasuki kamarnya dan berlari ke kamar mandi.Nisa memuntahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi.
"Huffhhh...mual banget,"lirih Nisa dengan tatapan sayunya.
Kenapa tiba-tiba aku mual dengan aroma minyak kayu putih dan juga aroma parfum Mas Dion?,"batin Nisa menatap pantulan wajahnya yang terlihat pucat di kaca kamar mandi.
Nisa keluar dari kamar mandi lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.Tubuhnya terasa begitu lemas saat ini."Kenapa tiba-tiba Mas Dion tidak lagi bersikap sinis padaku,"batin Nisa.
...****************...
pak Dirga aja belum mau ngubungi Dion, takutnya terjadi pertengkaran sesama anak.
Khan mestinya ditunda dulu ke rumah Vita...
padahal maksudnya, Dion nanyain Arsha ke Emily.
karena otot melupakan tanda koma setelah nama Emily.
kasih kata kata mesra... biar berbunga bunga tu hati istri...
Nisa itu cinta sama Dion, makan Via sengaja kasih wasiat, untuk mempersatukan mereka.
cinta datang dengan sendirinya.