Masa lalu yang telah Ia lupakan kembali hadir dan mengusik kehidupannya. Seolah takdir mempermainkan mereka.
Mira, wanita cantik yang profesi sebagai seorang dokter telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan membahagiakan anaknya seorang diri. Ia mampu melakukan semua itu tanpa adanya sosok Rangga, pria masa lalu yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan tiba-tiba pergi begitu saja. Menghilang bagai buih.
Disaat Mira tengah bahagia dengan kehidupannya, lagi-lagi pria itu tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan mereka sebagai seorang dokter dan pasien.
Akankah Mira berada di sekitaran Rangga sebagai seorang dokter, yang akan menyembuhkannya? Ataukah memutuskan menjadi sosok wanita yang telah dicampakkan, dan membalas rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancurnya Hati Natali
Rangga terkejut saat melihat penampilan Natalie yang begitu saksi, terlebih lagi saat ini ia sudah ada di apartemen itu dengan Natalie yang mengunci pintunya.
"Ayo masuklah, kamu ingin membahas masalah apa?" ucapnya dengan santai, Rangga pun berdaham dan ikut masuk, terlihat di sana sudah ada minuman dan juga cemilan untuk mereka.
"Ayo, duduklah kamu bahas apa sehingga tiba-tiba memintaku untuk bertemu," ucap Natalie lagi yang masih bersikap santai, menaikkan satu paha ke paha yang lainnya sengaja mengangkat sedikit bajunya yang memang berada di atas lutut sehingga memperlihatkan paha putih mulusnya. Namun, semua itu tak membuat Rangga tergoda, dihatinya hanya ada Mira.
Mereka yang sudah biasa bertemu di apartemen seperti itu di waktu dulu membuat Rangga menganggap semua itu biasa saja, ia pun ikut duduk.
Natalie menyodorkan minuman yang memang sudah disiapkannya khusus untuk Rangga.
"Minumlah dulu agar kita bisa berbicara dengan santai," ucapnya, Rangga pun mengambil minuman itu dan kembali menyimpannya di atas meja di depannya, ia tak sedang ingin minum ia datang ke sana ingin membahas masalah pembatalan pertunangan mereka.
"Ada apa?" ucap Natalie begitu melihat Rangga tak mau meminum minuman yang disodorkannya dan ia bisa melihat dengan jelas wajah keseriusan di wajah pria yang sangat dicintainya itu, pria yang hampir saja menjadi suaminya. Namun, karena kehadiran masa lalunya pria itu membatalkan semuanya, membuat harapan, hati dan juga perasaannya hancur berkeping-keping, terlebih lagi tak ada yang membelanya baik itu keluarga Rangga ataupun keluarganya sendiri, mereka semua mendukung keputusan untuk mengakhiri pertunangan mereka dan mendukung Rangga kembali pada wanita masa lalunya tanpa memikirkan perasaannya.
"Aku ingin kamu merelakanku bersama dengan Mira, aku tahu itu sulit. Namun, aku mohon terima keputusan yang telah aku ambil."
"Kamu akan bahagia bersama wanita itu dan juga anak-anakmu, lalu bagaimana denganku? Tanpa aku beritahu pun bagaimana perasaan kepadamu kamu pasti tahu jika aku sangat mencintaimu," ucap Natalie dengan mata yang berkaca-kaca, dengan gampangnya Rangga mengatakan semua itu tanpa memikirkan perasaannya.
"Aku yakin suatu saat nanti kamu akan menemukan pria yang bisa menggantikanku dalam hidupmu, pria yang kamu cintai dan juga mencintaimu."
"Tidak, aku tak membutuhkan siapapun. Aku hanya membutuhkanmu, kamulah pria yang aku cintai dan aku yakin kamu juga pasti mencintaiku kan? Semua ini karena wanita itu, mengapa dia harus datang lagi di kehidupanmu dan membawa masalah sehingga menghancurkan hubungan kita."
"Wanita yang menderita di antara kita semua itu dia, Natali. Aku meninggalkannya setelah aku menikahinya sehingga ia harus mengandung bayi kembar itu seorang diri, ia kembali mendapat masalah saat salah satu bayi kami terpisah darinya, aku tak bisa membayangkan bagaimana banyaknya penderitaan yang dihadapinya karena kesalahanku. Aku mohon mengertilah."
"Kalian semua egois, kalian semua memikirkan perasaan wanita itu saja. Apa kalian tak pernah memikirkan perasaanku, walaupun aku tak melahirkan benihmu, tapi kamu pernah menyentuhku, Rangga. Kamu harus ingat itu, kamu orang pertama yang menyentuhku."
"Aku minta maaf, kita sama-sama tahu waktu itu adalah sebuah ketidaksengajaan kan, kita hanya sekali melakukannya."
"Sekali katamu? Kata sekali itu sudah menghancurkan hidupku, Rangga. Apa kamu yakin ada pria baik-baik yang akan menerima wanita yang tidak suci lagi seperti itu, mereka akan berpikir jika aku adalah wanita murahan dan tak akan memperlakukanku dengan baik di rumah tangga kami nanti, atau mungkin saja akan langsung menceraikanku. Berbeda dengan Mira, walaupun ia tak suci lagi dan bahkan sudah memiliki seorang anak, pria yang akan datang pada Mira tentu saja pasti sudah menerima keadaannya."
Rangga terdiam, apa yang dikatakan wanita itu adalah benar. semua orang tahu jika dia masih gadis. Namun, karena dirinya lah wanita itu sudah tak suci lagi.
"Natalie, aku minta maaf, katakan apa yang harus aku lakukan agar kamu menerima keputusanku ini. Aku tak bisa melanjutkan hubungan kita lagi, aku mencintai Mira dan menyayangi anak-anakku. Aku ingin bersama mereka."
"Apa yang bisa aku katakan sekarang, aku mencintaimu dan tak ingin berpisah denganmu. Jika kamu meninggalkan aku lebih baik aku mati saja."
"Natalie, jangan katakan itu, masa depan kamu masih sangat panjang dan percaya padaku. Suatu saat nanti kamu akan mendapatkan laki-laki yang terbaik dan lebih baik dariku."
"Sampai kapanpun aku tak akan pernah merelakan kamu bersama dengan Mira! Aku takkan merelakan kalian bahagia sementara aku hidup menderita sendiri," tegas Natalie menatap Rangga dengan tatapan tajam dan genagan air mata.
"Natalie, aku mohon. Mira tak akan mau memaafkanku jika kamu sendiri tak mengikhlaskan kebersamaan kami. Mira adalah wanita yang lembut, dia tak akan merasa bahagia jika ada seseorang yang tersakiti."
"Mira, Mira dan Mira! Mengapa kamu hanya terus memikirkan perasaan wanita itu! Aku juga sakit, Rangga! Aku sangat mencintaimu, jika memang kamu tak mencintaiku mengapa kamu ingin bertunangan denganku? Memberikan harapan yang seharusnya tak kau berikan sejak awal jika memang kamu tak mencintaiku dengan tulus."
"Aku minta maaf, tolong mengertilah situasiku. Waktu itu aku sama sekali tak mengingat keberadaan Mira dalam hidupku, aku pikir aku adalah pria bebas dan tak memiliki wanita yang aku cintai, bahkan tak memiliki anak."
"Aku tak masalah menjadi ibu sambung dari anak-anakmu, dan aku lihat Mira juga sudah menerima perpisahan kalian. Rangga, mengapa kamu tak mencoba mengambil keputusan yang tak menyakiti siapapun. Jika kamu tetap memilihku maka tak akan ada yang tersakiti, dia akan menerima pernikahan kita begitupun dengan anak-anakmu, mereka pasti menerima aku sebagai ibu sambungnya. Aku janji akan bersikap baik pada mereka, akan menerima mereka dan menyayangi mereka seperti ibu kandungnya sendiri."
"Tidak, aku tidak bisa melakukan semua itu, karena aku juga sangat mencintai Mira dan ingin bersama mereka."
"Apa sedikitpun kamu tak ada rasa cinta lagi di hatimu untukku? Aku tahu kamu sudah mengingat semua kenangan kita, mengingat semua masa-masa indah kita. Apa semua itu tak ada apa-apanya dibanding kehadiran Mira dalam ingatanmu?"
"Aku minta maaf, aku sudah mengingat semuanya baik mengingatmu ataupun mengingat Mira dan aku sadar jika aku sangat mencintai Mira. Natali, maaf jika apa yang akan aku katakan ini menyakiti hatimu." Rangga menatap Natalie yang terlihat menunggu apa yang ingin dikatakannya.
"Selama ini aku tak pernah mencintaimu, aku melakukan taruhan pada teman-temanku, Wira dan juga Aldi untuk menjadikan kamu kekasihmu. Itulah sebabnya aku terus mendekatimu dan malam itu aku tak sengaja menyentuhmu karena aku mabuk dan pertunangan itu hanya karena rasa tanggung jawabku bukan karena cinta. Untuk saat ini aku benar-benar tak bisa meneruskan semuanya."
Natalie terdiam mendengar apa yang baru saja Rangga katakan, hatinya hancur mendengarkan kejujuran dari pria itu, ia sangat mencintainya. Rangga adalah cinta pertama dan orang pertama yang menyentuhnya, dunianya terasa runtuh saat mengetahui jika dia tak pernah ada di hati Rangga dan hanya menjadikannya barang taruhan.
"Kamu bohong, kamu mengatakan semua itu hanya karena ingin aku mengalah pada Mira kan?"
cerita nya baguz