Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
"Haha, mohon maaf tuan, kita tidak selemah yang anda pikirkan! mari kita buktikan omongan besar anda itu, dan mari kita saksikan bersama-sama, siapa orang yang pantas memenangkan pertarungan kali ini, apakah itu anda ataupun saya," ucap sombong sang musuh.
Mendengar ucapan sombong dari lawannya itu, dengan seketika tuan Sean merasakan bahwa semangat di dalam dirinya telah hadir kembali.
Tuan Sean tersenyum tipis, beliau pun berlari ke arah musuhnya itu. Tuan Sean memberikan serangan beruntun hingga lawannya tak mampu menahan pukulannya.
"Satu kesalahan fatal yang telah anda buat, yaitu mencoba meremehkan kekuatan keluarga bangsawan mata abu-abu. Saya peringatkan kepada anda! Jangan pernah sesekali meremehkan kekuatan mereka karena kekuatan mereka tubuh di dalam diri saya," ucap tuan Sean begitu puas sekali melihat lawannya sudah tergeletak tak berdaya di hadapannya.
"Haduh ... , bagaimana ini? rekan anda itu telah gugur tuan, dan sekarang tinggal kalian bertiga. Sebenarnya saya lagi khawatir nih karena sepertinya saya bukanlah lawan yang tepat bagi kalian semua," ucap tuan Justin seraya meregangkan lehernya hingga mengeluarkan bunyi.
"Rasakan ini! pukulan pemusnah ... , hancurkan!", teriak tuan Julian penuh semangat.
Kedua kepalan tangan tuan Julian mengeluarkan cahaya berwarna biru. Warna tersebut menjadi suatu ciri tersendiri bagi tuan Julian bahwa beliau merupakan seorang pengusaha yang paling beruntung karena memiliki kekuatan pemberian dari keluarga bangsawan bermarga Mata Biru.
"Satu pukulan untuk anda! hiya ... ," tuan Julian memukul wajah lawannya yang pertama hingga lawannya itu terjatuh ke tanah.
"Terima ini! satu, dua. Dua pukulan itu saya khususkan untuk anda, jadi tetaplah terjatuh seperti itu," kedua pukulan itu mendarat diperut dan diwajah lawannya yang kedua. Lawannya yang kedua itu terpental jauh dari titik mereka berkelahi.
"Tinggal anda yang terakhir. Nikmatilah!".
Bakkk, bukkk ....
Kira-kira lawan terakhirnya itu mendapatkan 10 pukulan beruntun dari tuan Julian. Kesepuluh pukulan itu memang sengaja beliau arahkan ke wajah lawannya agar lawan terakhirnya itu tak bisa bangkit kembali.
Cahaya biru di kedua tangannya itu perlahan-lahan memudar dan menghilang. Lalu setelah itu tuan Julian pun menghembuskan napas leganya, hingga pada akhirnya lawan yang mereka hadapi di sana telah dinyatakan kalah.
Tuan Julian menatap langit-langit biru seraya mengingat sumber kekuatan energi yang telah membantu dirinya dan tuan Sean itu sebenarnya berasal dari mana.
"Kekuatan yang sangat dasyat! sebenarnya kekuatan itu berasal dari arah mana? apakah semua ini perbuatan tuan Raga? tapi beliau memiliki kekuatan energi berwarna biru, sementara kekuatan energi yang sudah menyelamatkan nyawa saya itu berwarna ungu," ucap tuan Julian dalam hati masih bingung.
Tuan Sean menghampiri tuan Julian. Dia berdiri di samping beliau seraya berkata, "Tuan, apakah anda memikirkan hal yang sama dengan saya?", tanya tuan Sean.
"Apakah anda mengetahui sumber kekuatan itu berasal dari mana tuan?", tanya tuan Julian penasaran.
"Justru saya ingin menanyakan hal itu kepada anda tuan, tapi sepertinya anda juga tidak mengetahuinya."
"tapi, tunggu tuan, apakah kekuatan dasyat itu merupakan kekuatan milik tuan Raga?", tanya tuan Sean.
"Saya rasa bukan tuan, seperti yang anda lihat sekarang, bahwa kita berada jauh dari posisi tuan Raga, dan terlebih mau bagaimanapun saya juga memiliki kekuatan pemberian dari keluarga mata biru. Bila kekuatan tersebut merupakan kekuatan tuan Raga, maka saya akan merasakan kehadiran kekuatan beliau, tapi anehnya saya tidak bisa merasakan perasaan apa pun dari kekuatan itu."
"Ya, sudahlah tuan, yang jelas siapa pun orangnya, dia sudah menyelamatkan nyawa kita berdua."
....
"Apakah kamu sudah membantu mereka?", tanya tuan raga berbicara kepada Aksara lewat batinnya.
"Saya sudah menjalani semua perintah yang ayah berikan kepada saya," jawab Aksara lewat batinnya.
"Bagaimana keadaan mereka sekarang?".
"Mereka berdua baik-baik saja."
"Tetap awasi keadaan di sekitar kamu Aksara, untuk sementara waktu kamu tidak usah ikut bertarung bersama degan mereka, tugas kamu saat ini adalah membantu mereka dari kejauhan saja."
"Baik ayah."
Mereka berdua berbicara lewat batinnya, tak ada satu orang pun yang bisa mendengarkan perbincangan mereka berdua selain Azka.
Sebelumnya pada saat Aksara sedang berkelahi dengan lawan-lawannya di sana, tiba-tiba saja tuan Raga memerintahkan Aksara untuk segera pergi dari area pertarungan.
Tuan Raga mencoba melindungi privasi Aksara agar orang-orang di sekitarnya tidak bisa mengetahui jati diri seorang Aksara.
Beberapa jam yang lalu ....
"Aksara ... , demi menjaga data diri kamu, alangkah baiknya kamu meninggalkan pertarungan terbuka kamu itu, ayah punya beberapa tugas yang harus kamu lakukan di sana," ucap tuan Raga dalam batinnya waktu itu.
"Baik ayah," Aksara menghilang tanpa jejak setelah menerima perintah dari ayahnya.
Aksara pergi ke suatu tempat yang di mana takan ada satu orang pun yang mengetahui keberadaannya sekarang ada di mana.
"Saya sudah pergi jauh dari area pertarungan ayah, dan sisanya tinggal menunggu perintah dari ayah?", ucap Aksara lewat batinnya.
"Tugas kamu adalah melindungi keluarga ayah yang sedang bertarung di sini," ucap tuan Raga seraya melawan musuh-musuhnya di sana.
"Akan saya lakukan."
Aksara duduk bersila di atas batu pegunungan yang letaknya cukup jauh dari area pertarungan. Lalu setelah itu dia pun memejamkan matanya, dan juga membusungkan dadanya ke depan serta menaruh kedua kepalan tangannya itu dilutut kakinya.
Mata batinnya terbuka. Di dalam penglihatan tersebut dia melihat orang-orang yang sedang berkelahi di titik utama. Aksara memantau dan membantu rekan-rekannya yang sedang kesulitan dalam diam dari jarak yang cukup jauh.
Aksara dapat menyerang siapa saja meski sekali pun dia tidak menyentuh tubuh musuh-musuhnya secara langsung. Jika Aksara ingin menyerang musuh-musuhnya di sana, dia tinggal menentukan arah serangannya saja, dan selepas itu kekuatan energi miliknya akan keluar dengan sendirinya bilamana dia memetikan jari tangannya.
Hal tersebut merupakan cara yang Aksara lakukan untuk melindungi tuan Julian dan juga tuan Sean di sana. Kekuatan energi berwarna ungu itu sebenarnya beradal dari Aksara, maka tak heran mengapa tuan Julian tidak bisa merasakan sumber kekuatan dasyat itu berasal dari siapa dan dari arah mana, semuanya disebabkan karena Aksara memiliki kekuatan yang berbeda dari anggota keluarga mata biru yang lainnya.
Kembali kepada tuan Julian, di mana waktu itu beliau melihat bahwa Samuel belum juga bangkit dari tidur terlelapnya.
Latas, beliau mencoba menghampiri Samuel dan kedua rekannya di sana. Tuan Julian berusaha menyadarkan Samuel, namun sepertinya kekuatan Samuel belum pulih seutuhnya.
"Melihat kondisi mereka saat ini, sepertinya mereka juga sudah bertarung habis-habisan di sini, sampai-sampai energi baik mereka menipis seperti ini. Saya rasa mereka bertiga akan baik-baik saja, lebih baik saya membiarkan mereka beristirahat sejenak hingga mana kondisinya benar-benar stabil," ucap tuan Julian seraya pergi meninggalkan mereka di sana.