Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Pagi harinya Gista sedikit terkejut ketika menemukan lnem sudah ada duduk di depan rumahnya . Wanita itu tampak membawa satu plastik besar sesuatu .
" Mbak lnem kok pagi pagi sudah datang kesini ? Tidak takut kesiangan kerjanya !? "
" Hari ini saya ijin tidak masuk kerja , kepengen nemenin Nyonya disini . Siapa tahu Nyonya butuh bantuan saya . Secara kan Nyonya belum kenal benar daerah sini . O iya , ini saya beli kangkung , bumbu sama tahu buat masak hari ini . Sengaja belinya secukupnya karena tidak ada lemari pendingin di sini "
" Malah jadi ngerepotin Mbak lnem, tapi terima kasih buat semuanya . Nanti saya mau minta tolong buat antar ke pasar "
" Pasarnya deket banget Kok Nyonya ... ehmmm saya panggil Non saja ya , boleh ?? Kan Nyonya Gista sudah jadi gadis lagi . Di seberang jalan besar sana pasar induk , lengkap !! Tapi mending belanja sayurnya tempat Mak Sri saja deh Non , dipasar kan banyak tukang palaknya "
" Mak Sri jualan sayur juga !? Tapi kan harganya pasti lebih miring di pasar Mbak , lumayan bisa ngirit pengeluaran "
lnem tertawa kecil rasanya lucu mendengar Gista berbicara tentang ' mengirit ' pengeluaran . Setahunya wanita cantik itu punya kantong ajaib yang mampu mengeluarkan uang tiap harinya .
" Saya kan bukan istri siapa siapa lagi , jadi sudah saatnya cari makan sendiri Mbak, "
" Ya sudah ayo saya antar ke pasar , sekalian beli bubur ayam buat sarapan . Kita jalan kaki saja sekalian olah raga, "
" Baik aku siap siap dulu Mbak , tunggu sebentar. "
Gista keluar setelah mengambil dompetnya , dan mereka segera pergi sebelum hari terlalu siang karena rencananya Gista ingin pergi ke kota untuk mencari kerja . Kerja apa saja akan ia lakukan yang penting bisa menyambung hidupnya .
Sudah lama sekali Gista tidak pergi ke pasar , wanita cantik itu terlihat terbatuk batuk karena asap motor dan angkot yang mengebul di jalan . Tapi beruntung pasar itu terlihat cukup bersih dan rapi , tidak kotor atau becek seperti bayangannya .
Tanpa wanita itu sadari wajah cantiknya menjadi magnet yang sangat kuat untuk kaum adam di tempat itu . Banyak mata menatap kagum ke arahnya . Walau Gista hanya menyapu wajahnya dengan bedak tipis tipis dan pelembab bibir tapi tetap saja tak bisa menyembunyikan wajah sempurnanya . Wanita itu terlihat begitu istimewa di antara para pengunjung di pasar pagi ini .
Pandangan kagum itu tak terkecuali pada seorang pria muda yang sedang minum kopi di warung kecil pinggir pasar .
" Jangan dilihatin terus Mas , nanti bisa napsu ... ujung ujungnya malah dosa lho ! Makanya cepetan nikah biar halal , nggak bikin dosa, "
" Apaan sih Mas Jarwo , emang enak apa kalau punya istri ?? Harus cari uang ekstra buat kasih makan . Wong nggak ngutang di warung saja udah alhamdulilah . Lagipula nggak usah cantik cantik kaya gitu kalau cari istri , makan ati terus kebanyakan biaya ! " sahut pria yang terlihat masih sangat muda itu .
" Jangan seudzon dulu Mas Bram , wanita cantik juga ciptaan Allah . Pada dasarnya semua ciptaannya itu baik kalau menurut saya . Mas Bram lihat lnem istri saya kan ?? Nggak terlalu cantik , tapi masakannya itu suuueeeddeeppp .... enak pol ! Pandai melayani suami , bikin betah di rumah "
Bram tertawa mendengarnya , sudah beberapa kali ia memang sudah bertemu dengan istri Jarwo yang bernama lnem itu . Jarwo benar , wanita itu memang sangat ramah . Pria dengan wajah sangar dan bertatto itu adalah pria yang sangat mencintai istrinya .
Mereka bukan pasangan kaya raya tapi Bram bisa melihat keduanya saling menghargai satu sama lain . Berbeda jauh dengan papanya yang merupakan orang ternama dan konglomerat kaya . Walaupun hidup berkecukupan nyatanya papanya tidak mensyukuri apa yang dia punya . Sama sekali tidak menghargai mamanya yang sudah mendampingi hidupnya selama lebih dari tujuh belas tahun . Hanya karena empat bulan sakit menjadikannya alasan untuk menikahi wanita yang jauh lebih muda darinya .
Ya , pria muda itu adalah Bram . Sudah satu tahun ini dia bekerja sebagai tukang ojek di pasar . Tak sekalipun dalam satu tahun itu ia berniat pulang ke rumahnya . Sekarang kerasnya hidup di jalanan adalah makanan sehari harinya .
Tapi Bram merasa Allah nyatanya terlalu baik padanya , walau hidup sangat sederhana bahkan sering kekurangan tapi selalu saja ada orang orang baik di sekitarnya .
Hingga dia spontan menoleh ketika suara Jarwo memanggil seseorang dengan sangat mesra .
" Lhohhh sayangkuhhhh juga mau ngopi sama Mas to ? Selamat pagi Nyonya .... "