Dokter Amelia, seorang mata-mata cantik dan cerdas, menyusup ke dalam kehidupan Gubernur Tantra. Misinya adalah mencari kelemahan Tantra untuk kepentingan musuh politiknya. Namun, keadaan berubah ketika Tantra jatuh cinta padanya dan menikahinya. Amelia terjebak antara tugas dan cinta.
Bagaimana kelanjutannya, selamat membaca.....
Ada Giveaway untuk pembaca setia yang mau ikut komen di setiap episodenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 Bimbang
"Johan cari tahu dengan pasti siapa sebenarnya yang mengirim Amelia padaku"
"Baik pak, maaf apa setelah ini bapak akan mengusir ibu Amelia?"
Meski lancang Johan memberanikan diri untuk bertanya. Ia ingin tahu apa tindakan Tantra selanjutnya.
"Tidak, biarkan dia bermain menjadi detektif aku ingin lihat sejauh Mana informasi yang bisa dia berikan untuk kekasihnya itu"
Johan mengangguk,
"Kau Inka awasi pergerakan Amelia, di rumah sakit sekalipun, aku tidak peduli jangan ada celah untuknya menemui pria itu"
"Baik pak"
Tantra meraih kunci mobilnya kali ini ia tidak pergi bersama Johan tapi sendirian. Amelia menatap dari jendela kamar mobil Tantra yang perlahan meninggalkan halaman rumah.
Mau kemana mas Tantra? Kenapa Johan tidak ikut bersamanya?
Tantra tiba di sebuah rumah bergaya Belanda, ia memarkir mobilnya. Seorang wanita nampak menyambut dirinya.
"Lama tidak kemari apa kabar mu Tantra? Maksudku mas Gubernur?" Sapa wanita itu sembari tersenyum ramah.
"Aku ingin mengobrol dengan mu karena rindu" sahut Tantra yang melangkah masuk ke ruang tamu.
"Rumah ini tidak berubah dan kau juga tidak berubah masih menyendiri di usia matang" kata Tantra memandang wanita cantik di hadapannya.
"Karena kau tidak menikahi ku jadi aku melajang saja"
"Pintar..." Sahut Tantra melempar bantal kecil ke arah wanita yang duduk di dekatnya.
"Oh ya apa kabar pernikahan mu?"
"Hmm entahlah"
"Jangan bilang kau dan dokter Amelia ada masalah"
"Maya, aku pernah bercerita padamu saat pertama kali aku melihatnya..."
"Iya dan kau jatuh cinta padanya?" senyum menggoda terlihat di bibir Maya membuat Tantra malu.
"Ya aku jatuh cinta padanya, pada Amelia" senyum getir terlihat di wajah Tantra mengingat istrinya itu tidak mencintainya dan malah menjadi mata-mata pria lain.
"Lalu?" Maya menunggu Tantra berbicara lagi. Ia merasa sahabatnya itu memendam sesuatu.
"Yah, dia memang berbahaya seperti yang dulu kau bilang padaku"
"Oh ya? Jadi ucapan ku terbukti? Apa dia mata-mata musuh mu?"
Tantra mengangguk perlahan.
"Ini menarik Tantra, kira-kira siapa yang mengirim Amelia padamu?"
"Aku baru mencari tahu soal itu sepertinya seseorang yang juga akan mencalonkan dirinya di pemilu gubernur tahun depan"
"Lalu apa yang akan kalau lakukan pada Amelia?"
Tantra terdiam, sejujurnya ia berat melepas Amelia. tapi Tantra juga cemburu dan kesal tahu jika Amelia mencintai laki-laki lain.
"Entahlah"
Maya tersenyum, ia mengerti gejolak di dalam hati Tantra mereka sudah berteman sejak di bangku kuliah.
"Besok malam ada peresmian gedung kebudayaan, kau pasti akan mengajak Amelia bukan?"
Tantra baru ingat jika besok mala ada undangan peresmian gedung kebudayaan di pusat kota. Ia bergegas pamit pulang.
Sementara di kamar Amelia menangis sesenggukan, ia tidak bisa keluar dari permainan ini. Amelia tidak ingin hidup dengan pria yang tidak ia cintai. Tapi Alvin tak juga bisa membebaskannya dari Tantra.
Tantra tiba di rumah ia berjalan cepat memasuki ruang tengah. Inka segera menyambutnya.
"Dimana Amelia?"
"Ibu di kamar pak"
Tantra bergegas menaiki nak tangga dan berjalan menuju kamar. Ia membuka pintu kamar yang tidak terkunci. Di lihatnya Amelia duduk di sofa menekuk kedua kakinya sembari melamun.
"Kau sedang memikirkan kekasih mu?"
Amelia menoleh ke arah Tantra, karena melamun ia tidak menyadari kapan Tantra masuk ke kamar.
terimakasih thor sdh up .. Next,🙏