Neysha Malika adalah seorang gadis yang sedang memulai karirnya di bidang tata rias dan busana, pada awalnya dia memiliki sebuah butik yang sudah terkenal namun karena ulah sepupunya, dia harus kehilangan butik itu dan dia harus bertemu dengan beberapa pria yang jatuh hati padanya ....
siapakah pria yang akan meminta Neysha Malika menikah dengan dirinya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
" Gimana bro ? " Tanya Raditya dari balik smartphone miik Mario.
" Aman bro sejauh ini, lo juga udah liat juga gimana sikap Khev pada keponakan lo yang lain "
" Ha ha " kekeh Mario mencibir sang sahabat.
Mereka memang bersahabat sejak dulu, dan mereka memang juga lebih dekat dengan Shacsya ketimbang Nandini.
" Gua nitip ponakan ya "
" Haha, shacsya juga ponakan gua lah "
" Lo kapan nikah ? "
" Belum ada kesepakatan sama Zena juga, entah bakal nikah sama dia atau bukan nantinya "
" Wkakaka, kenapa bisa gitu dit ? "
" Nggak mau maksain aja "
" Kayak kita bakal di tinggal nikah ponakan kita "
" Iya seperti nya "
Obrolan mereka berkahir ngalor ngidul nggak jelas.
***
Aiza sudah tidur, sedangkan Khev masih mandi. Shacsya memutuskan untuk duduk di balkon kamar hotel milik Khev.
You Know Lah kamar hotel seperti apa yang di tempati oleh Khev, pasti sudah bisa menebak sekelas apa kamar hotel yang di pesan Khev itu.
" Ehm " Shacsya mendengar Khev berdehem langsung reflek berdiri.
" Emm, Ai udah tidur mas. Aku balik dulu ya " Shacsya yang masih sangat kikuk memanggil Khev dengan sebutan ' Mas ' membuat pria itu tersenyum tipis.
" Kenapa ? Nggak suka ? "
" Suka, asal jangan panggil Lion dengan sebuatan Mas juga "
Khev berjalan mendekati pembatas Balkon dan menyandarkan tubuhnya pada pembatas besi itu.
" Kenapa bisa gitu ? " Tanya shacsya yang ikut berdiri di dekat Khev, namun berbeda arah. Khev menghadap ke arah depan sedangkan shacsya memilih untuk menatap masuk ke dalam semabari memperhatikan Aiza.
" Seperti setiap orang yang dekat dengan kamu memiliki panggilannya berbeda-beda "
" Eh masak si ? "
" Willy kamu panggil Koko, Lion kamu panggil Mas "
" Emang mau request di panggil apa ? "
" Nanti coba saya pikirkan "
" Oke, saya kembali ke Villa dulu "
" Boleh saya minta alamat Villa kamu ? "
" Lain waktu saja "
" Kenapa ? "
Belum sempat shacsya menjawab tiba-tiba terdengar tangisan dari atas tempat tidur yang membuat shacsya berlari.
" Kenapa sayang ? " Tanya shacsya sambil memeluk tubuh mungil yang masih rebahan.
" Onty jangan pergi disini aja "
" Ini onty disini "
" Mau bobok di pelukan onty terus "
Shacsya menoleh ke arah Khev dan pria itu menganggukkan kepala.
" Iya ini bakal onty pelukan "
" Papa tinggal ketemu om Lion dulu sayang "
" Iya papa "
Khev meninggalkan shacsya dan Aiza di dalam kamar, menemui Lion yang sudah menunggu di restoran.
" Tuan, ternyata nona shacsya adalah putri Tuan Arya Prayoga. Suami Ny Nadia berhasil merubah nama kepemilikan itu semua "
" Shacsya tinggal dimana ? "
" Nona masih punya beberapa aset atas nama dia "
" Dokter Raditya Prayoga adalah uncle nona shacsya, dan dia sekarang yang mengelola aset Rumah Sakit Cakra Medika milik Nona shacsya "
" Kamu tahu alasan dia kesini ? "
" Menjauhi anda dan menghindari Nona Nandini "
" Kenapa ? "
" Butik yang dimiliki Nona Nandini adalah milik Nona Shacsya, namun Nona Shacsya sudah merelakan semua itu "
Khev mengepalkan jemari tangannya, karena rasa untuk melindungi shacsya sudah muncul di dalam hatinya.
" Kak, kalau memang kakak ingin menikah dengan dia tolong jangan sakiti dia sedikitpun sampai kakak menyakiti dia, akan aku ambil shacsya dari kakak " Willy yang tiba-tiba muncul langsung memesan kakaknya dan mengancam pria itu.
" Kenapa bukan kamu yang menikah dengan dia ? " Khev menatap Willy mencoba mencari jawaban atas keraguannya.
" Kalau dia mau mungkin kita sudah menikah nyatanya sampai detik ini kita hanya teman, dan tidak semua hal dia akan cerita sama aku ataupun Alin. Kami bahkan mengetahui semua hal tentang shacsya karena mencoba mencari informasi sendiri atau karena tingkah si Kunyuk Nandini "
" Hmm "
" Dia masih di kamar kakak ? "
" Iya, Ai kebangunan minta di peluk sama dia. Padahal dia mau pulang "
" Nanti biar gua aja yang anterin kak "
" Oke "
" Tuan semua sudah saya laporkan, saya permisi dulu " Pamit Lion meninggalkan Khev dan Willy.
" Will, kamu sudah pernah ketemu sama om nya shacsya ? "
Willy menggelengkan kepala " Belum, cuma tau dia seorang dokter. Lebih sering ketemu sama Abang Mario "
" Kalian akrab ? "
" Lumayan, karena dia yang selalu mantau soal cafe yang gua kelola kak "
" Cafe itu milik ? "
" Shacsya lah "
" O - kapan kamu mau membantu kakak ? "
" Belum kepikiran kak " Willy menyesap kopi yang berada di depannya.
" Kenapa ? "
" Masih suka kerja yang begini, bisa sambil main-main "
" Kalau shacsya bersedia menikah dengan kakak, apa kamu juga tetep tidak mau bantu kakak ? "
Willy menggeleng " Entah kakak "
" Kak, kamu cinta sama shacsya ? "
" Belum yakin, ini cinta atau kagum "
" Jangan sakiti dia kak "
" Enggak akan lah "
Obrolan diantara mereka tiba-tiba terhenti saat melihat ada beberapa wartawan masuk ke dalam lift.
" Shacsya " Ucap Willy langsung berlari menuju lift yang lain diikuti Khev.
" Ini pasti ulah Nandini " Khev bergumam dengan penuh amarah.
" Orang itu gila dan sinting "
Khev mengeluarkan smartphone berusaha menghubungi seseorang, begitu juga dengan Willy yang berusaha menghubungi shacsya.
" Hai ko "
" Jangan buka pintu kamar kalau ada yang ngetuk " Titahnya.
" Kenapa ? "
" Ada banyak wartawan naik keatas "
" Oh, siap deh "
Shacsya yang masih memeluk tubuh Aiza karena anak itu masih terjaga, dan sedari tadi menggenggam lengan shacsya dengan eratnya.
" Kenapa onty ? " tanya Aiza yang melihat wajah shacsya terlihat begitu cemas.
" Enggak apa-apa sayang, kamu masih belum bisa tidur ? "
" Papa kenapa belum kembali onty ? "
" Papa udah jalan ke sini sayang sama uncle Willy "
" Oh oke onty " Aiza mempererat pelukan pada tubuh shacsya sesaat sebelum pintu kamar itu di ketuk.
" Ada tamu onty "
" Nunggu papa aja buat buka ya sayang "
" Iya onty "
" Onty, bisakah onty yang menjadi momma buat Aiza ? "
" Ini pertanyaan macam apa si sayang, onty mesti jawab apa sayang ? "
" Nanti Ai nanya sama papa dulu ya kalau soal ini "
" Kalau papa setuju, onty mau jadi momma Aiza ? "
Shacsya mengangguk pelan, selain dia tidak ingin membuat gadis kecil kecewa dan menangis, ada perasaan lain yang menganggu shacsya selama dia di Bali.