NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Captive girl

❤️Happy Reading❤️

.

.

Jason, Johan, dan Willy masih berdiri di depan restoran yang sekarang dipasangi garis polisi, sementara kerumunan masyarakat masih terasa di sekelilingnya.

"Jo, aku yakin apa yang kita alami di vila itu karena efek narkoba yang kita konsumsi, membuat kita berhalusinasi parah," terang Jason, disetujui oleh Johan dan yang lainnya mengangguk.

"Benar-benar mengerikan, setelah makan di sini, aku merasa pusing dan kepalaku terasa berat," tambah Willy, menyatakan pengalaman serupa yang dialaminya.

Pandu menambahkan, "Bahkan ada yang menabrakkan diri di jalan raya dan meninggal setelah makan di sini. Ada juga yang mengalami gangguan jiwa setelah sering makan di sini."

Jason terpaku sejenak, karena alih-alih ingin menikmati liburan yang menyenangkan, ia dan kawan-kawan malah di hadapkan pada situasi yang di luar akal sehat, semua itu jelas gara-gara narkoba yang secara tidak sengaja mereka konsumsi.

Setelah akar permasalahan terungkap, mereka bisa bernafas lega dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Jason melihat Cindy tertidur di sebelahnya saat berada di dalam mobil, ia pun merasa enggan untuk membangunkannya.

"Kasihan dia," pikir Jason, dengan penuh perhatian, ia memutuskan untuk mampir ke sebuah minimarket untuk membeli camilan dan minuman, ditemani oleh Willy yang dengan cepat memilih berbagai macam makanan.

"Jas, kamu yang bayar ya," pinta Willy, tanpa ragu meminta seperti biasa agar Jason yang membayar.

"Hmm... Dasar!" Jason mengeluarkan kartu ATM saat akan melakukan transaksi.

"Totalnya 5 juta 5 ratus ribu rupiah, Pak," ucap kasir laki-laki yang agak kemayu, sebut saja namanya Angga, setelah menjumlah barang belanjaan mereka.

Namun, diam-diam, Angga terus memperhatikan Jason dengan seksama dan tersenyum.

"Ganteng juga," batin pria kemayu tersebut, gerakan matanya disadari oleh Jason.

"Kamu nggak usah ngeliatin saya begitu! Dasar tulang lunak!" gerutu Jason saat menjinjing tas belanjaannya, membuat Angga tertunduk karena tersentak.

Jason kembali ke dalam mobil, berusaha membangunkan Cindy untuk mengisi perutnya.

"Hei, coba makan dulu." ia menawarkan roti isi coklat dan keju serta air mineral.

Cindy menggeleng, tubuhnya menggigil. "Sedang tidak mood makan," jawabnya lirih. Jason panik, memeriksa suhu badan gadis itu dengan punggung tangannya.

"Badan kamu agak panas."

Ia keluar dari mobil lagi, masuk ke mini market untuk membeli obat. Di sana, ia tak terhindar dari Angga.

"Selamat datang kembali, Pak," sambut Angga dengan ramah dan sedikit centil. Jason mendelik ke arah pria kemayu itu, berusaha menghindari tatapan intensnya, lalu mencari obat yang di butuhkan.

"Cari apa, Pak?" tanya Angga penuh perhatian sambil mendekati Jason.

"Diam kamu! Nggak perlu ikut campur, saya bisa cari sendiri," jawab Jason singkat, tidak ingin berlama-lama di mini market karena tatapan Angga semakin mengganggu.

Setelah mendapatkan obat, Jason membayar dan segera keluar dari mini market, kembali ke dalam mobil.

"Makan dulu meski sedikit, lalu minum obat," kata Jason penuh perhatian sambil mengelus puncak kepala Cindy, membuat Willy di belakang iri.

"Iya sayang," seru Willy, berusaha meniru suara wanita.

"Berisik!" bentak Jason, membuat Willy terkekeh.

Mobil pun kembali melaju, dan terjadi obrolan ringan antara Jason dan Willy.

"Will, semalam apa yang kamu lakukan di kamar? Sebaiknya kamu jujur, karena aku bermimpi kamu sedang... Ah, sudahlah," tanya Jason, ngeri membayangkan.

Willy pun ingin menceritakan pengalaman di luar akal sehatnya. "Aku dan Naomi... Kami... Ya begituan," jawab Willy tanpa canggung, membuat bulu kuduk Jason dan Cindy meremang.

"Kalau dipikir-pikir, berarti Bu Dewi, Pak Usep, dan Naomi itu tidak nyata ya? Itu hanya hasil dari imajinasi kita." Cindy yang baru terbangun dari rasa pusingnya mencoba berspekulasi.

"Tapi anehnya, kenapa kita mengalami serempak? Jika itu hasil imajinasi kita, seharusnya memiliki gambaran yang berbeda-beda, tapi kok?" Jason berpikir keras, tetap teguh pada pendiriannya melihat dari sudut pandang medis dan sains.

"Jas, kira-kira narkoba jenis apa yang membuat kita sampai berhalusinasi parah seperti ini?" tanya Willy, ia pada saat itu seperti terombang ambing diantara mimpi dan nyata.

Jason menggeleng. "Eh, gini-gini aku bukan pemakai, kamu cari tahu saja di internet, dasar beloon!" jawab Jason ketus, Willy meraih ponselnya dan mencari tahu lewat internet.

"Nah ini dia... " kata Willy membaca keterangan tersebut secara serius.

"Apa yang di sebutkan di sana?" tanya Jason, Willy pun menjelaskan seperti seorang pakar.

"Menurut informasi di sini, jenis narkoba yang mungkin menyebabkan halusinasi parah seperti yang kita alami bisa saja merupakan psikedelik atau disebut juga sebagai hallusinogen. Zat-zat seperti LSD, psilocybin (yang terdapat dalam jamur psilocybin), atau DMT bisa menghasilkan efek halusinasi yang kuat dan mengganggu persepsi kita terhadap dunia sekitar," jelas Willy sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Jason dan Cindy, mereka pun mengangguk.

"Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa zat adiktif seperti kokain atau amfetamin, jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi, dapat menyebabkan gejala halusinasi. Meskipun tidak sekuat psikedelik, tetapi efeknya bisa cukup mengganggu," lanjut Willy menjelaskan.

Meskipun demikian, diam-diam Jason juga menjalankan bisnis barang terlarang di pulau pribadinya yang terletak di Hawai. Meski ia bukan pengguna, keuntungan dari bisnis tersebut menjadi salah satu sumber kekayaannya.

Jason pura-pura mengangguk saat Willy menjelaskan tentang jenis narkoba yang mungkin mereka konsumsi, karena ia tak ingin mereka mengetahui bahwa ia memiliki keterlibatan dalam dunia kriminal yang sangat berbahaya.

"Ngeri ya," cetus Cindy setelah Willy mengakhiri penjelasannya.

...

Singkat cerita, mereka tiba di Mansion setelah Jason mengantar Willy sampai depan rumahnya yang berada di Penjaringan, Jakarta.

Tempat tinggal Jason sendiri terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Ya, Pantai Indah Kapuk (PIK) sendiri merupakan salah satu daerah di Jakarta, di sana terdapat berbagai kompleks perumahan mewah dengan fasilitas lengkap seperti keamanan 24 jam, klub kebugaran, kolam renang, taman, dan lainnya. Beberapa perumahan elit di PIK terkenal karena desainnya yang modern, lingkungan yang teratur, dan kenyamanan yang ditawarkan.

Saat tiba, Jason memarkir mobilnya di garasi, lalu memangku Cindy saat keluar dari mobil.

"Aduh," keluh Cindy, merasakan pening yang tak tertahankan.

"Gimana liburannya? Pasti menyenangkan," tanya Jessica, yang tengah asyik bertukar pesan dengan Yuji untuk mengatur jadwal pertemuan.

"Kalau diceritain panjang, boro-boro menyenangkan, kami malah mengalami kejadian di luar nalar," tutur Jason seraya memangku Cindy, naik ke lantai 2 menggunakan lift, dan membaringkan tubuh gadis tersebut di atas tempat tidur.

"Gimana, masih pusing?" tanya Jason saat mengelus wajahnya. Cindy mengangguk lemah.

"Aku akan telepon dokter ya," kata Jason, segera meraih ponsel dan menelepon dokter langganannya.

Ia meminta dokter Elis untuk datang ke rumah setelah berbicara panjang lebar mengenai keadaan Cindy.

Gadis itu terus mengerang panjang, tubuhnya menggigil.

"Tenang sayang," ucap Jason, mencoba memberikan pelukan untuk menghangatkan tubuhnya.

Jessica masuk ke dalam kamar mereka dan terkejut melihat keadaan Cindy.

"Cindy sakit, Jas? Astaga, padahal kalian baru saja bersenang-senang," ujarnya panik. Jason mengangguk.

"Aku harap Cindy segera sembuh, karena kami akan segera menikah," kata Jason. Mendengar hal itu, kedua mata Cindy langsung membelalak tajam.

"Apa? Menikah? Apa harus secepat ini?" cecarnya, seakan tak setuju. Jason tersenyum.

"Ya, kita akan segera menikah, dengan atau tanpa persetujuan darimu!" Jason tetap bersikeras ingin memperistri Cindy.

Jessica mendekat dan duduk di tepi ranjang Cindy.

"Cin, kamu termasuk perempuan yang beruntung loh. Banyak perempuan yang berusaha mendekati Jason, tetapi ditolak sama dia," terangnya. Namun, tampaknya Cindy tidak terkesan sama sekali, menganggap bahwa menikah dengan Jason akan menjadi neraka baginya.

"Iya, itu mereka. Tetapi jangan samakan aku dengan mereka," bisik Cindy, sialnya Jason bisa mendengar ucapannya.

"Kamu tidak bisa lari dari kehidupanku, Cindy. Selamanya kamu akan menjadi wanitaku," ucap Jason, meraih dagu Cindy agar wajahnya menatap ke atas.

"Aku rasa ini lebih mengerikan daripada kejadian di vila," gumamnya dalam keadaan tak tenang.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!