NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 17 — Akademi Qianshan

Eps. 17 Akademi Qianshan

Seminggu berlalu sesuai dengan jadwal yang ditentukan, hari Jian Chen berangkat ke Akademi akhirnya tiba.

Jian Wu dan Jian Ran mengantarkan anaknya sampai dipintu gerbang Klan Jian untuk melihat hari keberangkatnya. Sebelum Jian Chen pergi Jian Wu terlebih dahulu memberikan sesuatu.

“Ini adalah pedang yang ayah beli untukmu, Chen’er, Taring Putih. Ayah memberikan ini karena kamu juga seorang pendekar pedang.”

Jian Chen menatap sarung pedang yang berwarna kebiruan itu, ia menarik gagangnya seketika tampaklah pedang yang begitu mengkilap yang menandakan ketajamannya.

Diwaktu kehidupannya yang lalu, Jian Chen juga mendapatkan pedang ini jadi dia tidak terlalu terkejut atau bahagia saat menerimanya. Pedang Taring Putih hancur ketika Jian Chen melawan seekor siluman kura-kura, mata pedangnya bengkok ketika menyerang siluman itu.

“Ayah, terimakasih.”

Jian Chen jadi terpikir bahwa pedang inilah pemberian ayahnya terakhir kali ketika hidupnya dulu.

“Chen’er, pulanglah setiap tahunnya ke rumah, Ibu dan ayahmu akan tetap menunggumu.” Jian Ran mengusap rambut Jian Chen.

Rasa-rasanya sangat sedih mendengar itu bagi Jian Chen, karena jika mengingatnya lagi dia tidak punya tempat pulang dikehidupan sebelumnya. Ibu dan ayahnya sudah tiada walaupun dia bisa kembali.

“Ibu, jangan khawatir, aku akan kesini setiap tahunnya.”

Kejadian yang sama terjadi pada anak yang lain ketika berpamitan dengan orang tuanya. Ada 10 anak yang akan dibawa ke Akademi termasuk Jian Chen.

Jarak antara Klan Jian dan Ibu Kota sangatlah jauh, jika itu berjalan kaki akan membutuhkan waktu 2-4 minggu tetapi biasanya Jian Ya akan menggunakan sarana siluman elang untuk pergi kesana.

Siluman elang emas adalah siluman yang langka ditemukan di daratan Provinsi Naga Petir sekaligus salah satu siluman yang bisa dijinakan. Di Klan Jian sendiri hanya terpadat 7 ekor elang emas yang dipelihara oleh pemimpin klan.

Elang emas hampir dimiliki oleh setiap klan pada umumnya, di klan yang kecil bahkan ada yang tidak punya elang emas sama sekali. Ini menandakan bahwa siluman elang emas sangatlah langka dan berharga.

Jika bukan karena hal yang sangat penting, Jian Ya tidak akan menggunakan elang emasnya tetapi kali ini adalah pengecualian.

Jian Ya sudah berdiri disalah satu dari lima elang itu, menunggu anak-anak yang berpamitan pada orangtuanya. Setelah dirasa selesai kemudian Jian Ya menyuruh agar semuanya naik ke elang tersebut.

Disetiap elang tersebut sudah ada Tetua Klan yang menduduki untuk mengendalikannya. Jian Chen meloncat ke atas elang yang ditunggangi Jian Ya tanpa kesulitan.

Kemudian ada anak lainya yang meloncat, satu elang di tunggangi oleh 3 orang.

Sembari melambaikan tangan, kelima elang mulai mengepakkan sayapnya hingga mengambang di udara. Jian Chen terakhir kali menatap orang tuanya sebelum dirinya melesat ke atas langit.

Jian Chen dalam posisi berdiri saat menunggangi elang, berbeda dengan salah satu anak yang bersamanya yang memegang pelana karena takut jatuh.

Anak yang dibelakang Jian Chen sedikit heran karena Jian Chen tidak ketakutan saat dibawa ke atas seperti anak lainnya, Jian Chen bahkan bisa menyeimbangkan tubuhnya ketika udara menabraknya begitu kuat.

Bukan anak itu saja melainkan Tetua yang mengendalikan elang di dekatnya juga merasa terkejut karena Jian Chen bisa berdiri dengan tegak, tetua itu sendiri yakin dirinya tidak mampu melakukan hal yang sama.

Jian Ya yang juga melihatnya begitu takjub dalam hati, Jian Ya memang dalam posisi berdiri sama dengan Jian Chen tetapi ia memiliki alasan untuk itu karena dirinya sudah terbiasa menunggangi siluman elang.

‘Dia mempunyai keseimbangan tubuh yang sempurna, tidak salah kalau dia berbakat di bidang ilmu tangan kosong…”

Hampir 8 jam berlalu, elang rombongan dari Klan Jian akhirnya tiba di Kota Qianshan, Ibu Kota dari Provinsi Naga Petir.

Jian Chen tersenyum lebar ketika kota itu sudah terlihat dari atas, kota ini membawa banyak kenangan untuknya.

Kota Qianshan merupakan kota yang memiliki wilayah yang sangat luas, mencakup berbagai klan ternama, tempat perdagangan dan pebisnis saling bertemu, pertanian, hutan, perkebunan, semua ada dalam Kota Qianshan.

Di Provinsi Naga Petir ini, Kota Qianshan termasuk kota dengan perekonomian yang bagus, tidak mengherankan akan ada banyak orang yang menggantung hidupnya disini.

Disalah satu sudut Kota Qianshan terdapat beberapa wilayah dengan bangunan besar yang dikelilingi sebuah dinding. Wilayah dan bangunan itu terlihat berbeda, lebih lebar, lebih luas. Jian Chen mengetahuinya karena itu adalah tempat Akademi yang dituju.

Jian Ya menyuruh untuk mendarat didekat Akademi tersebut, terdapat banyak elang emas lainnya yang juga ikut mendarat dan diyakini bahwa mereka dari klan lain yang menuju akademi untuk mendaftar juga.

Karena sekarang adalah tahun pembukaan Akademi, begitu banyak orang yang menyertainya. Didepan gerbang Akademi ada beberapa meja dan kursi untuk pengurus sebagai tempat pendaftaran masuk.

Salah satu tetua Klan Jian diperintahkan untuk mengantri dan mendaftarkan nama-nama murid beratas namakan Klan Jian.

Mungkin karena dari klan menengah yang ternama, tidak sulit untuk mendaftarkannya sehingga dalam beberapa menit saja Jian Chen dan anak lainnya sudah resmi jadi murid Akademi Qianshan.

Jian Ya kemudian memberikan lencana pada Jian Chen dan lainnya yang menandakan identitas lencana itu sebagai murid dari akademi.

“Dengan lencana ini kalian sudah resmi jadi murid akademi, berlatihlah yang giat agar kalian menjadi pendekar yang hebat...” Jian Ya mulai menjelaskan tentang akademi ini.

Di Akademi, seorang murid sudah difasilitasi semuanya termasuk tempat tinggal dan makanan. Di Setiap harinya mereka akan belajar banyak hal, berkompetisi, atau berlatih beladiri.

Terdapat banyak seorang pendekar hebat di didik disini, mereka yang lulus akan mendapatkan pekerjaan yang terjamin, seperti menjadi seorang prajurit istana, pengawal dari pejabat tinggi, atau pendekar bayaran yang memiliki harga langit.

Dalam kasus orang lain hal ini adalah kebanggan, namun Jian Chen ke Akademi tidak bertujuan kesana. Setidaknya Jian Chen bisa bebas berkeliaran disini tanpa harus dibatasi oleh orang tuanya.

Dengan kebebasan ini, Jian Chen bisa leluasa melakukan rencananya untuk menyelamatkan Klan Jian dari pembantaian.

Jian Chen menatap lencana berwarna perak itu di tangannya, dengan adanya status sebagai murid dari Akademi, ia juga mendapat perlindungan.

Sesudah memberi arahan, Jian Ya dan tetua lainnya kembali menaiki elang. Jian Ya menatap Jian Chen yang semenjak tadi terdiam, ada banyak yang ingin dibicarakan dengannya namun sepertinya waktunya tidak tepat.

Menghilangnya Jian Ya dan para Tetua sudah ada pengurus Akademi yang telah berdiri, pengurus itu mengarahkan Jian Chen dan lainnya masuk ke wilayah Akademi.

Pengurus itu membawa Jian Chen pada tempat tinggal yang akan dihuni selama mereka berada di akademi. Sebuah bangunan dengan papan nama Klan Jian terpampang menandakan bahwa murid Klan Jian memang sudah cukup terkenal di akademi ini.

Bangunan itu terdapat banyak kamar yang sebagian sudah dihuni oleh anggota Klan Jian yang telah masuk ke akademi lebih dulu.

Melihat ada anak baru yang masuk, para penghuni lama hanya menatap dengan datar. Jian Chen mengetahui bahwa pandangan itu seperti meremehkan.

Lalu pengurus akademi yang berjalan didepan memberitahukan letak-letak kamar yang masih kosong, setiap murid yang baru seperti Jian Chen akan mendapatkan kamar perorangnya.

Jian Chen masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat sebentar karena telah berpergian selama 8 jam, namun baru saja matanya terpejam sudah ada ketukan pintu yang terdengar.

1
Agus Rahmat
dialog nyalebay bos
Erwin Oktorian
Luar biasa..lanjutkan karya nya thor. terima kasih
Agus Rahmat
main main chapter
Raditya Vicky
Luar biasa
Agus Rahmat
10link/dtk=600/mnt. gimana Thor baru beberapa menit dakenabisan tenaga
Agus Rahmat
lausiapa yang disukai.. ini bukan sinetron bos
Agus Rahmat
kelihatan bodoh dan polos
Agus Rahmat
terlalu lebay protektif
rain
ku tunggu kelanjutannya thorr
Agus Rahmat
gk nunggu bergrk dll...
Agus Rahmat
terlalu lebay
Agus Rahmat
kominum melulu bentar bentar HBS tng dlm mang yg lain gk pernah HBS Thor.
Agus Rahmat
menusuk bgtu dalam
Arya Maheswara
40rb pasukan dilawan dg pedang, wow capeknyoooo, harusnya pake seruling neraka sekali tiup habis tuh
Gatot Soemarto
Luar biasa
Agus Rahmat
siapakah Anda ini
Agus Rahmat
ha ha ha ha
Agus Rahmat
ayolah
reqy
/Facepalm//Facepalm/ ai lily akhirnya ...
Ardyanti
ok bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!