NovelToon NovelToon
PANGERAN PENDEKAR NAGA

PANGERAN PENDEKAR NAGA

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: adicipto

Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.


Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.


Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Tubuh Kebal Bersaudara

"Para pengawal itu memiliki kekuatan yang aneh," batin Fa Lio Bai.

Serangan Fa Lio Bai tidak hanya tidak mempan terhadap salah satu pengawal Keluarga Chu tersebut, bahkan pergelangan tangan Fa Lio Bai terasa kebas.

"Paman, apakah Paman baik-baik saja?" tanya Qian.

"Mundurlah Qian, mereka itu bukan Pendekar Jiwa Ahli biasa!" ucap Fa Lio Bai.

"Hahaha! Apakah hanya segini saja kemampuan mu pengemis? Jika hanya ini aku saja sudah lebih dari cukup untuk membunuhmu," ucap pengawal tersebut lalu dia mengeluarkan tubuhnya dan maju dengan serangan telapak tangannya.

Dengan cepat Fa Lio Bai melompat menghindari serangan tersebut kemudian dia berlari keluar seraya menyuruh Qian dan Fa Xian untuk melindungi Fa Xeiyin dan Luan Xui, sedangkan Pengawal tersebut hanya tersenyum sinis lalu mengejar Fa Lio Bai yang sudah menunggunya di luar.

"Apakah kamu pikir dengan menghadapiku di tempat yang lebih luas akan mampu mengalahkanku? Apa yang kamu lakukan akan sia-sia terlebih lagi keempat temanmu hanya akan menjadi bulan-bulanan ketiga saudaraku," kata pengawal tersebut dengan tersenyum mengejek.

"Jika aku jadi kamu, aku tidak akan meremehkan mereka, terutama pemuda berpakaian serba jahitan itu," ucap Fa Lio Bai.

Pendekar tersebut mengerutkan dahinya lalu dia menoleh ke arah Qian seraya mengukur kemampuan pemuda tersebut, setelah mengetahui tingkat kemampuan Qian, pendekar tersebut justru menertawakan Fa Lio Bai.

"Hahaha..! Apa yang harus ditakuti dari pemuda yang hanya memiliki kemampuan seorang Pendekar Jiwa Petarung?" kata pendekar tersebut.

Fa Lio Bai mengeluarkan dua belati dari balik bajunya, Fa Lio Bai akan menggunakan keterampilannya yang menguasai beragam senjata, dia yakin jika di dalam Qian dan Fa Xian serta Fa Xeiyin pasti bisa mengatasi ketiga orang Pendekar Jiwa Ahli itu, terutama Qian yang memiliki beberapa jenis racun milik Racun Kalajengking.

"Majulah pengemis," kata Pendekar tersebut seraya memberikan isyarat dengan jarinya kepada Fa Lio Bai untuk menyerangnya.

Genggaman Fa Lio Bai dipererat lalu mulai menyerang Pendekar pengawal itu dengan serangan dua pisau yang memiliki gerakan cepat, kuat, dan mematikan. Pendekar Pengawal Keluarga Chu ternyata juga sangat lincah dalam menghindari serangan dua Pisau tersebut, tubuh kekar dan besarnya ternyata tidak mempengaruhi kecepatannya dalam menghindari setiap serangan yang datang.

Hanya dengan menggunakan tangan kosong saja, Pendekar Pengawal itu justru mampu memberikan perlawanan yang lebih kuat, saking kuat dan cepatnya serangan Pendekar Pengawal itu, Fa Lio Bai sampai terkena satu serangan tapak di dadanya sehingga membuat Fa Lio Bai terpelanting ke belakang.

"Bagaimana rasanya terkena jurus Tapak Matahari ku?" kata Pendekar Pengawal itu seraya menghampiri Fa Lio Bai yang berusaha menahan rasa panas di dadanya.

"Tapak Matahari? Dari perguruan mana sebenarnya orang-orang ini? Kenapa aku belum pernah mendengar nama perguruan yang menggunakan Tapak Matahari?" gumam Fa Lio Bai dan saat dirinya baru berhasil bangkit, Fa Lio Bai merasakan sakit di dalam dadanya dan ada sesuatu yang akan keluar dari tenggorokannya.

Fa Lio Bai segera memuntahkan seteguk darah kehitaman, darah yang seperti habis terbakar itu sangat kental, namun Fa Lio Bai masih mampu untuk bertarung.

"Ayah!" Fa Xeiyin berseru saat melihat kondisi ayahnya yang terluka, namun Fa Lio Bai hanya tersenyum sebagai pertanda jika lukanya tidak terlalu serius.

"Jurus mu sangat kuat dan mengandung rasa panas, ini baru pertama kali aku mendapatkan serangan yang meninggalkan bekas telapak tangan di dadaku, hanya saja ini belum cukup untuk bisa menjatuhkanku," ucap Fa Lio Bai lalu dia mengubah kuda-kuda nya seraya berkata, "Ayo kita lanjutkan ke pertarungan yang sesungguhnya!" kata Fa Lio Bai lalu dia memiringkan kaki kirinya dan dengan sekali hentakan kakinya, Fa Lio Bai langsung melepaskan serangan kombinasi tendangan kaki dan serangan permainan Pisau nya yang sangat lincah, bahkan kali ini serangannya jauh lebih gesit.

Pendekar Pengawal itu sedikit terkejut melihat perubahan serangan Fa Lio Bai, walau tendangan Fa Lio Bai tidak memberikan efek apapun, namun serangan pisau nya yang semakin gesit justru berhasil memberikan luka di tubuhnya.

Di dalam penginapan sendiri, Qian dan Fa Xian menjadi bahan tertawaan oleh ketiga Pendekar Pengawal Keluarga Chu yang menganggap Qian dan Fa Xian serta Fa Xeiyin terlalu lemah untuk berhadapan dengan mereka bertiga.

"Bocah baru kemaren sore ingin bertingkah di hadapan kami! Butuh puluhan tahun latihan bagi kalian untuk bisa berhadapan dengan kami," kata salah satu dari mereka lalu dia berniat untuk menghampiri Qian dan Fa Xian serta Fa Xeiyin yang sedang melindungi Luan Xui.

Diam-diam Qian mengeluarkan botol yang berisi cairan hijau, begitu Pendekar itu berada cukup dekat dengannya, Qian langsung melempar botol berisi cairan hijau itu ke atas lalu dia memukul botol itu hingga terlempar ke arah wajah Pendekar itu.

Pendekar itu dengan sangat mudahnya menepis botol kecil itu hingga botol itu pecah dan cairan hijau segera membasahi telapak tangan Pendekar itu. "Cairan apa ini?" gumam Pendekar itu lalu mencium cairan hijau di tangannya.

Qian yang sama sekali tidak tahu akan jenis racun apa yang dia gunakan hanya bisa bergerak mundur karena sadar jika racun itu tidak berhasil membasahi wajah lawannya.

Setelah Pendekar itu selesai mencium aroma cairan tersebut, tidak ada hal yang aneh apapun terhadap Pendekar tersebut, namun saat dia ingin kembali mendekati Qian dan yang lainnya, tiba-tiba saja tubuh pendekar itu menjadi lemas serta kepalanya terasa pusing.

"Apa yang terjadi pada…ku!"

Pendekar itu langsung jatuh tidak sadarkan diri yang membuat kedua rekannya terkejut, bahkan Qian pun juga sama terkejutnya.

Salah satu rekannya mendekati rekannya yang tergeletak untuk memeriksa apakah temannya itu sudah mati atau tidak, namun saat diperiksa, ternyata temannya itu hanya tidak sadarkan diri saja.

"Jangan sampai kamu mencium aroma cairan di tangannya itu! Cairan itu adalah Cairan Obat bius yang biasa digunakan oleh anggota Racun Kalajengking!" kata salah satu rekannya yang langsung mengenali cairan di tangan rekannya serta menghentikan temannya agar tidak menghirup aroma Cairan Obat Bius.

"Kenapa dia bisa memiliki Cairan Obat bius? Apakah dia adalah anggota Racun Kalajengking?" tanya Pendekar itu kepada temannya.

"Entahlah, yang jelas kita harus berhati-hati kepada Pemuda itu, walau tubuh kita kebal pukulan, tapi tubuh kita tidak akan kebal dengan racun," jawab temannya seraya mengingatkannya.

Qian yang sempat mendengar seruan Pendekar itu juga baru tahu jika ternyata cairan di dalam botol itu adalah sebuah Obat bius, bahkan obat bius itu mampu membuat seorang Pendekar Jiwa Ahli jatuh tidak sadarkan diri.

"Ayo kita juga harus keluar agar kita bisa leluasa bergerak," ajak Fa Xian lalu dia dan Qian serta Fa Xeiyin membawa Luan Xui keluar, sedangkan Qian dan Fa Xian sudah bersiap untuk menghadapi dua Pendekar Pengawal Keluarga Chu yang sudah menyusul mereka berempat.

"Mau lari kemana kalian? Sekarang kalian akan kami beri pelajaran!" kata salah satu Pendekar Pengawal itu lalu dia dan temannya langsung maju menyerang Qian dan Fa Xian.

Melihat kedua Pendekar itu akan segera datang, Fa Xian mencabut pedangnya, sedangkan Qian tidak sempat untuk mengeluarkan racun yang dimilikinya sehingga mau tidak mau dia harus menyambut serangan kedua lawannya yang memiliki kemampuan setingkat lebih tinggi darinya.

Qian melepaskan serangan Tendangan Berputar nya sehingga serangan itu langsung mengenai dada pendekar itu, namun Pendekar itu hanya mengendorkan tubuhnya setelah itu dia mendorong kaki Qian yang berada di dadanya sehingga membuat tubuh Qian terpental ke belakang.

Perbedaan kekuatan itu membuat Qian sadar jika dirinya tidak mungkin bisa mengalahkan Pendekar Pengawal tersebut, namun bukan berarti Qian akan menyerah begitu saja, dia justru teringat dengan ucapan si Kakek Pengemis malam itu, jika dirinya ingin memiliki kemajuan, maka dia harus berlatih dengan melawan seseorang yang bisa bergerak.

Tidak jauh di sebelahnya, Fa Xian juga tidak bisa bertahan, dia juga terkena serangan lawannya hanya dalam satu jurus dan satu gerakan saja, hal itu membuat Fa Xian harus mundur.

"Qian, apakah racun mu masih ada?" tanya Fa Xian.

"Tentu saja masih ada!" jawab Qian.

"Sepertinya tubuh mereka kebal terhadap serangan serta mereka cukup gesit untuk menghindari setiap serangan kita, hanya saja kelihatannya tubuh mereka sangat rentan terhadap racun," kata Fa Xian.

Qian mengangguk karena dia sudah membuktikannya sendiri. Mengingat dirinya berada agak sedikit jauh dengan lawannya, Qian pun kembali mengeluarkan botol lain, namun kali ini isinya justru seperti lendir berwarna merah.

"Racun jenis apa lagi ini?" tanya Qian kepada dirinya sendiri karena dia juga tidak tahu akan jenis racun itu serta bagaimana cara menggunakannya.

Kedua Pendekar itu melihat Qian yang memegang botol lain sehingga keduanya yakin jika itu adalah botol yang berisi racun, akibatnya keduanya menjadi waspada dan mencari celah untuk menyerang.

"Bersiaplah, mereka berdua sudah kembali bergerak," kata Fa Xian.

Qian yang sama sekali tidak tahu akan bagaimana cara menggunakan racun yang kental dan susah untuk di keluarkan dari dalam botol akhirnya menyerah dan memasukkannya kembali ke dalam cincinnya lewat selah-selah baju agar tidak kelihatan oleh Fa Xian dan yang lainnya jika cincin yang dia gunakan bisa membuat untuk menyimpan barang.

"Mereka terlalu kuat, mungkin serangan Pukulan Penghancur Gunung juga tidak akan bisa melukai mereka," gumam Qian lalu dia teringat dengan Pedang Naga Api nya.

Karena lawannya tidak bisa dihadapi dengan serangan biasa, Qian akan mencoba untuk menggunakan Pedangnya, namun baru saja dia mengeluarkan pedangnya dari dalam cincinnya, tiba-tiba saja satu pukulan lawannya langsung mengenai kepala Qian sehingga Qian terlempar cukup jauh dan pedang nya juga terlempar ke arah yang lain.

"Qian..!" Fa Xian dan Fa Xeiyin serta Luan Xui terkejut melihat Qian yang terkena serangan Pendekar itu.

Pandangan Qian serasa berputar, sedangkan kepalanya pusing dan juga mulai mengeluarkan darah, darah itu terus mengalir sedangkan Qian yang merasa dunia seperti berputar berusaha untuk bangkit.

Darah yang terus mengalir itu turun melewati sela-sela leher hingga terus mengalir ke pundaknya hingga membasahi Tanda lahirnya dan tanda lahir itu tiba-tiba saja menyala dengan sendirinya, sedangkan Pendekar Pengawal itu tersenyum puas seraya menghampiri Qian yang terlihat masih terhuyung-huyung karena pusing.

"Inilah akibatnya jika berani melawan Empat Tubuh Kebal bersaudara! Sekarang terimalah Tapak Matahari ku," kata Pendekar itu lalu dia mengayunkan serangan tapaknya ke arah kepala Qian.

Fa Xian dan Fa Xeiyin jelas sangat panik karena Pendekar Pengawal itu akan mencelakai Qian, begitu juga dengan Fa Lio Bai, namun dia tidak bisa menolong Qian sebab dirinya juga masih belum mengalahkan lawannya.

"Anak muda itu akan segera berakhir!" kata Chu Ying.

Pendekar Pengawal yang satu lagi hanya tersenyum lebar melihat rekannya yang akan segera menghabisi Qian, sedangkan Pendekar yang akan segera mencelakai Qian akan benar-benar sampai dan akan segera untuk memecahkan kepala pemuda tersebut.

Namun saat akan sampai, tiba-tiba saja Qian menangkap tangan Pendekar itu lalu Qian menatap Pendekar itu dengan tatapan bola mata yang terlihat berubah sedikit kemerahan, belum lagi darah yang menutupi wajahnya juga memberikan kesan yang tidak nyaman.

"Krekkk!!"

Tangan Pendekar Pengawal itu langsung di remas lalu di pelintir oleh Qian hingga suara tulang-tulang lengan yang patah terdengar, dan setelah itu Qian melempar Pendekar itu dengan satu hempasan kemudian tangan kanan Qian terlihat seperti ada garis merah menyala seperti api yang melilit dari pundak hingga ke telapak tangannya.

1
Matt Razak
mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍👍👍
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍👍👍
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍👍💯
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍💯💥
Matt Razak
Mantap 👍💯
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
mantap 👍
Matt Razak
combantrin, kasih kena yg berlubang thor 🙏
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍👍💯
Matt Razak
mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍💯💥👌
Matt Razak
Mantap 👍
Matt Razak
Mantap 👍💯
Matt Razak
Mantap 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!