Istri Pengganti

Terimakasih atas dukungannya semuanya😍

Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya biar author tambah semangat nulisnya🍒

.

Pagi harinya, Alin terbangun dan merasakan pusing pada kepalanya. "Aduh, pusing banget kepalaku," gumam Alin dan mulai melihat ke sekeliling kamarnya.

"Mas Axel kemana kok gak ada ya?" tanya Alin pada dirinya sendiri.

Saya tengah berusaha menyadarkan dirinya, tiba-tiba Alin teringat kejadian semalam dimana ia menarik tangan Axel hingga Axel jatuh di hadapannya dan hidung mereka bergesekan setelah itu Alin tidak mengingat apapun lagi.

"Mampus, aku udah ngapain aja kemarin. Aku juga kenapa kok bisa gak sadar kayak gitu," lanjut Alin.

Saat tengah bergelut dengan pikirannya tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan Axel yang membawa nampan berisi makanan.

"Saya bawa sup biar efek alkoholnya hilang," ucap Axel.

"Kemarin Alin mabuk, Mas?" tanya Alin.

"Menurut kamu?" tanya Axel.

"Maaf, Alin gak tau kalau yang Alin minum kemarin itu alkohol, Alin kira itu air mineral biasa," ucap Alin yang merasa bersalah karena kecerobohannya.

"Semuanya sudah terjadi, untuk lain kali jangan lakukan itu lagi. Kamu hampir membahayakan diri kamu dan juga bayi kita," ucap Axel.

Alin pun tersadar dan langsung memegang perutnya, "Maafin Ibu," gumam Alin.

"Sudahlah, sekarang makan ini biar lebih mendingan," ucap Axel dan Alin pun melahap habis sup tersebut dan memang kondisinya lebih baik dari sebelumnya.

"Mau lagi?" tanya Axel saat melihat Alin yang begitu lahap.

"Udah kenyang, Mas," ucap Alin dan diangguki Axel.

Namun, baru saja Axel mengambil piring tersebut tiba-tiba Alin berkati ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang ada dalam perutnya.

Axel pun dengan sigap memijat tengkuk Alin agar sang istri merasa lebih baik, "Mas Axel keluar aja, Mas Axel pasti jijik lihat muntahan Alin," ucap Alin lemah.

"Untuk sekarang jangan pikirkan itu," ucap Axel dan membantu membersihkan Alin.

Setelah membersihkan Alin, Axel pun mengganti baju Alin dan merebahkan tubuh Alin di ranjang, Alin yang begitu lemah pun hanya diam. Ia sebenarnya malu, tapi ia tidak bisa menolaknya hingga ia sudah istirahat di ranjang dengan Axel yanga menggenggam tangannya.

"Kamu tau kan kenapa Ibu hamil gak boleh minum alkohol?" tanya Axel dan diangguki Alin.

"Kemarin pertama kalinya Alin minum-minuman itu, Alin bener-bener gak tau Mas hiks hiks," ucap Alin dan menangis jika mengingatnya.

"Udah, saya gak mempermasalahkannya. Saya hanya mengingatkan saja, saya ambil makanan lagi," ucap Axel.

Baru saja Axel berdiri, Alin sudah menahan tangannya. "Ada apa?" tanya Axel.

"Alin gak pengen makan apa-apa," ucap Alin.

"Tapi, kamu baru aja muntah dan perut kamu kosong lagi," ucap Axel.

"Tapi, Alin takut muntah lagi. Alin istirahat aja ya," ucap Alin.

"Yaudah, saya temani kamu," ucap Axel dan berbaring di samping Alin.

Tak lupa, Axel juga memeluk Alin dan menepuk-nepuk pelan punggung Alin agar sang istri lebih tenang.

Hingga beberapa saat kemudian, terdengar dengkuran halus dari sang istri, Axel pun menyingkir agar Alin bisa beristirahat lebih leluasa. "Sayang, jangan bikin Mama capek ya," gumam Axel di depan perut Alin dan mengecup perut tersebut.

Setelah itu, Axel pun menuju balkon kamar yang langsung berhadapan dengan kaut lepas.

^^^Ada dia sudah sadar?^^^

Dia udah sadar, tapi ya gitu kondisinya masih lumayan memprihatinkan.

^^^Sepertinya Papa udah curiga.^^^

Om Abraham?

^^^Iya, lo bisa kan sembunyikan ini dulu dari Papa, setelah gue pulang kita bilang ke Papa.^^^

gampang kalau itu, Om Abraham gak akan bisa tau soal Henry.

^^^Bagus, gue juga minta tolong buat perusahaan keluarga Nadia bermasalah sama pajak.^^^

Lo mau buat perusahaan keluarganya Nadia bangkrut?

^^^Menurut lo?^^^

Wah, gue gak bisa berkata-kata lagi. Btw gimana keadaan lo sama Alin disana?

^^^Ya gak gimana-gimana.^^^

Inget loh ya, lo jangan main tancap gas aja, Alin lagi hamil jangan banyak-banyak kalau mau main.

^^^Berisik.^^^

Setelah itu, Axel pun memutuskan sambungan telepon tersebut dan kembali masuk ke dalam.

.

Empat hari sudah mereka honeymoon dan ini adalah hari terakhir, "Mas dimana baju warna abu-abu yang kemarin mas pakai?" tanya Alin.

"Kayaknya di koper deh," ucap Axel yang masih setia di balkon.

"Huh, kok taruh di koper sih, kan baju kotor harus di pisah sama baju-baju yang masih bersih," gumam Alin dan sayangnya masih dapat di dengar Axel.

Axel pun masuk ke dalam kamar, "Kenapa sih?" tanya Axel.

"Gak kenapa-kenapa," ucap Alin dan kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersih bajunya karena besok mereka harus pulang.

"Apa kita tambah aja ya liburan kita disini?" tanya Axel.

"Jangan Mas," ucap Alin.

"Kenapa jangan?" tanya Axel.

"Kita udah lama banget loh liburannya, kalau kita nambah liburannya kasihan perusahaan Mas Axel," ucap Alin.

"Saya kan bosnya," ucap Axel.

"Iya, tau. Tapi, kan masa liburannya lama banget," ucap Alin.

"Yaudah iya, tapi ada yang aneh gak sih sama liburan kita ini?" tanya Axel.

"Aneh? Aneh gimana?" tanya Alin.

Axel hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Axel, ia justru mendekatkan wajahnya pada wajah Alin dan mengecup bibir Alin secara bertubi-tubi lalu mel*mat bibir yang sudah basah karena ulahnya itu.

cukup lama pergulatan lidah tersebut hingga Alin pun menepuk dada bidang Axel dan Axel segera menghentikan aksinya lalu mengusap bibir Alin yang masih basah.

"Ma-mas Axel mau bunuh Alin ya," ucap Alin yang hampir kehabisan nafas lantaran aksi Axel.

Axel sendiri hanya tersenyum lalu kembali mengecup bibir Alin, "Boleh?" tanya Axel.

"Boleh apa?" tanya Alin yang masih belum mengerti maksud Axel.

"Yang dilakukan suami istri kalau lagi honeymoon," ucap Axel.

Alin yang mendengarnya pun cukup terkejut, ia baru mengerti apa yang dimaksud Axel. "Ta-tapi, Alin lagi hamil," ucap Alin.

"Saya kan pelan-pelan," bisik Axel.

Dengan ragu, Alin pun menganggukkan kepalanya dan tanpa basa basi Axel langsung melakukan aksinya.

Meskipun Axel pernah melakukan ini sebelumnya dengan Alin, tapi kegiatan kali ini berbeda lantaran Axel sadar dan Axel bisa merasakan bagaimana kegiatan panas mereka berdua.

tentunya dengan Axel yang melakukannya secara pelan-pelan agar Alin tidak merasa sakit.

Cukup lama pergulatan tersebut, hingga saya Axel melihat bagaimana Alin yang kelelahan langsung menyudahi aksinya dan merebahkan tubuhnya disamping sang istri.

"Kenapa udahan Mas?" tanya Alin lemah.

"Besok kita harus berangkat pagi, kita akan melakukannya saat di rumah. Sekarang kamu tidur," ucap Axel dan Alin hanya menganggukkan kepalanya lantaran ia sangat lelah.

.

.

.

Tbc.