3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Daffa menghentikan mobilnya tepat didepan kediaman Dirgantara. Ia segera keluar dari mobil, dan mengeluarkan kursi roda yang akan ditempati istrinya. Setelah itu barulah ia membuka sisi mobil lainnya untuk membantu memapah sang istri agar duduk di kursi roda. Setelah siap, Daffa segera mendorong kursi roda tersebut masuk kedalam kediaman Dirgantara
"Assalamu'alaikum..." salam Sekar
"Wa'alaikum salam, kalian sudah pulang" Mama Carissa segera mendekati anak dan menantunya "Daffina dimana?" tanya Carissa saat tidak mendapati Daffina disana. Padahal seingatnya ia meminta Daffina untuk menemani Kakak dan Kakak Iparnya di rumah sakit, karena dirinya ada urusan bersama Tuan Riko, suaminya
"Daffina katanya ada urusan Ma, tapi katanya tidak akan lama" jawab Sekar
"Baiklah, kalian istirahat ya, kalian pasti lelah" ucap Nyonya Carissa
Daffa segera melajukan kursi roda kembali. Tiba di ujung tangga, ia beralih menggendong istrinya ala bridal, dan ia bawa menuju kamar mereka. Setelah tiba di lantai atas, dengan segera Daffa membuka pintu kamar, dan meletakkan istrinya diatas ranjang
"Terimakasih Kak"
Hening
Sekar menghela nafas kasar, meski sudah mengatakan untuk memulai hubungan mereka dari awal, dan memutuskan untuk berteman. Nyatanya suaminya masih saja dingin. Buktinya, ucapan terimakasih nya yang tulus sama sekali tidak didengarkan suaminya
"Kak..." panggil Sekar
"Ada apa?" Daffa berjalan mendekat
"Kakak bilang ingin berteman denganku, tapi kenapa ucapan terimakasihku tidak Kakak balas?"
"Kau memanggilku hanya untuk menanyakan itu?" tanya Daffa heran
"Aku hanya penasaran saja. Lagipula jujur aku bingung kenapa Kakak tiba tiba berniat untuk berteman denganku. Padahal seingatku waktu itu aku pernah meminta Kakak untuk berteman, tapi Kakak menolaknya. Jadi menurutku semua ini masih sangat aneh" jelas Sekar, mengatakan segala pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya
"Hanya itu?" tanya Daffa dan dijawab anggukan kepala oleh Sekar "Aku sudah berniat untuk memperbaiki hubungan kita. tapi aku tidak tahu bagaimana caranya bersikap hangat padamu. Aku memang seperti ini, tidak banyak bicara dan terkesan pendiam, jadi aku mohon fahami diriku" ucap Daffa lembut
Sekar diam, ia terpana dengan kata kata lembut yang barusaja ia dengar. Suaminya mengatakan bahwa ia tidak banyak bicara, dan itu benar, Sekar faham akan hal itu. Tapi kali ini, ini adalah kata kata terpanjang yang pernah suaminya katakan padanya, ia terpesona akan kelembutan kata itu
"Apakah sekarang ada batasan untukku mencium Kakak?" tanya Sekar spontan
"Maksudmu?" tanya Daffa tidak mengerti
"Selama ini aku harus memanfaatkan situasi dengan baik, hanya untuk bisa mencium Kakak. Tapi apakah setelah hubungan kita menjadi semakin baik, aku bisa mencium Kakak se-suka ku?"
"Ehemm..." Daffa berdehem, ia tidak menyangka istrinya ini akan membahas hal yang aneh menurutnya, dan mendengar kata 'mencium' sudah membuatnya salah tingkah sendiri "Aku tidak terbiasa dengan itu" ucap Daffa, sembari mengambil air diatas nakas, dan meminumnya
"Kalau begitu, akan aku buat Kakak terbiasa, dan sekarang aku akan mengubah panggilanku pada Kakak menjadi sayang, bagaimana?"
Uhuk...
Daffa menyemburkan air yang belum sempat ia telan. Perkataan istrinya yang akan memanggil dirinya sayang, terdengar aneh, dan membuat perutnya seakan tergelitik. Bahkan wajah tampannya menjadi bersemu merah saat mendengar perkataan istrinya.
"Sayang baik baik saja?" tanya Sekar cemas
Uhuk...
Untuk kedua kalinya, Daffa tersedak minuman yang ia minum. Ia pikir istrinya tidak akan mengubah panggilan secepat itu. Tapi nyatanya, saat ini pun istrinya sudah memanggilnya dengan sebutan sayang