Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
'Halo dik, apa kabar?' ayah menelfon kepada adik iparnya atau adik dari almarhumah ibu namanya Titi.
'Kami baik. Ada apa, tumben menelfon?' tanya tante Titi ketus.
'Kemenakan kamu mau lamaran di Mahalona, datanglah! Ajak suami dan keluarga disana.'
'Wah Alhamdulillah. Nikahnya dimana ya?' tanyanya antusias.
'Di KUA dik.' jawab ayah jujur.
'Eh, gimana sih! Baru juga mau nikahkan anak malah hanya di KUA. Anak kamu kan S2?' tanyanya pedas.
'Iya. Datanglah bulan September! Aku tutup dulu dik.' setelah menutup telfonnya, ayah Ahmad hanya geleng kepala. Keluarga isterinya memang tidak ada yang setuju ketika ayah Ahmad menikah dengan ibu Ramlah. Insya Allah nanti akan author buatkan kisahnya! Ini nyata ya.... Hanya beda nama saja! ♧
'Halo dik.' setelah salam ayah Ahmad memberikan informasi pada adik kandungnya. 'Bulan depan datanglah ke rumah karena kemenakan kamu mau lamaran.' ujar ayah.
'Hana Mas?' tanyanya heran.
'Iya. Kamu kabari juga Mas mu, kalian datanglah kesini.'
'Iya Mas nanti kami usahakan.'
'Ya sudah Mas tutup dik.' setelah ditutup ayah merasa lega sudah mengabari keluarganya semua.
"Husna darimana nak?"
"Dari rumah Mak Sulis yah, ayah habis telfon kakak ya?" Tanya Husna.
"Iya. Kakak kamu akan lamaran bulan depan disini."
"Kakak akan pulang yah? Yee." soraknya bahagia.
"Iya nak, kakak²mu akan datang!" ujar ayah sambil tersenyum, dia harus melanjutkan mengurus anak²nya seorang diri. "Bu, tenanglah disana, anak² kita sudah besar bahkan Hana akan dipinang orang bu!" gumam ayah dalam hati sambil berkaca² lalu memeluk Husna anak bungsunya.
"Ayah jangan sedih, nanti aku ikut sedih. Ayah rindu ibu kan?" tanya Husna.
"Ayah bangga punya kalian anak² sholehah yang hebat, ibu pasti bangga dengan kalian." ucap ayah dengan tersenyum untuk menutupi kesedihannya.
"Tentu ibu bangga pada kami ayah!" jawabnya bangga.
"Sana mandi, belajar yang rajin de!" Husna pergi dengan mengangguk sambil tersenyum riang.
***
Tiba saatnya Hana harus pulang Kampung ke Mahalona untuk melakukan ritual lamaran. Hasna ikut pulang bersama Hana, dia memang libur kuliah.
"Kak Hana cantik banget." ucap Husna bangga.
"Adik² kakak juga cantik kok seperti ibu." tidak lupa sebelum lamaran mereka ziarah ke makam almarhumah ibu Ramlah.
"Tentu kak, ibu memang cantik sehingga ayah jatuh cinta!" jawab Husna semangat.
"Apa itu cinta²! Siapa yang ajari de?" tanya Hasna heran.
"Begitu anak² di sekolah kak, mereka cinta²an."
"Sstt Husna dilarang cinta²an ya! Belajar yang rajin biar pintar supaya sukses. Mau jadi kebanggaan orang tua kan?" tanya Hana. Husna hanya mengangguk paham.
"Sudahlah kak. Husna gak mungkin begitu!"
"Kakak hanya mengingatkan de, kamu jangan selalu membelanya!" ujar Hana lembut.
Lamaran dimulai, banyak keluarga pihak Hana yang datang begitu juga dari pihak Hasyim ada lima mobil yang datang. Lamaran berlangsung khidmat!
"Saya ayahnya Hasyim atas nama Limin Putra mewakili putra kami Hasyim Asy'ari meminta anak anda Hana Putri Ahmad binti Ahmad Sholeh untuk dipersunting dan dijadian isteri satu²nya."
"Kami persilahkan untuk Hana menjawab." ujar moderator.
"Insya Allah saya bersedia menjadi isteri Hasyim Asy'ari." ucap Hana lantang.
"Alhamdulillah." ucap mereka semangat. Usai acara lamaran, foto² kemudian makan dan istirahat.
"Hana, sudah mau kembali ke Palopo?" tanya bu Setia.
"Belum bu, mau bantu² dulu di rumah!" ujar Hana ramah.
"Ibu kira sudah mau kembali biar kita satu mobil." ucap ibu Setia semangat.
"Maaf bu, di rumah juga gak ada orang! Hanya kami berempat jadi harus beres² dulu baru kembali ke Palopo."
"Iya sudah gak apa² Hana." ucap ibu Setia melanjutkan makannya. Rumah Hana sederhana, ternyata banyak yang hadir dan untungnya mereka mendirikan tenda.
***
Flashback On
"Hasyim besok lamaran kamu! Kamu gak ikut kan?" tanya bu Setia.
"Gak bu. Kenapa?" tanya Hasyim santai.
"Ya sudah gak apa². Cari uang yang banyak buat pesta nanti nak!"
"Kenapa mau pesta bu? Kan enak mi kalau hanya KUA gak ribet, uangnya juga bisa dipake modal usaha kami nanti bu." ucap Hasyim.
"Ayah kamu gak enak sama keluarganya nak, kamu anak pertama! Ibu dan ayah juga baru mengadakan pesta, mumpung ayahmu masih PNS nak! Nanti akan banyak tamu yang diundang supaya hadir." jelas ibu Setia.
"Padahal enak mi calon mertuaku tidak adakan pesta, ini lagi gara² keluarga jadi harus pesta!" gerutu Hasyim karena merasa lelah.
"Turuti saja apa maunya ayah dan ibumu Hasyim, kami masih ada. Nanti kalau kami gak ada kamu yang repot!" seru ibu.
"Ibu ini omongannya ngelantur!"
"Kenapa ini ribut²!" tanya ayah Limin yang baru bangun tidur.
"Ini yah, Hasyim gak mau pesta!"
"Eh, kenapa gak mau pesta! Malu sama keluarga kalau gak adakan pesta Hasyim. Ayah sudah bilang kalau kita akan pesta besar." ucapnya semangat.
"Terserah kalian saja." ujar Hasyim pasrah.
"Kalau calon mertuamu gak mau pesta biar disini saja! Kalau tidak cukup uangmu biar ayah bantu. Kalau ayah sudah pensiun susah mau mengundang banyak orang Hasyim." jelasnya.
Hasyim hanya senyum² saja menanggapi ocehan ayahnya karena itu sudah dianggap biasa.
"Persiapkan keperluan besok bu, jangan sampai bikin malu kita didepan calon besan!" perintah ayah Limin.
"Sudah beres yah, ibu sudah siapkan semuanya!" jawab ibu semangat.
Flashback Off
***
Beberapa hari setelah lamaran Hana sudah kembali ke kos dengan Hasna. Aktivitas di kampus mulai berjalan, rencananya mereka akan dinikahkan bulan Desember 2017. Sembari menunggu acara pernikahan Hana, maka dia disibukkan dengan bimbingan serta penelitian.
"Kapan penelitian Hana?" tanya Diana.
"Sementara mi penelitian. Kamu ini heboh tapi ketinggalan info. Hahaha." ujar Ni'mah, dia juga mulai heboh ketularan Diana.
"Ha? Iya kah? Kemana saja aku kok ketinggalan info!" jawab Diana lebay.
"Sibuk pacaran. Hahaha." canda Ni'mah.
"Kalian kalau ketemu sudah seperti penjual dipasar." ujar Hana.
"Bener banget Hana. Seru kalau sama Diana!" jawab Ni'mah. Hana hanya geleng kepala.
"Kalian gimana judul Tesis?" tanya Hana.
"Bantu ya Han." ujar Diana memelas.
"Kan sudah dibantu susun kalimat judulnya nah!" ucap Hana geram.
"Bukan itu Hana, tapi menghadap ke Kaprodi. Temani ya?" Hana tepuk dahi.
"Kalian pergi berdua saja cocok, kalau aku ikut temani nanti dicurigai gimana?" ucap Hana menakuti temannya.
"Kok bisa!" tanya Ni'mah.
"Iya. Dikira aku yang bikin. Hahaha." Hana merasa lucu mengerjai teman²nya yang wajah mereka sudah serius dan tegang.
"Hana malah bercanda. Huh." ucap Diana kesal yang diangguki Ni'mah.
"Iya² besok aku temani, sebelum aku nikah apa sih yang gak buat kalian?" Sambil meneliti Hana sudah mulai menyusun hasil penelitiannya.
"So sweet Hana. Makin sayang! Nanti aku kasih kado terindah saat kamu nikah. Ok Hana." ucap Diana.
"Bener Hana." sahut Ni'mah.
"Ok." ujar Hana singkat.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆
Like dan Komen ya ♡♡♡