Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Malam hari.
Naomi kini sedang menikmati suasana di malam hari di sebuah balkon kamar hotelnya sambil menatap ke arah luar dengan pemandangan pantai dan lampu-lampu di malam hari. Suasana malam begitu sejuk dengan angin pantai yang menerpa beberapa dedaunan dan pepohonan.
Naomi mengedarkan pandangannya menatap ke kanan dan ke kiri pemandangan, namun saat Naomi menoleh ke kiri ia melihat Dimas juga berada di balkon kamarnya menginap. Dari jarak satu kamar Dimas dan Naomi saling beradu pandang. Naomi melihat Dimas mengulum senyum ke arahnya, Naomi pun sebaliknya mengulum senyum untuk menyapa Dimas.
Naomi pun kembali menatap ke depan, ia mencoba memejamkan mata untuk menikmati pemandangan di malam hari. Entah kenapa saat Naomi memejamkan mata tiba-tiba wajah Hendra lewat begitu saja di pikirannya. Naomi pun langsung membuka matanya dan membuang jauh-jauh pikiran itu. Naomi pun merasa kesal kala mengingat wajah Hendra, apa lagi dia harus bertemu kembali dengan mantan suaminya itu setelah dua tahun lebih tidak bertemu.
Dimas yang dari tadi masih memandangi Naomi dari beberapa meter merasa terpesona dengan kecantikan Naomi. Wajah Naomi tampak polos tanpa make up, namun terlihat teduh dan manis. Satu tahun Dimas menduda dan dekat dengan beberapa seorang wanita, namun belum ada yang bisa membuat jantung Dimas berdebar. Sedangkan dari awal Dimas bertemu dengan Naomi, Naomi lah yang bisa membuat jantungnya berdebar.
"Apakah ini yang di nama kan cinta pandangan pertama?." Ucap Dimas pelan terus menatap ke arah Naomi.
Mengingat kisah cinta Dimas dan Kania, dulu mereka menikah karena sebuah perjodohan. Dimas terpaksa menikah dengan Kania, karena kedua orang tua mereka bersahabat. Namun lama-kelamaan Dimas pun benar-benar menyukai Kania. Tapi sayangnya, setelah pernikahan beberapa bulan Kania sering menghilang, dan setelah Elang lahir tanpa kabar Kania menghilang bagaikan di telan bumi.
Dulu Dimas adalah orang biasa hanya anak seorang pedagang beras yang hidupnya pas-pasan. Namun setelah kejadian yang membuat dirinya merasa sakit hati dan merasa di rendahkan oleh Kania. Dimas mencoba merubah nasib, dan itu pun berhasil, akhirnya nasib baik pun berpihak kepadanya. Sekarang Dimas hidup lebih baik dan lebih mapan, bahkan Hidupnya penuh bergelimang harta setelah menjadi seorang direktur di perusahaan yang ia rintis dari satu tahun yang lalu, tidak lah mudah namun Dimas tidak pantang menyerah hingga dia memiliki perusahaan sendiri.
Dulu banyak yang merendahkan Dimas karena statusnya yang duda anak satu. Bahkan banyak wanita-wanita yang dulu menghinanya tentang status dan pekerjaannya yang hanya sebagai kuli beras. Dan sekarang wanita-wanita yang dulu merendahkannya justru berlutut kepadanya untuk bisa menikah dengannya dan menjadi ibu dari Elang.
Dimas yang masih sakit hati dengan Kania yang rela meninggalkan dirinya dan Elang, di tambah hinaan-hinaan orang lain membuat Dimas enggan untuk membuka hati, bahkan kepikiran tidak mau menikah lagi, dan hanya ingin fokus kepada perusahaan serta putranya.
Dari kejauhan, Dimas melihat kini Naomi sudah masuk ke dalam kamarnya. Entah kenapa Dimas selalu ingin melihat Naomi, karena saat melihat Naomi, Dimas tampan tenang. Apa lagi kini Elang dan Lova tampak akrab susah di pisahkan. Itu yang membuat Dimas semakin penasaran ingin dekat dengan Naomi.
Di kamar Naomi.
Naomi yang mendengar bel pintu kamar hotelnya berbunyi mencoba untuk membukanya. Bel kamar terus berbunyi hingga membuat Naomi yang sedang memakai switer merasa kesal karena orang itu merasa tidak sabar. Bahkan suara bel tersebut bisa membangunkan Lova yang sudah tertidur pulas di atas ranjang tempat tidur.
Dengan cepat Naomi membuka pintu kamarnya. "Kenapa anda malam-malam begini mengganggu orang istirahat." Naomi yang merasa kesal menatap ke arah orang yang kini sudah berdiri di depannya.
"Apa aku mengganggu mu?." Hendra yang tiba-tiba berada di depan pintu kamar Naomi.
Naomi yang melihat kehadiran Hendra di kamar tempat dia menginap seketika terkejut. Bagaimana Hendra tahu kalau Naomi dan Lova menginap di hotel tersebut, apa lagi tahu nomor kamarnya.
"Bagaimana kamu bisa tahu aku menginap di hotel ini? dan apa tujuan mu ke sini?." tanya Naomi menatap cemas ke arah Hendra.
"Itu tidak penting aku tahu dari mana mendapat info kamu menginap di hotel ini. Yang jelas aku ke sini bukan untuk ketemu kamu, tapi ingin bertemu dengan putriku."
"Jangan harap kamu bisa bertemu dia. Karena dia bukan anak mu."
"Apakah suami baru mu ada di dalam, sampai-sampai aku tidak boleh masuk?."
"Hentikan Hendra! aku dan kamu sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa. Kita sudah bercerai, dan hak asuh anak sudah jatuh kepadaku. Apa lagi yang kamu inginkan? kenapa kamu masih mengganggu ku?."
"Kita memang sudah bercerai, tapi bagaimana pun Lova tetap anakku dan aku berhak untuk menemuinya!." Hendra yang tak kalah ngotot berbicara dengan Naomi.
"Setelah apa yang kamu lakukan kepada ku kamu masih bisa menganggap kalau Lova itu anak mu? Lalu di saat aku hamil dulu apakah kamu menganggap Lova itu anakmu? di saat aku hamil besar, kau justru senang-senang dengan banyak wanita. Bahkan bukan hanya aku yang kau nikahi. Mungkin aku dulu terlalu bodoh di bohongi oleh laki-laki sepertimu. Tapi untuk sekarang tidak! aku tidak akan bodoh seperti dulu!." tegas Naomi.
"Plis lah Naomi itu kejadian sudah dua tahun yang lalu.. kenapa kamu masih mengungkitnya sampai sekarang. Bahkan aku saja sudah lupa."
"Sudah lupa." Naomi yang tertawa kecut mendengar ucapan Hendra. "Ya.. saking Banyaknya wanita yang kamu tiduri kamu sampai lupa. Mungkin kau lupa, tapi tidak dengan ku, mau sampai mati pun, aku tidak akan pernah lupa dengan apa yang kamu lakukan kepadaku!."
"Begitu cinta kah kau dengan ku sampai-sampai kau tidak bisa melupakan ku? apakah aku terlalu berarti untukmu? jangan-jangan kamu masih ingat rasanya tidur dengan ku?." Hendra yang tiba-tiba menyentuh dagu Naomi.
"Jangan menyentuhku brengsek!." Maki Naomi.
"Kenapa apakah suami baru mu itu akan marah jika aku kembali menyentuhmu?."
"Lebih baik kau pergi dari sini, sebelum aku panggil security. Dan aku peringatkan kamu untuk yang terkahir kali Jangan menemui ku lagi."
"Bagaimana kalau aku tidak mau Naomi?." Hendra yang langsung mencengkram dagu Naomi.
"Lepaskan aku!." Naomi yang mencoba melawan Hendra, namun sayangnya Hendra cukup kuat.
"Lama tak jumpa kau semakin cantik saja. Rasanya aku menyesal telah menduakan mu dan tidur bersama wanita-wanita lain di luar sana."
Dimas yang merasa lapar dan akan turun ke bawah untuk mengambil pesanan makanan, tiba-tiba terkejut saat melihat Hendra sedang berada di depan kamar Naomi, bahkan Dimas melihat Naomi sedang ke sakitan.
Dimas pun berlari ke arab Naomi, dan langsung mendorong tubuh Hendra begitu saja hingga tersungkur ke lantai.
next Thor...