Karmila gadis yatim piatu yang mencoba peruntungan di ibukota karena mendapatkan beasiswa di salah satu universitas ternama. Suatu malam tanpa sengaja ia bertemu pria mabuk dan menolongnya.
Tapi sayang, niat baiknya justru membuat dirinya berakhir dengan kehilangan kesuciannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32 SINGA BETINA
Tidak sampai satu jam, mereka sampai di rumah Karmila. Pak Kardi dan Bi Sumi sudah berdiri di depan pintu menyambut kedatangan menantunya.
Selama Rayyan di rumah sakit, Pak Kardi dan Bi Sumi hanya sekali berkunjung ke rumah sakit, karena Karmila dan Rosa melarang mereka untuk berlama-lama di rumah sakit dengan alasan demi kesehatan mereka berdua.
Rayyan masuk ke dalam rumah diikuti oleh teman-temannya dan juga kedua saudara perempuannya. Sementara Karmila lebih dulu masuk ke dalam kamarnya.
Tak berapa lama kemudian, Karmila kembali keluar dan menyuruh Rayyan untuk beristirahat di dalam kamar.
Tak berapa lama kemudian, karena hari sudah malam, teman-teman Rayyan pun berpamitan pulang. Begitupun Sherly dan Sharla. Karmila dan Rosa mengantarkan mereka sampai di depan pintu.
"Tolong jagain Rayyan ya, Mil. Dia suka manja kalau lagi sakit," ucap Sherly sebelum pulang.
Karmila mengangguk sambil tersenyum, kemudian memeluk perempuan yang sudah resmi menjadi kakak iparnya itu.
"Kita pulang dulu ya, Mil, Ros. "
Karmila dan Rosa mengangguk.
Karmila dan Rosa kembali masuk rumah setelah mobil yang membawa teman-temannya melaju meninggalkan rumah mereka.
Karmila menatap Rayyan yang sedang berbaring sambil memainkan ponselnya.
"Mereka sudah pulang, Cinta?" Rayyan menaruh ponselnya di atas ranjang.
Karmila melangkah mendekati Rayyan, meletakkan segelas air minum yang baru saja dia ambil dari dapur, ke atas nakas.
Karmila meraih tasnya, kemudian mengeluarkan beberapa obat milik Rayyan. Karmila memberikannya pada Rayyan. Perempuan itu menggambil air minum agar Rayyan segera meminum obatnya.
Setelah membantu Rayyan meminum obat, tanpa bicara apapun, Karmila meminta Rayyan kembali berbaring kemudian menyelimuti tubuh Rayyan.
Rayyan hanya terdiam melihat tingkah laku istrinya. Pria itu tahu, saat ini Karmila pasti sedang menahan kesal.
Karmila menggelar kasur yang biasa dipakai Rayyan, kemudian mengambil bantal dan selimut di samping Rayyan. Setelah itu Karmila membaringkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya.
Seluruh tubuhnya sudah sangat lelah. Apalagi saat di rumah sakit dia tidak pernah tertidur dengan benar. Beruntung, bayi di perutnya tidak rewel hingga Karmila tidak merasa direpotkan. Paling sesekali saja Karmila merasa mual dan itupun tak berlangsung lama.
Beruntunglah Karmila, karena di awal kehamilannya ia tidak merasakan hal-hal yang aneh, yang biasanya terjadi pada ibu hamil pada umumnya.
Rayyan tersenyum senang saat dia melihat istrinya langsung tertidur pulas.
"Kamu pasti capek, ya, Sayang," gumam Rayyan sambil memandangi istrinya dari atas tempat tidur.
Biasanya Rayyan yang tidur di bawah, tetapi hari ini terbalik, Rayyan yang tidur di atas ranjang dan Karmila tidur di bawah.
'Makasih sayang ....'
******
Karmila terbangun saat merasakan ada sesuatu yang berat menindih kakinya. Bahkan napasnya sedikit sesak seperti ada yang mendekap kepalanya.
Karmila terdiam sebentar, saat terdengar suara berdetak di telinganya dan hembusan halus seperti angin di pucuk kepalanya.
Sejenak ia menikmati perasaan hangat dan nyaman yang menjalar di tubuhnya. Namun, sepersekian detik kemudian, Karmila seolah tersadar.
Kedua matanya yang belum sepenuhnya terbuka mengerjap perlahan dan saat kedua bola matanya terbuka sempurna,
dia melihat kedua lengan kokoh yang saat ini sedang memeluk tubuhnya.
Lengan satunya melingkar erat di pinggangnya, sementara lengan satunya tertindih dan mendekap kepalanya. Bahkan kakinya pun tertindih oleh kaki besar yang entah sejak kapan melingkar di atas lutut hingga sampai pada betisnya.
Saat Karmila mendongakkan kepalanya, Karmila sejenak terpana melihat wajah tampan yang tertidur pulas tepat di depan matanya.
Wajah itu terlihat damai dan sangat tampan. Meskipun terlihat beberapa luka memar di wajahnya. Saat Karmila sedang larut menikmati wajah suaminya, tiba-tiba Karmila tersentak saat Rayyan mengeratkan pelukannya dan kembali membenamkan wajah Karmila ke dada bidangnya.
Karmila memejamkan matanya, merasakan rasa hangat di seluruh tubuhnya. Bahkan ia merasakan jantungnya berdebar-debar.
Namun, detik berikutnya ia tersadar dan terbangun, dengan tanpa perasaan, Karmila menggigit keras lengan kokoh yang memeluknya.
Rayyan yang masih tertidur pulas seketika berteriak kaget merasakan sakit di lengannya. Saat pria itu terbangun, dia melihat Karmila sedang menggigit lengannya seperti Vampir yang haus darah.
Rayyan segera menjauhkan lengannya dan menarik pelan kepala istrinya agar mau melepaskan gigitannya.
"Sakit, Sayang, aduh!"
Teriakan Rayyan tidak membuat Karmila melepaskan gigitannya. Perempuan itu masih kesal dan marah.
"Ampun, Sayang ... sakit beneran ini!" Rayyan masih berusaha melepaskan lengannya yang terasa perih dan sakit karena gigi Karmila masih belum mau melepasnya.
'Aduh! Mati gue! Harusnya tadi gue bangun sebelum dia bangun.'
Rayyan meringis menahan sakit.
Setelah puas, akhirnya Karmila melepaskan gigitannya. Napasnya memburu, matanya bahkan terlihat memerah saking kesalnya.
Dari kemarin dia menahan amarah, karena Rayyan terus saja menyentuhnya. Sekarang Karmila malah mendapati Rayyan tertidur sambil memeluknya.
Karmila sungguh sangat kesal sekaligus menikmati sedikit sebenarnya, tetapi ....
Karmila menggelengkan kepalanya.
'Dasar pria menyebalkan! Cari-cari kesempatan.'
Rayyan meringis melihat istrinya. Matanya melotot tajam ke arahnya, napasnya ngos-ngosan, rambutnya yang berantakan menutupi sebagian wajahnya, benar-benar terlihat menyeramkan!
'Matilah kau Rayyan! Karena sudah membangunkan singa yang sedang tidur!'
Rayyan tersenyum kikuk sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.
Karmila yang masih terlihat marah langsung mengambil guling dan memukuli Rayyan membabi buta.
"Ampun, Cinta ... ampun! Aku janji nggak akan mengulanginya lagi! Ampun sayang ...!" Karmila tetap tidak peduli, ia masih terus melampiaskan kemarahannya.
Rayyan yang sedikit merasakan kesakitan karena bekas-bekas memar di tubuhnya akhirnya merasa gemas sendiri, karena Karmila tidak mau berhenti memukulinya.
Dengan sedikit memaksa, akhirnya Rayyan berhasil mendekap tubuh Karmila dan menenangkannya.
"Semalem tidurmu gelisah, Cinta, kamu berulangkali mengusap pinggang, akhirnya aku tidak tahan dan membantumu mengusap pinggangmu sampai kamu tidur. Saat aku mau bangun, kamu malah memelukku," jelas Rayyan lembut, tepat di telinga Karmila.
"Jangan bilang kamu lupa, kalau kamu sendiri yang ingin aku peluk semalam."
Karmila yang mendengar suara Rayyan, kedua pipinya tiba-tiba menghangat karena malu. Dia mencoba mengingat kejadian semalam, dan saat ingatannya membenarkan apa yang diucapkan oleh suaminya, kedua pipinya terlihat memerah.
Untung saja, Rayyan tidak melihatnya. Kalau tidak, perempuan itu pasti sangat malu.
Tanpa sadar, Karmila semakin membenamkan wajahnya di dada bidang Rayyan, membuat Rayyan tersenyum sambil mengeratkan pelukannya.
'Mumpung dia belum sadar.'
Rayyan tertawa dalam hati dengan perasaan bahagia, karena dapat merasakan pelukan dari istrinya yang terasa hangat dan nyaman.
Akan tetapi, ternyata kebahagiaannya tak berlangsung lama, karena di detik itu juga, tiba-tiba tubuh Rayyan terjungkal ke belakang, karena singa betina yang tadi sedang didekapnya terbangun dan mendorong tubuhnya dengan keras.
Karmila tersenyum puas sambil berkacak pinggang melihat suaminya kesakitan memegangi bokongnya yang membentur lantai.
Perempuan itu kemudian pergi meninggalkan kamar dengan menghentakkan kaki saking kesalnya.
'Dasar pria menyebalkan!'
Hhhhhh!
Karmila mengeratkan kepalan tangannya, menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubun.
*
*
*
Yang suka kisah mereka, jangan lupa like, komen, dan votenya ya ... karena abis ini aku bakalan ceritain gimana serunya Rayyan
mengejar cinta istrinya.