NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:67.6M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TMT bukan TTM

Mengenal Anjar itu seperti melihat buku yang terbuka, ia jarang menyembunyikan perasaan dan pikirannya, terkadang terlalu terbuka sampai akhirnya memusingkan yang membuka buku karena susah ditutup lagi.

Seperti siang ini saat mereka tengah istirahat makan siang, Anjar mengajak Bulan untuk makan keluar, sesuatu hal yang jarang dilakukan oleh Bulan karena malas merasakan panasnya Jakarta dan Afi juga suka malas makan diluar.

“Ayolah kita makan diluar… dukun beranak yang suka sama kamu kan lagi ngeaudit di luar jadi kamu bisa bebas” Anjar mencoba membujuk Bulan, Marissa dan Kevin juga sedang rapat di luar kantor dengan klien.

“Enaknya aja nyebut si Afi dukun beranak, ngambek ntar dia” Bulan melengos, Afi memang suka tampil apa adanya, kacamata besar dan jarang memakai makeup. Dulu saat Bulan belum di make over oleh Marissa tampilan mereka 11 12, tapi karena tuntutan tempat kerja akhirnya Bulan menyesuaikan diri. Memakai blus dengan warna pastel dipadukan dengan rok klok atau span membuatnya terlihat feminim.

Rambutnya diberikan warna pada beberapa bagian, istilah anak sekarang di ombre tapi masih dalam warna yang aman, ia tidak mau diprotes oleh Bapak kalau rambutnya berwarna warni seperti Sule. Itupun sebetulnya tidak ketara karena ia sering mengikat dengan sedikit untaian kepang kiri dan kanan dan menyatukan dengan bagian rambutnya yang lain. Lebih rapi dan terasa lebih profesional pikirnya, rambut kalau diurai-urai lebih cocok kalau untuk main. Beda dengan Marissa yang senang tampil dengan tampilan rambut blow dryer yang berombak membuatnya terlihat seperti selebritas.

“Ayolah plis temenin aku, pengen makan soto kudus nih… pakai motor gak akan lama kok Bin”Anjar masih suka memanggilnya dengan panggilan Bintang. Bulan menarik nafas, laki-laki ini kalau sudah ada maunya suka merengek dan mengejarnya terus terkadang mengesalkan.

“Ya udah ayok… berisik kamu tuh… pake helm tapinya yang full face nutupin muka” protes Bulan, sia-sia nanti pake anti aging kalau kena sinar matahari. Walaupun pakai sunblock tetap aja polusi dan matahari Jakarta vanasnya gak ketulungan sekarang.

“Okeh dijamin kamu bakalan ketagihan say…” Anjar memang sangat mengobral ungkapan sayang pada siapa orang, kecuali Pak Kevin, takut kena tatapan laser katanya.

“Pegangan dong say… nanti jatuh lagi, lagian gw kan bukan ojeg online” Anjar memprotes saat Bulan memegang bagian belakang motor.

“Bukan muhrim…” jawab Bulan pendek. Anjar langsung nyengir usil, di gasnya motor dengan cepat.

“Anjaaay… kamu iseng pisan” Bulan memukul Anjar di helm, ia kemudian memegang jaket Anjar. Posisi duduknya yang miring karena memakai rok menyulitkannya untuk duduk dengan nyaman.

“Lain kali kalau mau ngajak makan diluar liat kostum aku” gerutu Bulan…

“Hahhhhh….” Anjar memundurkan kepalanya, langsung ia terantuk pada helm Bulan.

“Aduuh sakit Anjay… kamu kalau ngajak aku keluar musti lagi pake celana panjang” teriak Bulan. Anjar tertawa…

“Bagus lagi ngadem banyak angin” jawabnya tidak jelas. Bulan menggelengkan kepala, ah ini sih gak akan beres kaya ngobrol sama Bapak pikirnya.

Ternyata warung soto Kudus memang terlihat laris manis, banyak pengunjung. Bertempat di garasi yang luas, kebanyakan yang beli adalah pegawai kantoran.

“Bin… sebelah sini” Anjar menarik Bulan kearah pojokan ada dia tempat duduk tersisa.

“Sabar atuh… kamu tuh main tarik-tarik aja, sana pesan.. Aku ngamanin tempat” Bulan mendorong Anjar untuk memesan makanan.

“Pake nasi gak?” tanyanya, Bulan langsung melotot

“Udah ngajak jauh-jauh aku gak dikasih nasi… ntar masuk angin pas naik motornya” Bulan langsung nyemprot.

“Ahahahahah… kali aja mau diet biar ga tambah bohay” jawab Anjar sambil nyengir. Bulan langsung mengerutkan dahi… bohay.. Dia memangnya keliatan gemuk. Susah juga gak ada kaca disini, akh peduli amat… mulut ember didengerin pikir Bulan sambil berjalan ke arah bangku yang berjejer yang ditunjuk oleh Anjar, tapi ternyata bangku itu dipenuhi laki-laki semua dan sebagian sedang merokok. Bulan berhenti, kalau ia duduk disana walaupun di pinggir rasanya tidak nyaman.

“Kosong mbak sini…” terdengar suara laki-laki yang melihatnya ragu. Ia melirik ke arah mereka lagi dan langsung menclos…. Tadi ia tidak melihatnya, disamping laki-laki yang memanggilnya ada sepasang mata yang menatapnya tajam … Juno.

Sudah tiga hari semenjak pertengkaran mereka, tidak pernah ada komunikasi apa pun. Ia tidak ingin memulai, dan Juno pun tidak mengirimkan pesan. Bulan sudah merasakan kalau hubungannya sudah diujung tanduk, dan sekarang ia seperti terpergok pergi keluar dengan laki-laki lain.

Bingung harus bagaimana ia hanya berdiri termenung.

“Katanya mau ngamanin tempat malah fashion show disini” Anjar mendorongnya maju untuk duduk di tempat dekat Juno dan temannya. Bulan bingung dia harus bagaimana, mau menyapa masih gengsi tapi kalau tidak menyapa aneh jadinya.

Sialnya Anjar duduk di sebelah temannya Juno sehingga Bulan harus duduk diseberangnya dan itu berarti ada dibawah tatapan Juno. Ah… peduli amat, kalau dia gak nanya aku juga gak akan nanya.

“Kamu tuh jangan kebanyakan diem di kantor Bin.. nanti kurang bisa bernafas, lama-lama membosankan” dengan sok iyeh Anjar menasehati. Bulan hanya mengangkat dahinya dan mengambil kerupuk yang ada di meja. Ia baru tahu kalau Juno suka merokok, ternyata laki-laki itu mengajaknya adu kekuatan, tidak ada tanda-tanda akan menyapa pikir Bulan. Its OK … kita buktikan siapa yang kuat.

“Kamu kebanyakan keluar jadi susah dipegang” balas Bulan, daripada menunggu di sapa mendingan ngobrol sama yang jelas-jelas ngajak ngomong.

“Aku itu tipe Senguin, orangnya senang keluar bergaul bertemu dengan orang lain… memberikan energi positif..bagi alam semesta” Anjar mengambil kerupuk di tangan Bulan.

“Ambil sendiri napa?” Bulan mengambil kembali kerupuknya.

“Jangan kebanyakan makan kerupuk ntar pas dikasih soto jadi ngembang di perut” diambilnya kembali kerupuk di tangan Bulan, untunglah perselisihan kerupuk diakhiri dengan kedatangan soto.

Bulan tidak pernah melirik sedikitpun ke arah Juno, ia khawatir kalau Juno sedang menatapnya, bingung harus bersikap apa. Anjar menuangkan nasi ke mangkuk sotonya, Bulan langsung terbelalak.

“Dikuah lu…” melihat soto jadi menggunung karena ditambah nasi.

“Tim nasi dipisah atau nasi diaduk” tanya Anjar sambil menuang kecap dan sambal. Bulan menggelengkan kepala aneh-aneh saja pikirnya ada tim nasi dipisah atau diaduk segala.

“Dipisah lah biar masih berbentuk” jawabnya cepat, ternyata memang kuah sotonya enak.

“Beneran enak Njay…” ia langsung nyengir bahagia. Ternyata memilih bahagia itu sederhana cukup dengan tidak memperdulikan mata yang menatap tajam dan menikmati soto yang mengepul panas.

“Naah kamu tuh tipe Plegmatis dan Melankolis.... Gak suka cari ribut, senang membantu sana sini, pengen semua bahagia…” Anjar tidak pernah bisa berhenti bicara walaupun sedang makan.

“Hmmm… trus” soto ini benar-benar enak pikir Bulan.

“Makanya sejak ada kamu di kantor, semua kerjaan langsung lancar jaya, apalagi kalau kamu bisa bikin kopi tiap pagi… beuh dijamin happy ending till the end of the time” Anjar terus saja bercuap-cuap tanpa menyadari kalau Bulan sudah mulai jengah, khawatir kalau Anjar membicarakan Kevin dan Marissa.

"Itu sih indikator jadi pembantu umum .. bantu sana sini ... enak di lu gak enak di gw" tungkas Bulan

“Dah ah jangan ngomongin kantor ntar keselek” lanjutnya.

“Jangan khawatir Aak sudah siapkan air bersaliva” Anjar menyodorkan air minumnya, Bulan langsung menungkas

“Apaan sih… eeehhh itu nasi gw kok diembat” mata Bulan langsung melotot melihat sisa nasi dipiringnya di ambil Anjar.

“Kamu jangan kebanyakan nasi… nanti makin bohay… bahaya nanti bikin gagal fokus Pak Kevin” dengan tenang Anjar menuangkan nasi milik Bulan ke mangkuk sotonya, kuah sotonya memang banyak.

Bulan melihat pergerakan orang yang duduk diseberang sisi Anjar, mereka rupanya sudah selesai. Hufft syukurlah pikir Bulan ia bisa menghabiskan makan dengan tenang. Sampai pulangpun Juno tetap tidak menyapanya. Gaaaak peduliii pikir Bulan, ia menarik nafas panjang.

“Napa sih lu… dari tadi ngeliatin soto kaya yang takut abis aja” Anjar merasa heran, karena Bulan sangat fokus makannya.

“Tadi yang duduk sebelah kamu itu tunangan gw…” Bulan langsung nyengir… kalau dipikir-pikir sekarang lucu juga.

“Uhuuuukk…..uhuuukk….” sekarang giliran biawak yang keselek. Langsung mengambil air mineral milik Bulan ….

“Ehhhhh…. “ percuma sudah keburu mendarat ditegak oleh Anjar.

“Hadehhhh.... Kaya kena kutukan.. Gw keselek pas barengan sama kamu” Anjar menegak habis minuman Bulan yang hanya bisa pasrah.

“Kenapa gak dikenalin tadi…. Aduuuh gw tadi ngomong lu bohay lagi… adasdakdjajkdaklsdj bisa-bisa ntar dihajar” Anjar menepuk kepalanya.

“Bagus… biarin aja, manusia purba kaya dia emang musti dibikin msdaljdakjsdjalkdja… gak bisa ngomong jelasin masalah… bisanya cuma ngegambar”

“Udah yuk… ntar kelamaan lagi, musti nyiapin bahan paparan rapat besok Pak Kevin” Bulan beranjak dari bangku.

“Bayarnya disana?” ia melihat ada perempuan yang duduk dekat pintu gerbang luar di meja, yang ditata seperti kasir darurat, Anjar mengangguk.

“Cieee gw ditraktir… hihihihi” Anjar langsung nyengir senang.

“Iyaa… itung-itung bayar gojek…” ejeknya sambil berjalan mendekati kasir.

“Mba  nasi soto 2, sama kerupuk 1 dan air mineral 2” jelas Bulan.

“Owh sudah dibayar mbak sama Masnya tadi” kasir tersenyum manis. Bulan terhenyak, rupanya Juno membayarkan makan siangnya.

“Ayoo… Kenapa kemahalan?” Anjar tertawa lebar melihat Bulan yang termenung.

“Gak tau ...udah dibayarin sama laki gw” Bulan cemberut antara senang, kesal dan malu bercampur menjadi satu.

“Haaah….. Hahahahha tau dibayarin tadi gw minta ekstra ayam” dasar manusia gak tau malu pikir Bulan melihat Anjar yang tertawa-tawa.

Bulan mengikuti dengan pikiran bingung, musti gimana nanti. Bilang makasih, tapi males rasanya mengirim pesan lebih dulu. Gak bilang makasih takut nanti perutnya kena kutukan diare lagi kan lebih parah pikirnya.

Berjalan mengikuti Anjar sambil berpikir, tidak sadar ada orang menghampirinya di belakang.

“Pulang ke kantor sama aku… suruh teman kamu pulang sendiri” suara Juno di belakang mengagetkan Bulan.

“Astagfirullah….” Bulan melonjak hampir saja menabrak Anjar di depannya.

Anjar yang mendengar Bulan berteriak melihat kebelakang, dan melihat Juno dengan muka yang dingin mendekat dan menatap mereka berdua tajam.

“Beuuuuh kaget…. Bener aja gw di hadang… Sorry Mas… gak ada apa-apa kok… cuma TMT bukan TTM” teriak Anjar pada Juno berjalan pergi lebih dahulu  tidak mempedulikan dirinya.

“Apaan TMT?” Bulan melongo

“Teman Makan Teman” jelas Anjar nyengir… Bulan langsung cemberut

“Selamat disidang yah Say… kalau lu dipecat sama dia jangan khawatir masih ada Aak Anjar setia menantimu di belokan” teriaknya pada Bulan yang hanya bisa melengos dan berjalan mengikuti Juno jauh di belakangnya.

Ini sih alamat kalah set … ketauan makan bareng sama laki-laki, boncengan berdua dan gak lapor dulu, pikir Bulan. Padahal kalau mengingat posisi terakhir berpisah, ia sebetulnya memiliki nilai tawar yang lebih. Hufftt…. nasib-nasib.

 

 

 

 

1
Enok Mutmainah
jangkan teteh bulan aku juga enek sama Juned ya belanja aja Jung pergi gegeten aku
Fatimah
sudah bolak balik baca ..tp klo di bab ini pasti mewek/Cry/
IROH ROHAYATI
sudah baca yg keberapa kali ini,ttp aza nangis,bu shanti bikin lagi dong cerita nya,suka pisan karya nya
Umi Fauzan
th shanti kangen ama cerita baru dr th shanti.... sampai baca ny di ulang ulang /Sob//Sob//Sob/
Yuni Santoso
masih berharap lihat episode bulan lahiran😭masih blm bisa move on dri sini😭😭berharap masih ada lnjutan
Atik Atim
hari ini 26 mei 2025 ke empat kalinya saya tamat baca ulang novel ini.... terimakasih teh shanty... setiap kata yang tertulis mengalir dengan. senyum...berkaca kaca Haru dan derai air mata yang mengalir tapi tak pernah bisabosan bener bener penulis yang hebat......sekamat ya mbak di tunggu selalu novel lainnya dsini.... love you sekebon👌❤
Mulyati Mulyati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Tish Yulis
aku sudah baca novel ini berpuluh2 kali ga bosan 2 🥰🥰🥰
erlina mardiyanti
bagus, sederhana, runtut...
valent
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
walaupun udah baca berulang ,tetap saja masih ngakak
astaganaga wkwkwkwkwkwkwkwk
pacarnya Habil😍😜
wowww junedd nakal jg yaaa😅😅
valent
baca untuk yg ke sekian kali , tau dah udah berapa kali saking di ulang mulu /Drool//Drool//Drool/, ditengah kegabutan krn nyari2 novel ngga ada yg cocok , semakin lama knp di aplikasi ini ceritanya aneh2 & hampir sama semua cetitanya ya , apa aku aja ya yg ngerasa begitu ?
Dewi Indriyani
belum bisa move on dari novel yang seperti ini... keren bangetttt rekomendasi dong novel yang begini lagi
Rina Suryati
kalau bagian sini pasti aku nangis teross 😭😭
Fatimah
betul..saya udah baca ber x x ga bosen
Rina Suryati
ini aku baca udah ada kali ke lima kalinya hayu atuh teh iraha novel nu anyar na dongkap di antos pisan ku urang Bogor 🥰🥰🥰
Tuti Rusnadi
Padahal sudah baca ke-3 kalinya, tapi masih bisa ketawa-tawa, senyum-senyum, sedih sampai ikut nangis....Kak Shanty memang luar biasa.
Tetap terus berkarya ya Kak... ditunggu karya berikutnya..../Kiss/
Piliyanti
bagus saya suka sekali
Your Medicine
anjar BESTie bangetttt
Ulil Baba
mungkin gk ya kita dapat kejutan surprise notif dari bunda shanty,,ini looohh ada karya baru ada cerita baru yang baru keluar dari oven masih anget anget nya,,ini udah baca 4x Sampek apal 😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!