GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 19
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Tubuh Emir sudah tergeletak di lantai dengan mata terpejam ,di samping nya ada Nadine yang duduk sambil menatap wajah Emir yang sudah pecah dan memar. Dia merasa sangat kasihan pada pria didepan nya ini,pria yang tidak dia kenal sama sekali dan akan menjadi suami nya minggu depan .
Ibu Melati sudah duduk bersama kedua orang tua Nadine,dia menjelaskan semua nya. Keadaan yang terjadi dalam keluarga nya, dia masih menunggu tanggapan dari kedua orang tua Nadine mengenai keinginan mereka melamar nadien.
"Kami akan menjaga dan melindungi Nadine, saya ngak tau kalau Nadine lah wanita yang akhirnya menjadi menantu saja. Doa saya terkabul,saya bersyukur jika Nadine benar-benar menjadi bagian keluarga kami " jelas ibu Melati dengan wajah senangnya .
Ibu dan ayah Nadine merasa tersanjung karena ucapan ibu Melati,selama ini ibu nya Liam tidak pernah merasa bersyukur memiliki calon menantu anaknya . Malah dia berusaha untuk memisahkan kedua nya, karena dianggap Nadine sebagai perebut kasih sayang anaknya
"Kenapa ibu bisa berkata seperti itu,padahal ibu belum mengenal siapa anak kami " tanya ayah Nadine dengan tatapan kesal nya ,dia tau kalau ibu dari pria yang memperkosa anak nya ini sedang berusaha merayu nya .
"Sebelum nya saya bertemu dengan Nadine dan Namira di pasar tradisional, saat itu penyakit asam lambung saya kambuh. Kemudian mereka dengan cepat menolong saya ,saat itu juga saya ingin memperkenalkan anak saya pada Nadine dan saya ingin menjodohkan mereka tapi Nadine mendapatkan telpon kalau ayah nya jatuh"
"Saya belum sempat meminta nomor ponsel atau pun alamat nya ,sehingga saya tidak tau dimana Nadine tinggal. Saya juga ngak tau kalau Nadine akan menikah "
Jelas ibu Melati dengan lembut,dia melihat Nadine yang membantu Emir untuk duduk saat Emir ingin duduk. Ibu Melati tersenyum begitu juga dengan ibu nya Nadien, Nadine tidak menangis lagi .
Emir menatap wajah sembab Nadine yang masih tersisa air mata di sudut mata nya, dengan perlahan dan lembut Emir menghapus nya. Emir mengambil ponsel nya dan menelpon seseorang didepan Nadine,dia ingin melamar Nadien saat ini .
"Sekarang"
Hanya itu yang dikatakan oleh Emir saat menelpon dan langsung di tutup nya, mata nya tak henti menatap ke arah mata Nadine. Dia mendekatkan wajah nya dan mengecup bibir Nadine sekilas ,kemudian meringis menahan sakit di bibir nya .
"Ssshhhttt...."
Nadine tersenyum kecil,dia mengelus sudut bibir Emir yang terluka. Kemudian berdiri dan membantu Emir untuk berdiri juga,dia ingin duduk bersama dengan para orang tua di sofa .
"Kenapa tidak mengelak? Aku yakin kau bisa membalas apa yang ayah ku lakukan" ucap Nadine dengan pelan dan hanya mereka yang mendengar nya ,saat mereka berjalan menuju sofa sederhana didepan nya.
"Aku yang salah,jadi wajar ayah memukul ku. Aku sudah merusak kebahagiaan mu bersama kekasih mu,kau begitu mencintai nya kan ?" jawab Emir,dia menanyakan sesuatu yang jelas ada nya sambil tetap menatap ke arah Nadine.
Emir yakin kalau saat ini Nadine sudah menerima nya sebagai calon suaminya ,kalau tidak pasti saat Emir mengecup bibir mungil milik Nadine. Dia akan mendorong atau kembali menampar nya, dia akan menerima nya dengan lapang dada karena memang dia yang salah
Nadine hanya diam saja ,memang sempat ada keraguan dihati nya mengenai hubungan nya dengan Liam. Hati nya masih mencintai Liam tapi ibu nya,dia merasa belum siap menerima ibu nya Liam. Padahal selama ini sudah banyak usaha yang dilakukan oleh Nadine agar ibu nya Liam menerima nya ,tapi didetik terakhir dia malah merasa jenuh dengan semua nya.
"Aku akan menjadikan mu istri ku yang paling berharga,menyayangi dan berusaha mencintaimu selama nya . Memberikan apa pun yang kau ingin kan,aku janji " ucap Emir dengan tegas,dia masih menatap ke arah wajah cantik Nadine dengan lembut.
Nadine hanya menganggukan kepala nya saja sambil tersenyum,ada semburat merah di pipi wanita cantik itu. Kini mereka sudah duduk berdampingan di sofa didepan kedua orang tua Nadine,ibu melati merasa senang melihat nya .
Emir menggenggam tangan Nadine didepan semua nya, dia tersenyum dan meringis sedikit akibat pukulan yang diberikan oleh ayab nya Nadine. Bisa saja Emir membalas pukulan itu,tapi dia tidak mungkin melakukan nya .
Tak lama suara pintu diketuk dari luar,membuat kedua orang tua Nadine terkejut. Pagi ini mereka benar -benar mendapatkan kejutan yang tiada henti nya, ibu Nadine ingin berdiri dan membuka nya tapi ibu Melati melarang nya dan menawarkan diri untuk membuka pintu itu.
Terlihat tiga pria membawa keranjang dan bingkisan,mereka berjalan masuk kedalam kemudian dibelakang nya dua orang pria yang memakai seragam restauran. Kedua nya membawa bungkusan yang cukup besar,membuat Nadine dan kedua orang tua nya terkejut .
"Hmmm....maaf bu,pak. Kami belum sarapan, Emir ingin secepat nya melamar Nadien makanya saya dan Emir ngak sempat makan . Dimana dapur nya ? Biar mereka siapkan untuk kita " ucap ibu Melati dengan sopan
"Hah...ah,iya. Di sana ,silahkan langsung kesana saja " jawab ibu nya Nadien dengan bingung .
"Maafkan saya yah,saya akan bertanggung jawab pada Nadien. Ini saya berikan mahar untuk lamaran "ucap Emir dengan pelan,dia tidak bisa berbicara dengan bebas karena bibir nya yang robek.
Emir menyerahkan sebuah amplop,dia meletakan nya diatas meja didepan ayah dan ibunya Nadine . Kedua orang tua Nadine hanya melihat nya saja,mereka masih bingung dengan semua yang ada . Tapi mereka menjadi yakin kalau Emir serius dengan Nadine,apalagi banyak nya bingkisan yang dibawa oleh mereka.
Bukan hanya kedua orang tua Nadien yang terkejut,Nadine juga terkejut . Emir memberikan lamaran yang cukup berkesan dihati nya ,tidak seperti Liam dan ibu nya . Mereka hanya datang dan menyatakan keinginan nya untuk menetapkan tanggal pertunangan nya saja tanpa membawa apa pun,bukan nya Nadine tidak terima tapi Nadine cukup terkejut dengan Emir dan ibu nya yang begitu menghargai nya.
Padahal Emir baru saja dia kenal,tapi sikap nya yang perhatian dan sopan pada kedua orang tua nya membuat nya yakin jika Emir pria sejati yang bertanggung jawab. Walaupun ini pertemuan kedua nya, tapi dia bisa merasakan ketulusan yang diberikan oleh Emir dan ibunya.
Mendengar ucapan bu Melati,membuat Nadien dan ibu nya mengerti. Baik Nadine atau pun Namira pernah menceritakan mengenai kejadian di pasar tradisional, sehingga ibu Nadine mengerti dengan keadaan yang ada saat ini .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘
enggak bgt deh udh duda karatan,udh kaga tegas malah mirip abg labil,blom cerei sm si laras...
aduh si othor kebangetan klo si mira sm si liam itu