NovelToon NovelToon
Campur Tangan Mertua

Campur Tangan Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Suami ideal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tie tik

Menjalani rumah tangga bahagia adalah mimpi semua pasangan suami istri. Lantas, bagaimana jika ibu mertua dan ipar ikut campur mengatur semuanya? Mampukah Camila dan Arman menghadapi semua tekanan? Atau justru memilih pergi dan membiarkan semua orang mengecam mereka anak dan menantu durhaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keguguran

Keheningan malam menemani sosok yang sedang termenung di dekat jendela kamar. Penunjuk waktu sudah berada di angka satu malam, tetapi Camila masih terjaga. Pikirannya dipenuhi beberapa kejadian yang menimpanya. Helaan napas berat pun beberapa kali terdengar di sana.

"Aduh," keluh Camila tatkala merasakan nyeri di perut bawah. Dia mencengkram tirai yang menutupi sebagian jendela saat rasa sakit itu datang lagi.

Semakin lama, rasa sakit itu semakin terasa. Pada akhirnya Camila menepuk lengan Arman beberapa kali sambil mendesis kesakitan. "Mas, perutku sakit banget," keluh Camila.

Arman terperanjat setelah mendengar rintihan istrinya. Meski nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, Arman segera duduk di samping Camila. "Bagian mana yang sakit?" tanya Arman dengan suara serak. "Rebahan dulu, Sayang." Arman membantu Camila merebahkan diri di atas tempat tidur.

"Rasanya nyeri banget, Mas. Tembus ke pinggang," keluh Camila sekali lagi.

"Aku ambilkan air hangat dulu ya. Siapa tahu nanti bisa reda sakitnya. Tunggu sebentar," ucap Arman sebelum keluar dari kamar.

Rasa sakit semakin terasa. Camila meringis kesakitan karena perutnya seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum. Camila beranjak dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju kamar mandi saat merasakan ada sesuatu yang tidak nyaman di underwear yang dia pakai.

"Hah! Darah!" Camila terkesiap setelah melihat darah di celana. "Aku kenapa ya? Ini menstruasi atau gimana?" gumam Camila setelah duduk di atas closet.

"Mas Arman!" teriak Camila dari dalam kamar mandi.

Tak berselang lama, Arman datang dengan membawa segelas air hangat. Pria tampan itu terkejut melihat darah yang ditunjukkan Camila. "Kita ke rumah sakit sekarang!" ujar Arman seraya membantu Camila berdiri.

Mereke berdua pergi tanpa membangunkan orang-orang rumah. Arman nekad membawa Camila ke rumah sakit dengan motor hitam kesayangannya. Rintih kesakitan terus terdengar dari balik tubuhnya. Arman pun semakin mempercepat laju kendaraannya hingga mereka sampai di rumah sakit terdekat.

Panik. Ya, inilah yang dirasakan Arman saat ini. Dia mondar-mandir di depan bilik pemeriksaan. Arman khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan benar saja, setelah dokter jaga keluar dari bilik, Arman harus menerima kabar buruk. Camila keguguran.

"Kami harus mengambil tindakan kuret. Silahkan Bapak tanda tangani surat persetujuannya di meja perawat. Mari saya antar," ucap dokter jaga sambil mempersilahkan Arman berjalan terlebih dahulu.

Perasaan Arman semakin tak karuan setelah menandatangani surat persetujuan kuret. Arman tidak siap kehilangan janin yang sudah lama dinanti itu. Dia bergegas kembali ke bilik yang ditempati Camila untuk melihat kondisinya.

"Mas," panggil Camila saat melihat kehadiran Arman.

"Gak papa ya. Kamu harus kuat menjalani semua ini. Kita tidak bisa berbuat apapun kalau memang takdirnya seperti ini. Jangan takut, aku selalu ada di sampingmu." Suara Arman bergetar karena menahan tangis. Dia tidak tega melihat kekalutan Camila.

"Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga diri," ucap Camila.

"Tidak, Sayang. Kamu tidak perlu minta maaf. Semua ini adalah takdir Allah. Jangan menyalahkan diri sendiri ya." Arman membungkukkan tubuh agar bisa memeluk Camila.

Detik demi detik telah berlalu. Setelah adzan subuh berkumandang, Arman memutuskan untuk menghubungi Yudi agar menyampaikan berita ini kepada orang tuanya. Entah, bagaimana nanti respon ibunya jika mengetahui berita buruk ini.

"Mas, aku sekarang di rumah sakit. Istriku keguguran dan harus kuret," ucap Arman setelah panggilan terhubung.

****

Serangkaian pemeriksaan telah dilakukan. Kuret pun berhasil tanpa ada kendala. Camila dipindahkan ke ruang rawat inap yg untuk pemulihan. Selain karena keguguran, Camila memiliki diagnosa yang lain. Alhasil, selama beberapa hari ke depan, wanita asal Surabaya itu harus rawat inap di rumah sakit.

"Jangan terlalu setres ya, Bu. Kemungkinan besar keguguran terjadi karena tekanan pikiran. Saya bisa menyimpulkan seperti ini setelah melihat hasil pemeriksaan. Tensi Ibu turun, asam lambung naik dan ada beberapa hasil lab yang nilainya kurang. Setelah ini mungkin saya akan merekomendasikan dokter spesialis psikomatis untuk menangani kegelisahan Ibu ya."

"Terima kasih, Dok," ucap Camila setelah mendengar penjelasan panjang dokter spesialis kandungan yang menanganinya.

Arman hanya bisa menghela napas berat setelah dokter keluar dari ruangan. Dia meraih tangan Camila untuk digenggam. Tatapan mereka saling beradu cukup lama. Namun, tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir masing-masing.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Arman beranjak dari tempat duduknya saat melihat kehadiran mertuanya di ambang pintu. Arman bergegas menyambut mertuanya dan mempersilahkan duduk di kursi tunggu. Tangis Camila akhirnya pecah setelah merasakan dekapan hangat ibunya.

"Bagaimana keadaan Mila, Nak?" tanya Latif setelah mengamati anak dan istrinya.

"Alhamdulillah, Pa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kesehatannya sedikit menurun," jawab Arman.

"Sabar ya, Nak. Mungkin belum waktunya. Setelah ini ikhtiar lagi," tutur Latif sambil menepuk bahu Arman. "Bagaimana kalau kita mencari udara segar di luar biar kamu tidak setres? Biar mama yang menjaga Mila," tawar Latif setelah melihat kode dari istrinya.

"Mari, Pa," jawab Arman sambil berdiri dari tempat duduknya. "Sayang, aku keluar dulu sama papa," pamitnya kepada Camila.

Setelah kepergian Arman dan ayahnya, Camila tak kuasa menahan air mata di hadapan sang ibunda. Dia menumpahkan kesedihannya di hadapan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini. Hanya saja Camila tidak menceritakan apa saja yang dia alami akhir-akhir ini.

"Jangan terlalu setres, Mil. Tidak masalah sekarang kehilangan dulu. Toh, setelah ini kamu bisa hamil lagi. Kalau kamu setres memikirkan hal ini, nanti justru bisa menghambat kehamilan kedua loh," tutur Fatin—Ibunda Camila—dengan nada bicara yang sangat lembut.

"Ma, kalau aku tinggal sementara di Surabaya boleh gak, Ma? Katanya orang yang habis kuret kan sama seperti orang pasca melahirkan dan aku tidak mau merepotkan mertua, Ma. Beliau sudah tua, aku tidak mau menjadi beban. Bagaimana menurut Mama?" tanya Camila setelah kondisinya lebih tenang.

"Mama oke saja. Tapi kamu harus bicara dulu dengan suamimu. Kalau dia tidak setuju jangan membangkang ya," jawab Fatin sambil membelai rambut Camila dengan gerakan lembut.

Sebagai ibu, tentu Fatin tahu jika putrinya sedang tidak baik-baik saja. Hati Fatin terasa pedih melihat wajah sendu Camila. Namun, Fatin pun tidak bisa mencampuri urusan rumah tangga putrinya. Jika bisa protes, tentu Fatin adalah orang nomor satu yang menentang keberadaan Sinta di rumah Aminah. Sangat tidak baik jika dua ipar berada di atap yang sama.

"Bu Aminah sudah tahu belum kalau kamu keguguran?" tanya Fatin setelah terdiam beberapa menit.

"Tadi kata Mas Arman sudah dihubungi. Katanya ibu pingsan dan sekarang keadaannya masih drop," jawab Camila.

Hembusan napas berat kembali terdengar. Fatin semakin sedih karena putrinya menjadi penyebab kesehatan besannya menurun. Fatin mulai memikirkan jalan keluar atas persoalan ini. Memikirkan kesehatan mental putrinya dan juga kesehatan besannya.

"Nanti Mama bantu bicara sama Arman," ucap Fatin dengan diiringi senyum tipis.

...🌹TBC🌹...

1
aca
camilan pergi aja suami tolol bgt emank
Bunda dinna
Camila mending menenangkan diri dulu,,kehadiran Sinta memang bikin emosi terus..
Arman mana tau,,berangkat pagi pulang sore
Bunda dinna
P.pardi baiķ orangnya,,g banyak omong langsung bertindak..
Titik pujiningdyah: arman harusnya niru bapaknya
total 1 replies
Bunda dinna
Harusnya teh tadi kasih garam sama cuka saja,,Mil..enak buat Sinta
Titik pujiningdyah: bahaya gk sih kalau untuk bumil?
total 1 replies
aca
si tukang fitnah karma nya dateng
aca
bodoh mending cari kontrakan lah suami gk tegas gt buang ke laut
aca
author orang mana kok ada pacet nya q jg orang mojokerto mojosari tepatnya
Titik pujiningdyah: mojokerto aku kak. ak sooko
total 1 replies
Bunda dinna
Si pembuat onad datang lagi..ternyata memang berasal dari keluarga toxic Sinta
Bunda dinna
Mau heran,,Siska kok g punya adab gitu
Haraa Boo
Haii kak, nyicil baca ya, yuk mampir juga di novelku "istri sewaan tuan muda"
terimakasih
Bunda dinna
Niatnya keluar cari hiburan malah dapat masalah,,pusing kan..
Anak sekarang benar2 bikin tepok jidat
Titik pujiningdyah: real life nya memang ada kan yg seperti siska
total 1 replies
Bunda dinna
Mengalah sementara saja,,trs cari solusi biar g serumah sama bu Aminah biar tenang
Titik pujiningdyah: mending keluar ye bund
total 1 replies
Bunda dinna
Syafakallah buat ibu.nya othor..
Lagi musim orang sakit..
Titik pujiningdyah: terima kasih bunda🤩sehat sehat ya
total 1 replies
Bunda dinna
Hadeehh ujung2nya pingsan bu Aminah setelah di marahi pak Pardi
Titik pujiningdyah: tetep gk kuat menghadapi suami. sok garang
total 1 replies
octa❤️
semoga cepat sembuh ibunya y thor
Titik pujiningdyah: amin kak makasih yaaa
total 1 replies
Bunda dinna
Camila sudah bener bersikap cuek sama Sinta,,anggap saja patung..
Fokus sama usahanya biar makin lancar..
Goprutnya ntar sampai hafal sama Mila 😀😀
Titik pujiningdyah: setiap hari makan by goprut
total 1 replies
Bunda dinna
Sinta lagi hamil kok g takut kualat jadi tukang fitnah..
Camila harus lebih tegas lagi
Titik pujiningdyah: tau tuh. caper amat jadi orang
total 1 replies
Bunda dinna
Setelah kejadian ini semoga Arman bisa bijak mengambil keputusan untuk kedamaian rumah tangganya
Bunda dinna
Sah2 saja wanita bekerja asal g lupa sama kewajibannya sama keluarga..
Yg g boleh itu jadi pengadu domba
Titik pujiningdyah: seperti siapa bund?
total 1 replies
Bunda dinna
Mila bersikaplah cuek dan bodo amat sama orang2 yg bermuka dua..
Fokus saja sama keluarga dan usaha biar sukses
Titik pujiningdyah: mila blm jadi wanita strong
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!