Setelah melalui malam panas bersama dengan seorang pria yang dia sewa, Zhia tiba-tiba hamil. Zhia melahirkan sepasang anak kembar yang sangat genius. Tapi dia tidak pernah menyangka pria yang dia sewa dulu adalah seorang Ceo dari perusahaan terbesar didunia bahkan seorang ketua Mafia! Rayden Cano Xavier, Ceo tampan yang memiliki sifat dingin, arogan dan sangat kejam.
Hay, kak!😄😄😄
Novel ini masih On Going 'yah, kak! Dan akan Update 1 Bab/hari.
Jadi, mohon dukungannya 'yah!🙏🙏😄
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga 'yah! Biar semakin bersinar novelnya!😘
Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon/Mangatoon saja. Yang ada ditempat lain itu semua plagiat. Jadi, mohon dukungan untuk novel orisinilku ini 'yah!😉
Dan jangan Lupa berikan ❤💕💖 untuk Author tersayang kalian ini!😘😘😘
Tambahkan ke rak novel favorit kalian 'yah! supaya tidak ketinggalan kisah seru Double L!😉
Terima kasil All!😉😘😚😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ukuranmu Berubah?
Keesokan paginya, tanpa disangka ternyata si kembar yang bangun terlebih dahulu dari Papah dan Mamahnya.
Hari mereka pasti akan sangat cerah, karena begitu membuka mata mereka sudah melihat sebuah pemandangan yang sangat indah.
Dimana mereka melihat papah dan mamahnya sedang tidur sambal saling berpelukkan satu sama lain.
“Kak, lihatlah! Mamah dan papah sedang berpelukan.” Ujar Lucia pada Luca yang baru saja bangun.
“Husst, jangan berisik nanti kita malah membangunkan mereka!” sahut Luca yang meminta Lucia untuk bicara dengan pelan saja.
“Ayo, kembali ke kamar kita saja. Biarkan mamah dan papah melanjutkan tidurnya.”
Luca pun kemudian mengajak Lucia untuk meninggalkan kamar mamahnya agar mereka juga bisa bersiap untuk pergi kesekolah.
“Tunggu dulu, Kak! Ayo, kita ambil gambar mamah dan papah dulu?” ujar Lucia yang muncul sebuah ide cemerlang diotak kecilnya.
Kemudian Lucia mengambil ponsel milik papahnya yang tergeletak diatas laci.
“Kak, pakai ponsel milik papah saja. Ini! Tapi ada kata sandinya, gimana dong!” ujar Lucia yang tidak bisa membuka ponsel papahnya karena terkunci oleh kata sandi yang dibuat Rayden.
“Sini, biar kakak saja yang membukanya!”
Luca pun langsung mengambil alih ponselnya, tidak sampai 5 menit dia sudah membuka ponsel itu.
“Ini, sudah terbuka!”
Luca pun kembali menyerahkan ponselnya pada sang adik.
“Kakak memang yang terbaik!”
Puji Lucia, dia pun mulai mencari sudut yang bagus untuk mengambil gambar papah dan mamahnya.
Ceklekkk,………Ceklekkk,………Ceklekkkk,………………
Lucia berhasil mengambil beberapa gambar papah dan mamahnya yang masih tertidur. Lucia kemudian meletakkan ponsel papahnya Kembali ketempat yang semula.
Kemudian si kembar, Luca dan Lucia keluar diam-diam dari kamar mamahnya dan masuk kekamar mereka masing-masing untuk bersiap pergi kesekolah.
Zhia mulai terbangun dari tidurnya, dia merasakan tubuhnya seperti tertimpa sesuatu. Karena merasa ada yang aneh, Zhia pun segera membuka kedua matanya.
Bola mata Zhia seketika membulat dengan sempurna saat melihat wajah Rayden yang berada sangat dekat dengan wajahnya, bahkan tangan kekar Rayden melingkar indah dipinggangnya.
“Akhhhhh,….!!!”
Zhia langsung berteriak sekencang-kencangnya, detik berikutnya dia langsung menendang tubuh Rayden hingga terjungkal dari atas kasur.
“Aduh, sakit sekali tubuhku!”
Rayden merintih kesakitan sembari memegangi sikunya yang terasa sangat ngilu.
“Tidak bisakah kau membangunkan diriku dengan caranya yang lebih lembut lagi dari pada ini.” gerutu Rayden sembari mencoba berdiri.
“Hay, apa yang kau lakukan padaku semalam? Kenapa kau bisa berada disampingku bahkan memeluk tubuhku, Hah?” seru Zhia yang berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Memang apa yang bisa terjadi, jika Luca dan Lucia juga tidur dikasur yang sama dengan kita semalam!” ujar Rayden sembari meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku.
“Sudahlah! Aku pinjam kamar mandi milikmu, ‘yah!”
Rayden pun dengan santainya meninggalkan Zhia yang masih shock dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
“Apa yang terjadi semalam? Jelas-jelas aku dan dia tidur ditempat yang berseberangan, tapi bagaimana bisa aku berada didalam pelukkannya saat bangun!” gumam Zhia, otaknya berpikir sangat keras mencoba mengingat kejadian semalam yang dia lewatkan.
“Ouh, iya! Aku lupa harus membuat sarapan untuk Luca dan Lucia!”
Zhia pun akhirnya teringat dengan anak kembarnya yang seperti sudah bersiap-siap sekarang.
Zhia pun bergegas menuju kedapur, karena dia bangun kesiangan. Zhia hanya bisa membuat sandwich dan juga telur mata sapi untuk mereka dan juga untuk bekal makan siangnya si kembar.
“Ting,…..Tong,…..Ting,…..Tong,………..”
Sedang asyik menyiapkan sarapan, tiba-tiba saja terdengar suara bel. Zhia pun terpaksa pergi untuk melihat siapa yang datang pagi-pagi begini.
“Selamat pagi,Nyonya! Saya datang hanya untuk mengantar pakaian untuk Tuan!”
Ternyata Will yang datang sambil membawa pakaian ganti untuk Rayden.
“Masuklah, kau antarkan langsung saja pada orangnya!” ujar Zhia dengan wajah kesalnya, karena pagi-pagi dirinya sudah diganggu oleh boss dan bawahannya itu.
“Tidak, Nyonya! Saya akan menunggu dimobil saja. Jadi bisakah Nyonya memberikan ini pada, Tuan!” pinta Will seakan sedang memohon pada Zhia.
“Baiklah!”
Karena merasa kasihan melihat Will terlihat serba salah, Zhia pun mengambil pakaian Rayden dan langsung menutup pintu rumahnya sebelum Will pergi dari sana.
Zhia pun berjalan menuju kekamarnya, dimana Rayden sedang disana lebih tepatnya didalam kamar mandinya.
Ternyata saat Zhia masuk, Rayden sudah selesai dengan aktivitas mandinya. Dia hanya mengenakan jubah mandi milik Zhia sembari menunggu pakaian yang dikirim Will sampai padanya.
“Kau sudah selesai? Ini pakaianmu, Sekertarismu yang tadi mengirimnya.” Ujar Zhia yang melempar pakaian Rayden begitu saja diatas Kasur. Dia tidak berani melihat wajah Rayden sedikitpun.
“Apakah ini milikmu?” tanya Rayden sambil menenteng sebuah bra berwarna merah muda milik Zhia dan memperlihatkannya pada pemiliknya itu.
“Hayy,….berikan padaku!” seru Zhia yang langsung mendekat pada Rayden untuk mengambil bra miliknya yang sekarang berada ditangan Rayden.
Namun, sebelum Zhia meraihnya. Rayden langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sehingga Zhia tak bisa menggapainya.
Zhia tidak peduli lagi pada Rayden yang dia pedulikan saat ini adalah bra miliknya yang masih berada ditangan pria itu.
“Cepat berikan padaku!” ujar Zhia yang berusaha melompat untuk mendapatkan bra merah mudanya itu.
“Ambil ‘lah kalau kau bisa!”
Rayden tersenyum puas melihat wajah Zhia yang sudah memerah karena malu dan juga kesal padanya.
“Berikan padaku atau akan ku usir kau sekarang juga!”
Kali ini Zhia tidak ingin main-main lagi, dia bisa saja mengusir Rayden saat itu juga.
“Baiklah, ini aku kembalikan padamu!”
Rayden pun memberikan bra itu pada Zhia. Usai mendapatkan branya Kembali, Zhia pun segera menyembunyikannya didalam lemari.
“Punyamu sepertinya semakin membesar ‘yah? Seingatku dulu ukuranya tidak sebesar itu!” ujar Rayden dengan senyuman nakal diwajahnya. Zhia pun langsung manatap Rayden dengan tajam.
Wajahnya sudah benar-benar merah saat itu.
“Apakah karena kau sudah punya anak, makanya semakin membesar?” lanjut Rayden yang terus saja menggoda Zhia.
Kali ini Zhia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia mengambil sebuah bantal yang ada diatas Kasur dan berkali-kali memukulkannya pada Rayden.
“Sialan kau, Ray! Pergi saja sana dari rumahku!” seru Zhia yang mengusir Rayden sembari memukulinya dengan menggunakan bantal.
Rayden terus berlari didalam kamar menghindari pukulan Zhia, dia tertawa dengan lepasnya.
Bersambung...................