Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 8 Kepergok
Selesai mengobati Dendy,kedua nya masih di dalam kamar dengan pintu terbuka.Berkali kali orang lewat pun tak mempunyai pikiran negatif karena mereka tahu dan melihat dengan mata nya sendiri jika Dendy lah yang menolong Ria dari pipa yang jatuh.
Kedua nya belum juga keluar sementara yang lain membereskan halaman depan,sudah tak terdengar music tinggal suara orang menyapu sampah.
Dendy melirik ke lantai.
"Itu seserahan mba Nia?"
"Ya" jawab Ria singkat.
Merosot kan tubuhnya lalu duduk di lantai,Dendy mengamati satu persatu.Satu set perlengkapan ibadah,tas dan sepatu,seprei sekaligus selimut nya,hingga Dendy melihat sesuatu yang tabu,ia pun menyipitkan mata nya.
"Kecil sekali!" gumam nya.
Dendy tak sadar Ria berada di sampingnya,wanita itu pun mengerutkan kening menatap arah mata Dendy.
"Maksud Lo apa?" tanya Ria.
Terkejut saat tahu Ria di sampingnya persis.
"Maksud Lo ini Den?".
Ria pun memandang Dendy dari atas hingga bawah berulang ulang.
"Eh,ngapain Lo liatin gue kaya gitu?" tanya Dendy balik.
Ria terkekeh "Terus apa yang ada di pikiran Lo,sampai ngomong seperti itu tadi heh?".
"Ya..Di banding Lo jauh maksud gue begitu!" jawab Dendy terbata,dan Ria pun juga kaget,mata nya membola.
"Heh!! Maksud Lo apa?!"
Menepuk berkali kali dan mencubit perut Dendy,Ria memojokkan Dendy untuk menjelaskan.
Apa yang Dendy lihat adalah bra dan kain segitiga,begitu pula lingerie yang ada di salah satu hantaran di bawah.Perawakan Nia dan Ria memang jauh.Ria cenderung berisi di banding Nia,hal itu sudah terlihat sejak mereka tumbuh dewasa.
.
.
.
Keesokan hari nya...
Tok
Tok
Tok
"Ri..Ria...Jam berapa belum bangun.Mba mau ambil sesuatu di kamar mu Ri!"
Merasa tidak ada sahutan Nia pun bermaksud akan membuka nya.
"Ria mba buka ya!". Suara nya lantang.
Ceklek!!
Pintu terbuka bersamaan,Nia syok dan kaget melihat seseorang membuka pintu kamar Ria.Ia mengerutkan keningnya.
"Ngapain Den? Lo tidur sini,Lo apain adek gua?!" tanya Nia tanpa melihat ke dalam dahulu sementara pintu baru terbuka sedikit.
Dendy tanpa menjawab pun membuka pintu lebar,Nia pun menoleh ke arah ranjang.
Satu ranjang bertiga,Nia terperangah.Yang di pikir secara langsung adalah Ria yang memakai baju tidur panjang dan membuat ia tenang.
Nia pun seketika lega melihat itu,mereka belum ada yang bangun kecuali Dendy,lelaki itu sudah membawa teh hangat ke kamar Ria sembari menunggu yang lain bangun.
"Maaf Mba,tadi aku tutup karena penyangga pintu nya pecah saat semalam di dorong Ria.Dari pada suara nya mengganggu lebih baik aku tutup!" jelas Dendy,Nia pun mengangguk.
"Maaf juga sudah berfikiran lain!"
Nia masuk ke kamar,ia tidak langsung mengambil barang nya melainkan mendekati ranjang ke arah Ria tidur.
Baru sampai di dekat nya,hidung Nia sudah mendengus.Bau sesuatu terasa di sana.
"Kalian kemana semalam,bukan kah hanya di depan mengobrol?". Tanya Nia lagi pada Dendy.
Dendy pun duduk kembali di kursi yang sering Ria pakai untuk mengerjakan tugas.
"Kita memang di depan,Dewa membawa beberapa botol minuman beralkohol.Mereka minum walau hanya sedikit!"
"Sedikit atau banyak?" tanya Nia kembali.
"Sedikit mba,yang minum banyak justru Tejo karena dia sengaja.Ri..."
Ehekmm!!!
Kedua nya menoleh saat Ria berdehem,ternyata ia sudah bangun membuka mata nya.
Nia meraih lengan Ria.
"Mandi Ri,jangan sampai Ayah dan Ibu tahu ini.Bangun kan mereka kalau perlu pulang sekarang,berani banget Lo disini kaya begini.Ini mba masih ada di sini kamu seperti ini, bagaimana jika mba ikut mas Raka?!"
Di depan mata nya,Dendy benar benar melihat Nia menarik Ria dari ranjang hingga depan kamar mandi.
"Den,bangun kan teman Lo semua.Please mba mohon sebelum jam enam,pasti Ibu selalu ke kamar Ria,gua gak mau Ibu atau Ayah tahu!" ucap Nia memohon.
Tahu maksud Nia,Dendy pun mulai membangunkan mereka sementara Ria mandi,Nia menyibak tirai kamar dan membuka jendela.
Saat itu masih pukul lima kurang lima belas menit pagi namun langit di luar sana sudah mulai terang.
Setelah mereka bangun semua dan Nia sudah kembali ke kamarnya sendiri,begitu pula Ria sudah keluar dari kamar mandi.Melihat teman teman nya sudah bangun ia langsung memilihkan baju untuk Nana sementara ganti,dirinya memakai mukena dan keluar kamar,beribadah di mushola kecil yang berada di ruang tengah.
Dendy terkekeh melihat itu,se nakal nakal nya Ria ia masih mengingat sang pencipta.Meski telat karena sudah jam lima lewat namun Ria tetap menjalankan.
Mereka bergantian mandi dan memakai kaos seadanya,tentu saja di pinjami oleh Nia dan milik Raka.
Hanya semalam saja adik nya sudah akan membuat gaduh di rumah.Nia hampir saja kalang kabut jika tidak di bantu Dendy.
Nia antara bahagia karena pernikahan nya dan kecewa karena mengetahui kelakuan Ria saat setelah pesta.
.
.
.
To be continue