BENIH TARUHAN

Leka menatap jalanan ibu kota yang sudah lama dia tinggalkan.Kehidupan kota asal nya yang sudah lama dia hindari selama enam tahun.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Leka dan membacanya dengan wajah penuh kecewa.

"Nico ke rumah,tapi..aku nggak bilang kamu dan anak-anak pergi kemana."

Pesan yang di kirim kan Candra membuat hati Leka nyeri.Apalagi mengingat bagaimana Nico berbuat kecewa untuk kesekian kalinya.

"Sungguh bod*h aku begitu mudah mempercayai omongan si breng*ek itu ." batin Leka.

"Maaf mba,sudah sampai." ucap supir taxi online yang Leka tumpangi.

"Ah iya maaf pak, terimakasih..maaf bisa bantu saya turunkan kopernya?"

"Tentu mba..saya akan bantu." ucap sang supir.

Leka bersama si kembar kini ada di depan rumah besar keluarga Nugraha.

"Bunda,ini rumah siapa?" tanya Aura yang masih bingung kemana sang bunda membawa dirinya juga kembarannya pergi.

"Ini rumah Opa sayang,papa nya bunda.Kalian akan bunda ajak ketemu Opa,karena opa sedang sakit sayang." ucap Leka mengelus rambut kedua anaknya.

"Opa," ucap si kembar membeo.

Leka pun mengangguk mengiyakan.

Setelah barang-barang nya di turunkan dan menyelesaikan transaksi mereka, akhirnya Leka dengan perlahan memencet bel gerbang rumahnya.

Tak lama pintu gerbang itu pun terbuka menampakkan seorang penjaga yang sudah lama bekerja dengan keluarga Nugraha.

"Non Leka, Masyaallah.. Alhamdulillah non pulang !' seru penjaga bernama Pak Yono.

"Pak Yono apa kabar?" tanya Leka menyalami penjaga rumah keluarganya.

"Alhamdulillah non bapak baik, tapi tuan...

"Leka tahu pak, makanya Leka pulang buat nengokin papa sama anak-anak Leka." ucap Leka mengarahkan pandangannya pada dua bocah yang ada di sampingnya.

"Ya Allah mereka kembar non,pasti tuan senang ketemu cucu-cucu nya.Ayo non bapak bantu bawa kopernya buat masuk ke dalam." ujar pak Yono menyeret dua koper besar melangkah di depan Leka.

Pak Yono masuk ke dalam rumah di ikuti oleh Leka dan anak-anaknya.

"Nyonya non Leka pulang nyonya.." ucap Yono saat masuk dan berpapasan dengan Susi dan Karina.

"Kenapa kamu bisa kesini,kamu sudah di usir dari rumah ini.Tapi, dengan berani-berani nya kamu kembali menginjakkan kaki kamu ke sini !!" sentak Susi menatap tak suka anak tirinya itu

"Mau saya kesini atau tidak bukan urusan tante, kalau saya jahat sama tante.. sekarang juga saya bisa usir tante dari rumah ini saat ini juga !!" ancam Leka menatap sengit ibu tirinya yang sudah berhasil mencuci otak ayahnya.

"Berani kamu ngancem saya,kamu bahkan diusir karena sudah membuat malu keluarga karena ham..

"CUKUP ,jangan pernah lancang mengatakan sesuatu hal yang akan buat kalian merempat dari rumah ini !!" ancam Leka wajah marahnya.

Leka pun dengan cepat melangkah menggandeng tangan kedua anaknya yang sedari tadi diam.Dua anak kembarnya selayaknya seperti bunglon yang tahu mereka ada di wilayah berbahaya.

Dua anak kembar itu berubah dengan sikap dingin dan muka datarnya.Aurita yang terbiasa dengan kecerewetannya pun seketika berubah jadi gadis cilik yang penuh misteri.

"Heiii ..mau kemana kalian !! nggak ada sopan santunnya sama sekali !!" teriak Susi berusaha mencegah Leka masuk dalam rumah itu lagi.

Namun,usahanya sia-sia.Tak di duga sama sekali dengan kedua anak kembar Leka yang melihat Susi mencekal pergelangan tangan Leka tiba-tiba dengan cepat dia bocah itu mendorong tubuh Susi dengan kuat sampai akan terjatuh.

"Mama !!" seru Karina yang menopang tubuh mamanya yang hampir jatuh karena dorongan dia bocah kembar itu.

Para Art yang melihat kejadian itu pun terkejut dan juga merasa senang karena Leka sang nona muda sudah kembali plus dua bocah yang begitu menggemaskan.Mereka tersenyum menyeringai melihat sosok Susi dan Karina yang tertindas.

Leka melangkah menuju kamar papanya.Dia pasrah dengan sikap papanya nanti jika seandainya dia dan si kembar di usir kembali.

Ceklek.

Pintu kamar Hardi terbuka dan terlihat Hardi yang terbaring di atas tempat tidurnya.

Leka melangkah masuk di ikuti dua buah hatinya di belakangnya.

"Papa..," panggil Leka lirih.

Hardi membuka matanya dan menatap wajah yang dia rindukan selama enam tahun ini.

"Le_Leka anak papa..apa itu kamu nak.." ucap Hardi dengan lemah.

Leka mendekati sang papa dan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Pah,ini Leka pah ..maafin Leka baru bisa nengokin papa sekarang ," ucap Leka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ya Allah anak ku Lekaaaa ..hiks hiks.." Hardi tak sanggup lagi membendung air matanya dia pun menumpahkannya dengan pilu.

"Papa Leka minta maaf..hiks hiks.." ucap Leka dan memeluk tubuh papanya yang lemah dengan keadaan berbaring.

"Anak papa sudah kembali, maafin papa Leka..papa sudah salah sama kamu.Maafin papa yang tidak bisa menjadi papa yang baik.Papa tidak memikirkan perasaan kamu.Maafkan papa saat kamu butuh dukungan papa malah papa mengusir kamu dengan kejam..hiks hiks ."

Hardi benar-benar menyesali apa yang dia lakukan enam tahun lalu pada putri kandungnya.

Hardi mencoba untuk mendudukkan dirinya dan Leka pun dengan sigap membantunya untuk bersandar di kepala ranjang.

"Maafin Leka ya pah,Leka baru bisa dan sanggup menginjakkan kaki Leka di sini sekarang." ucap Leka dengan menciu*i tangan papanya.

"Bunda .." panggil si kembar membuat Leka tersadar bahwa dirinya tak sendiri.

Si kembar yang duduk di sofa pun menatap dua orang dewasa itu dengan pandangan sendu.

Hardi membeliak menatap dua bocah yang begitu menggemaskan.

"Leka apa mereka...

"Mereka cucu papa, walaupun hasil..

"No Leka,mereka cucu papa..apa mereka kembar?"

Hardi memotong omongan putrinya karena dia merasa tak pantas jika status anak Leka terucap dengan cap yang di pandang hina.

"Sini sayang,Salim sama opa !" perintah Leka pada si kembar.

Dengan cepat si kembar pun melangkah mendekati Leka dan Hardi.

Hardi merentangkan kedua tangannya menyentuh si kembar.Tubuhnya seakan punya penawar ampuh sehingga dia tidak merasakan kesakitan kali ini.

Dengan senang hati dua bocah itu masuk dalam pelukan sang opa.

"Opa kenapa sakit, Opa harus sembuh..Aura mau jalan-jalan sama Opa.Selama ini Aura sama abang jalan-jalan nya sama ayah Candra dan juga Aki Udin..bosen !!"

Celotehan Aura membuat Hardi terkekeh mendengar keluhan sang cucu.

"Oke,opa pasti sehat.Nanti kita akan jalan-jalan.Siapa nama kalian,"

"Aku Aurora opa ,biasa di panggil Aura ," jawab Aura dengan wajah menggemaskan.

"Lalu kamu boy?" tanya Hardi tertuju pada Elang.

"Namaku Elang Opa." jawab Elang dengan wajah datar dengan terlihat aura nya sangat dingin

Hardi mengernyitkan keningnya,sungguh sangat bertolak belakang sifat kedua cucunya itu.Namun,Hardi tahu Elang dengan kecil sudah menampakkan aura ketegasannya.

Bersambung