Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Ya ya ya! Aku kalah lagi." Jawab Deon dengan wajah di buat memelas.
Mayang kembali terkekeh mendengarnya.
Sementara sejak tadi, sang bodyguard melakukan panggilan video dengan Rion. Rion memperhatikan Mayang yang sedang duduk bersama seorang pria.
Tentu saja Rion merasa cemburu, melihat Mayang tertawa dengan pria lain. Yang baru ia ketahui mantan kekasih Mayang. Rion mengusap frustasi wajahnya. Ingin segera kembali dan menghukum Mayang, namun ia terikat perjanjian dengan Lutfi, berjanji akan menangani proyek di Jogja sampai dimulainya pembangunan. Satu Minggu waktu yang Lutfi berikan sampai proyek itu dibangun baru dirinya bisa kembali ke jakarta.
Rion mendengar semua pembicaraan Mayang dan mantan kekasihnya. Meskipun Mayang menolak permintaan Deon untuk kembali, namun rasa cemburu masih menggelayutinya.
Rion memutuskan sambungan teleponnya pada sang pengawal suruhannya. Kemudian menghubungi Mayang secara langsung.
Mayang yang sedang menyantap ramennya, langsung mengangkat panggilan Rion.
"Halo mas!" sapa Mayang dengan suara lembut.
"Dimana kamu?" tanya Rion dengan nada dingin.
"Makan ramen, habis belanja!" jawab Mayang.
"Pulang sekarang!" titah Rion dengan suara meninggi.
"Mas kamu kenapa?" Mayang merasa heran karena Rion bebicara dengan nada kesal.
"Pikir sendiri, pulang sekarang juga. Aku tidak mau mendengar bantahan." Setelah mengatakan itu, Rion langsung mematikan panggilannya.
Mayang termenung sesaat melihat layar ponselnya. "Apa mas Rion tau aku sedang bersama Deon ya?" gumam Mayang pelan, hanya terdengar oleh telinganya sendiri.
"Ada apa May?" tanya Deon penasaran.
Mayang memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, lalu menggeleng.
"Nggak papa, aku hanya harus pulang sekarang De."
"Baiklah! Boleh aku antar?"
Mayang kembali menggeleng dengan senyum manis.
"Maaf ya! Aku membawa mobil sendiri."
"Baiklah! Kalau nanti menikah kabari aku!" kata Deon, ketika Mayang akan bangun dari tempat duduknya.
Mayang mengangguk dan kembali tersenyum "Pasti. Aku duluan ya." Mayang memakai tasnya lalu langsung berjalan meninggalkan Deon. Dan disusul dengan 2 orang pengawalnya yang membawakan belanjaan Mayang.
Deon memperhatikan punggung Mayang yang menjauh hingga keluar restoran. "Kalah cepat lagi." gumam Deon dan tersenyum miris membayangkan kisah percintaannya.
Dulu ia di tolak oleh Anna, karena Anna kembali pada mantan suaminya. Dan saat bertemu kembali dengan Mayang, kembali di tolak Mayang karena Mayang sudah menemukan pria lain.
Deon terkekeh memikirkan nasib percintaannya. Lalu pergi meninggalkan restoran menuju apartemennya.
Di dalam mobil, Mayang yang duduk di jok belakang menatap kedua pengawalnya yang duduk di kursi depan secara bergantian.
"Apa Kalian mengadukan pertemuanku dengan mantan kekasihku pada mas Rion?" tanya Mayang dengan suara pelan.
Salah satu pengawal yang duduk di kursi kemudi menjawabnya. "Maaf Nona, kami di perintahkan memberitahukan semua kegiatan yang nona lakukan pada Tuan Rion. Karena kami bekerja pada Tuan Rion."
Mayang mengangguk paham. Kemudian merebahkan kepalanya pada sandaran kursi. Menatap jalanan melalui jendela di sampingnya.
Ia memikirkan jawaban untuk memberitahukan Rion mengenai pertemuannya dengan Deon.
"Semoga mas Rion nggak marah." gumam hatinya.
...🌸🌸🌸🌸🌸...
Sementara di sebuah ruangan, Rion berdiri di belakang jendela kaca besar, menatap langit yang mulai berwarna jingga.
Satu tangannya ia masukkan kedalam saku, dan satunya untuk memegang cangkir kopi yang masih mengepul. Sesekali ia menyeruput kopi yang masih panas itu.
Dia mengetahui siapa Deon, yang merupakan manager sebuah perusahaan besar. Pernah beberapa kali bertemu dalam satu acara.
Seorang pria yang baik menurutnya. Bahkan dari catatan riwayat milik Deon yang di berikan sang asisten. Deon belum pernah sekalipun menyentuh Mayang ketika mereka menjalin hubungan dulu.
Hanya berpegangan tangan dan mencium tangan Mayang, tidak pernah melakukan kontak fisik yang lebih dari itu.
Mulai membandingkan dengan dirinya yang menurutnya brengsek, Rion selalu tidak bisa menahan dirinya ketika menjalin hubungan dengan kekasihnya. Berkali-kali ia melakukan hubungan suami istri dengan kekasih-kekasihnya dulu.
Bahkan melakukan one night stand dengan beberapa wanita. Hingga akhirnya membuat sang sekertaris Ranti hamil, dan membuatnya terpaksa harus menikahi Ranti.
"Tetap saja, aku yang saat ini memiliki Mayang. Aku tidak akan pernah menduakan Mayang. Menyakiti Mayang. Apa lagi membagi Mayang dengan pria lain. Mayang hanya milikku saja." ucap Rion sambil menatap pantulan dirinya yang samar-samar dari jendela kaca di depannya.
"Masa laluku tak bisa merubah apapun, tapi aku bisa membuat masa depanku dan Mayang menjadi lebih baik. Aku tidak membutuhkan apapun lagi saat ini, selain menikahi Mayang dan membina keluarga bahagia bersamanya." ungkapnya lagi.
"Aku berjanji akan menjadi suami yang baik untuk Mayang. Meskipun aku selalu menodai Mayang, itu karena rasa cintaku yang teramat besar pada Mayang. Aku tidak akan pernah menyakitinya."
Setelah mengatakan itu, berjanji pada dirinya sendiri. Rion menyeruput kopinya.