Adelia ( Msytery On Cruise Island )

💜💜💜💜💜

Di sebuah salah satu rumah milik dari para pemburu , seseorang terlihat mengendap endap untuk memasuki rumah tersebut.

Di saat dia sudah berhasil memasuki rumah itu , dia sudah bisa melihat orang yang sedang dia cari tengah tertidur di sebuah kursi panjang yang satu satunya ada di rumah itu.

Melihat tak ada pergerakan dari orang itu membuat si penyusup langsung mencari tahu dimana benda yang sedang dia cari , dan begitu melihat benda yang dia cari ada di samping kepala orang itu , yang hanya berbantalkan sebuah tumpukan kain yang dia jadikan satu.

Membuat si penyusup secara pelan pelan berjalan mendekati orang itu untuk mengambil benda yang sedang dia cari sejak tadi.

Saat sudah sampai di dekat orang itu , dia berusaha untuk mengambil dengan pelan tanpa harus membangunkan orang yang dia pikir terlelap dalam tidurnya.

**SRING**

Sebuah katana yang sangat tajam tiba tiba sudah ada di dekat lehernya , bergerak sedikit saja maka bisa di pastikan jika kepala itu akan terlepas dari tubuhnya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini Joe?"ucapnya menatap tajam orang yang berdiri di samping dia tidur.

"Aa .. aku , ta .. tapi sebelumnya bisakah kamu singkirkan dulu katana milikmu Kenzi"ucap gugup Joe sambil menahan diri untuk tidak bergerak dari sikapnya yang sedang ingin mengambil barang tadi.

"Katakan apa maumu datang ketempat ini?"ucap Kenzi yang masih belum ingin menyingkirkan katana miliknya.

"Singkirkan dulu benda ini"ucap Joe yang sudah keluar keringat dingin karena Kenzi masih mengarahkan katana miliknya di leher Joe.

Tau jika Joe terlihat ketakutan membuat Kenzi menurunkan katana miliknya , lalu kemudian memasukkan katana itu kembali kesarungnya , dan setelahnya dia bangun dan duduk melihat Joe yang sepertinya menghela nafas lega karena Kenzi mau menyingkirkan katana miliknya.

"Kenapa kau masuk kerumahku tanpa permisi?"tanya curiga Kenzi mengenai Joe yang memilih masuk kerumahnya dengan cara menyelinap daripada mengetuk pintu rumah Kenzi.

"Kaukan sedang tidur , mana tahu jika tadi aku sudah mengetuk pintu"ucap Joe yang mencari alasan agar tidak ketahuan oleh Kenzi.

"Meski aku sedang tidur , namun aku masih bisa mendengar dengan baik jika ada yang mengetuk pintu rumahku , jadi .. jangan coba coba mencari alasan"

"Hei ... ayolah kawan , apa kau marah saat aku masuk kerumahmu tanpa permisi , bukankah kita sudah lama saling kenal dan kita juga pernah langsung masuk rumah Desmon disaat dia tidak ada di rumah"ucap Joe yang mencoba untuk membuat Kenzi tidak curiga padanya.

"Tapi ini adalah tempat privasiku , dan aku berhak memilih siapa saja yang bisa masuk ketempat ini , jadi .. jangan mencoba untuk mencari alasan"sambil menatap tajam Joe yang berdiri ketakutan di depannya.

"Baiklah aku salah"ucap Joe yang memilih mengalah untuk sementara waktu.

"Aku kesini hanya menyampaikan pesan dari King yang tadi siang sedang mencarimu"ucap Joe yang mengatas namakan King untuk menjadi alasannya.

Kenzi yang tahu itu hanya sebuah alasan dari Joen , memilih abai lalu malah pergi meninggalkan rumahnya begitu saja , dan tentu saja setelah mengambil benda yang tadi malam dia dapatkan secara cuma cuma.

Lalu setelahnya dia pergi dari rumah itu menuju tempat yang tidak diketahui oleh Joe , sedangkan Joe masih diam terpaku di tempat itu sambil melihat Kenzi yang mulai menjauh.

"Sialan si Kenzi , sepertinya sangat sulit untuk mengambil benda itu darinya , sebenarnya benda apasih itu , kenapan dia memintaku untuk mengambilnya?"gumam kesal dan penasaran Joe karena dia gagal telah mengambil sebuah jam yang di ambil oleh Kenzi tadi malam.

Merasa jika sudah tidak ada yang bisa dia ambil lagi membuat Joe memilih untuk pergi dari rumah Kenzi tanpa harus repot untuk mengunci rumah Kenzi.

Hal itu karena tidak ada benda berharga yang terdapat di dalam rumah Kenzi , sebab satu satunya benda berharga yang di miliki Kenzi selalu di bawa oleh Kenzi kemanapun Kenzi pergi .

Termasuk dengan jam tangan yang Kenzi ambil tadi malam yang tidak pernah lepas dari sisinya.

♤♤♤♥︎♥︎♤♤♤

Di tempat lain , yang lebih tepatnya di tepi hutan perbatasan dengan pemukiman para pemburu , Adelia dan yang lainnya terlihat terdiam sambil menyaksikan makhluk besar yang ada di hadapannya sedang menikmati santapan hasil buruannya.

"Pssttt ... Rik , sampai kapan kita berdiam diri seperti patung disini"keluh Vano yang sudah tidak tahan dengan apa yang dia lihat sekarang.

Dan pemandangan itu sama seperti kejadian tadi malam yang mereka saksikan disaat makhluk besar di hadapan mereka tengah fokus dengan buruannya hari ini.

"Diamlah Van , jangan terlalu banyak mengeluh , dia akan memperhatikan kita jika lo terus saja ngomong kayak gitu"sahut Ravindra yang meski merasa mual namun masih bisa dia tahan.

"El .. apa masih lama?"cicit Adelia yang berada di pelukan Eldrik dengan wajah yang menghadap kearah Eldrik.

"Sebentar lagi"

Dan setelahnya mereka memilih untuk terus diam sampai akhirnya mereka mendengar sebuah dentuman keras yang terdengar tak jauh dari mereka berada.

**BOOM**

**DUAAR**

Karena ledakan yang keras itu membuat Adelia dan yang lain memilih menghindar dan bersembunyi , sedangkan makhluk besar yang tengah terganggu menikmati makanan hasil buruannya tadi langsung berlari menuju arah dimana suara keras itu berasal.

"Sialan .. cari orang itu , jangan biarkan mereka lolos!!"

"Rion sialan ... , mati saja kau!!'

♡♡♡◆◆♡♡♡