Seorang pengusaha wanita yang sangat sukses dan merupakan ketua dari organisasi mafia yang paling disegani tiba-tiba mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya, jiwa yang penuh kekuatan dan kekuasaan itu terlempar kembali ke masa lalu.
Tiba-tiba saja, dia menemukan dirinya berada di tubuh seorang gadis cantik yang terabaikan setelah ibunya tiada. Ayahnya bahkan lebih memilih mengabaikannya demi kebahagiaan dengan istri dan putri barunya.
Terjebak dalam kehidupan yang sama sekali berbeda, dia harus berjuang tidak hanya untuk menemukan cara kembali ke masa kini, tetapi juga untuk menemukan kebahagiaan bagi pemilik tubuh yang di tempatinya.
Dengan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya, dia memulai perjalanan penuh tantangan untuk menemukan jati dirinya yang sejati dan menghadapi konsekuensi masa lalu yang terus mengikuti langkahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kedua Dengan Huang Yan Yan
Xia Lin semakin larut dalam perenungan, dia mencoba untuk mempraktekkan satu persatu teknik kultivasi yang telah berhasil diserapnya. Namun sepertinya teknik itu tidak terlalu berguna untuk Xia Lin, karena struktur tulang emas ditambah 5 elemen bawaan dan tubuh cermin, membuat dia sedikit kesulitan.
Meskipun telah mengkonsumsi begitu banyak pil-pil tingkat tinggi, namun hanya mendapatkan efek yang sebentar dan tidak terlalu efektif, mengingat jumlah elemennya yang terlalu beragam, sehingga membuat energi yang terus diraup akan diedarkan sama besar.
Humpt...
Xia Lin mengusap wajahnya dengan kasar, dia hampir saja frustasi, karena tidak mendapatkan teknik yang jauh lebih baik dibandingkan teknik bunga emas merambat. Namun setelah dia mencapai peringkat element gathering tier, teknik itu juga sedikit lebih melemah, bahkan membuat dahinya berkali-kali berkerut.
Setelah merasa tidak berhasil menemukan celah, akhirnya Xia Lin berpikir untuk meningkatkan teknik berpedang, dia kembali ke lapangan yang terletak di depan kediaman besar miliknya, kemudian bersiap untuk mengeksekusi beberapa jurus tingkat tinggi.
Pemahaman Xia Lin cukup cepat, bahkan dalam satu atau dua kali membaca, gadis itu langsung bisa menangkap inti dari kata-kata yang tertuang dalam kitab.
Kali ini dia ingin mencoba untuk mengeksekusi jurus terbaru, jurus yang mengharuskan dia memiliki kekuatan pada telapak tangan, membuat Xia Lin sedikit tertantang.
Dalam sebuah pertempuran, tidak selamanya seorang praktisi beladiri mempergunakan senjata, bahkan ada segelintir orang yang menggunakan kekuatan tubuhnya sendiri untuk melakukan penyerangan.
Pedang hanyalah sebuah simbol, namun kekuatan yang sebenarnya berasal dari hati. Xia Lin mencoba untuk membangkitkan niat pedang, dia berdiri dengan sangat tenang, tiba-tiba saja terbentuk lengkungan berwarna biru yang melesat cepat keluar dari tubuhnya.
Aura pedang tingkat tinggi meningkat semakin terang, Xia Lin merasakan adanya niat pedang dalam tubuhnya, sehingga dia berhasil mengeluarkan kekuatan tersebut, meskipun tanpa senjata.
Namun setelah keterampilan itu, dia kembali mengasah tubuh pedang, untuk sementara waktu, hati pedang masih belum sepenuhnya dia kuasai, ada beberapa hal yang membuatnya menunda, bukan karena dia tidak memiliki pemahaman, namun jika sampai dirinya berhasil mengeksekusi jurus tersebut, akan ada ketidakseimbangan di dalam setiap elemen yang ada di tubuhnya.
Xia Lin baru saja berada di tingkat 1 element gathering tier, dia dapat melesat lebih tinggi lagi hingga menembus peringkat gushing spring tier. Karena itulah dia mencoba untuk tidak terlalu fokus pada tingkat kultivasinya terlebih dahulu, dia tidak ingin orang lain menganggapnya sebagai seorang monster, karena baru saja menerobos ke tingkat element gathering tier, namun dalam beberapa hari dia kembali mendapatkan penerobosan hingga beberapa kali.
Ini bukan berita yang baik, bahkan orang yang mendengarnya bisa saja langsung muntah darah. Seperti apa Xia Lin? Dia bahkan baru saja membuka pangkalan roh miliknya 1 tahun yang lalu dan kini semakin jauh meninggalkan para pembudi daya yang telah terlebih dahulu di akui.
Xia Lin membuka telapak tangannya, dia mencoba untuk mengeksekusi jurus pedang menggunakan telapak tangan, menyalurkan energi asal dengan sedikit penekanan.
Xia Lin mencoba untuk mematahkan sebatang pohon besar yang berada di depan kediaman, namun sepertinya kekuatan tapak masih belum sempurna, sehingga pohon itu masih tetap tegak berdiri meskipun mengalami beberapa kali penyerangan yang sangat mengejutkan.
Kali ini Xia Lin tidak bisa tidak membatu, dia kembali mencoba namun menggunakan jurus yang berbeda.
Jurus tapak anak surga!
Pa!
Pohon besar itu langsung tumbang, setelah sebelumnya tapak Xia Lin meraung, menunjukkan dengungan tajam. Hanya dengan satu kali dorongan, jurus itu berhasil di eksekusi dengan sempurna. Dia akan terus mencoba hingga kekuatan tapak tersebut bisa di jadikan kartu truf untuk pertempuran selanjutnya.
Xia Lin berjalan menuju mata air, dia berniat untuk membersihkan diri sebelum kembali menuju kediaman. Goa itu sebelumnya memiliki bagian kolam kecil dengan air yang jernih, namun setelah terjadi perombakan, kolam itu tiba-tiba saja menghilang.
Xia Lin hanya bisa cemberut, sepertinya dia harus benar-benar berkeliling terlebih dahulu, agar mengetahui tempat-tempat barang yang di carinya. Namun untuk sementara, dia akan pulang ke rumah sederhananya dan beristirahat disana.
Memikirkan rumah, gadis itu menjadi sangat cemas. Bisakah dia langsung berteleportasi dari dunia kecil? Karena sebelumnya dia berada di tempat lain. Untuk muncul kembali di tempat itu, Xia Lin masih belum memiliki cukup keberanian, pertarungan terakhirnya dengan pengikut raja hantu membuat dia harus lebih berhati-hati lagi, ketika berhadapan dengan seseorang yang memiliki tingkat kultivasi lebih tinggi.
"Rumah!" Xia Lin membayangkan kediaman sederhananya, dalam sekejap, tubuh gadis itu langsung menghilang dan muncul kembali tepat di depan pintu kediamannya.
"Tidak buruk!" ucap gadis itu sambil melengkungkan senyuman tipis, dia bergegas masuk untuk membersihkan diri.
Setelah berlatih selama beberapa waktu, membuat keringat membanjiri tubuhnya. Dia merasa sedikit tidak nyaman karena lengket.
Setelah menyiapkan air, Xia Lin segera memasukan wewangian, gadis itu segera masuk dan bersantai di dalamnya. Membutuhkan waktu hampir setengah batang dupa, hingga akhirnya tubuh gadis itu kembali fresh, dia juga telah berganti pakaian menggunakan yang lebih nyaman.
Xia Lin mendudukkan dirinya di kursi sambil mengingat-ingat kembali kehidupannya di masa lalu. Ada begitu banyak perbedaan yang gadis itu rasakan, namun dia masih tetap bersyukur karena di kehidupan keduanya masih bisa merasakan ketenangan.
Swosh...
Swosh...
Tap...
Tap...
Tap...
Telinga tajam Xia Lin mendengar gerakan beberapa orang yang terus mendekat ke arah kediamannya, dia juga merasakan aura yang begitu menindas, sepertinya saat ini ada begitu banyak pembudidaya yang tengah melakukan pengejaran terhadap sesuatu.
Brak...
Seseorang tiba-tiba saja menabrak jendela kamarnya, hingga membuat Xia Lin langsung memelototkan mata. "Siapa kau?"
Seorang gadis dengan hanfu berwarna merah muda, tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka muncul sambil tersenyum manis.
"Tolong bantu aku, nona muda. Mereka mengejarku!" ucap gadis itu, namun wajah Xia Lin langsung berubah menjadi sangat dingin.
"Kenapa kau mendatangi kediamanku? Bukankah ada begitu banyak tempat untuk bersembunyi?" tanya Xia Lin datar.
Gadis itu langsung menggelengkan kepala, namun sudut matanya tanpa sengaja menatap ke arah Xia Lin, hingga akhirnya dia menundukkan wajah sambil berkata dengan sangat pelan. "Nona muda, mohon maafkan kelancangan hamba karena menerobos masuk ke dalam kediamanmu, hamba juga berterima kasih karena nona muda pernah menolong hamba di masa lalu,"
Xia Lin terdiam sesaat, "Kau seorang pembunuh?"
Gadis itu menggelengkan kepala, "Bukan!"
"Lalu kenapa mereka mencarimu?" tanya Xia Lin kembali.
Gadis itu terdiam, dia berniat untuk keluar dari kediaman milik Xia Lin, namun pergelangan tangannya segera ditarik. "Tetap di sini jika kau masih sayang dengan nyawamu!"
Xia Lin menutup jendela dengan sangat tenang, sambil memasang kewaspadaan. Orang-orang yang mengejar gadis itu jelas memiliki tingkatan kultivasi yang sangat tinggi.
Xia Lin membawa dua cangkir teh ke meja dan satu piring kue yang baru saja dibuatnya, dia menyodorkan kepada gadis itu. "Makanlah, sepertinya kau sangat kesulitan."
"Terima kasih banyak, nona muda." jawab gadis itu sambil menunduk, dia segera meraih cangkir kemudian menghembusnya perlahan, setelah beberapa saat, gadis itu menyesapnya dengan sangat elegan. Xia Lin masih terus memperhatikannya, namun dia memilih untuk tidak bersuara.
"Siapa namamu?" tanya Xia Lin.
Gadis itu terdiam, dia tak langsung menjawabnya.
"Ada apa?" tanya Xia Lin. Gadis itu menggelengkan kepala.
"Huang Yan Yan," ucapnya sambil menunduk. Xia Lin hanya mengangguk, dia segera menyerahkan sebutir pil pemulihan, hingga membuat mata gadis itu berkaca-kaca.
"Minumlah, agar keadaanmu cepat membaik." ucap Xia Lin, dia segera menyiapkan 1 kamar tamu untuk gadis itu beristirahat.
Malam berlalu dengan sangat cepat, pagi harinya Xia Lin memasak beberapa menu yang sangat variatif, kali ini dia ingin mencoba untuk mengetes kemampuannya dalam memasak.
Pada saat mencari kediaman, tanpa sengaja Xia Lin menemukan beberapa rempah-rempah yang dijual di pasar, dia membelinya dengan penuh sukacita. Selama tinggal di dunia yang baru, dia sering kali merasakan makanan yang sangat tidak enak di lidahnya, selain rasa yang kurang pas, terkadang mereka juga tidak mempergunakan garam ataupun penyedap untuk melezatkan makanan.
Huang Yan Yan bergegas ke dapur, dia berniat untuk membantu Xia Lin, namun gadis itu telah menyelesaikan semua pekerjaannya, dia bahkan tengah duduk sambil menunggu Huang Yan Yan untuk makan bersama.
"Nona muda, maafkan aku karena terlambat." ucap Huang Yan Yan.
"Duduklah!" jawab Xia Lin, dia segera mengambil nasi, beberapa macam lauk dan juga sayur agar Huang Yan Yan mencobanya.
"Cepat makan dan beri tahu aku apakah masakan ini layak untuk dijual?" ucap Xia Lin, Huang Yan Yan menganggukan kepala, dia segera mencoba satu persatu hidangan yang disuguhkan oleh Xia Lin, matanya langsung berbinar, rasa yang benar-benar sangat lezat seolah meledak di dalam mulutnya. Gadis itu berkali-kali mengacungkan jempolnya untuk memuji kemampuan Xia Lin dalam mengolah berbagai macam makanan.
"Ini benar-benar sangat lezat, nona muda." ucap Huang Yan Yan memberikan pujian.
"Kalau begitu, makanlah yang banyak!" jawab Xia Lin sambil menumpuk makanan di atas mangkuk nasi milik Huang Yan Yan hingga membuat mulut gadis itu menganga lebar.
"Nona muda, ini terlalu banyak." ucap Huang Yan Yan, namun Xia Lin langsung menggelengkan kepala.
"Kau harus makan yang banyak," ucapnya dengan sangat santai sambil menyuapkan beberapa macam sayuran ke dalam mulutnya.
Huang Yan Yan tak lagi protes, dia mengikuti keinginan gadis itu dan terus melahap semua makanannya hingga habis tak bersisa.
ditunggu klo ada
padahal seru lho
ho...ho..ho...padahal udah pernah baca ini dg akun lama...seruu tetap...😅😅😅😅