Di jebak oleh sahabat nya sendiri tepat di malam pertunangan nya, membuat Anastasya di tinggalkan oleh calon tunangan nya kerena terpergok di dalam kamar hotel bersama seorang pria yang ternyata adalah Housekeeping di hotel tempat nya menggelar pesta pertunangan.
Pria miskin yang bekerja di bawah suruhan orang, harus menjadi suami nya karena kejadian tersebut.
Seperti apa kisah mereka? Dan bagaimana kelanjutan nya?
Ayo ikuti hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpamitan dan Meninggalkan Jejak
Sebuah mobil Toyota Alphard berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang kecil sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal Luca dan Ana.
Sedangkan Ana yang saat itu baru saja mengunci pintu rumah nya langsung menoleh dan mendapati Luca keluar dari mobil tersebut. Mata nya melotot antara kaget dan takut saat melihat pria yang berstatus sebagai suami nya itu.
"Luc.."
"Kamu mau kemana?" Potong Luca yang saat ini sudah berdiri di hadapan Ana, menatap penampilan sang istri yang terlihat rapih dan wangi.
"A-aku mau beli beberapa sayuran di depan, cabai dan bawang juga habis" Bohong Ana terbata.
Luca mendelik menatap tajam Ana. "Beli sayuran serapih ini?" Ia mendekatkan kepala nya ke bahu Ana lalu mengendus nya. "Dan sewangi ini?"
"Ga kok, ga wangi tuh" Elak Ana mendorong pelan bahu Luca agar pria itu menegakkan posisi nya.
"Shiit! Kamu berani membohongi aku?!" Desis tajam Luca.
Kelopak mana Ana terpejam sesaat sebelum akhirnya wanita itu menatap berani Luca. "Aku bosan di rumah terus, jadi sebelum beli sayuran aku mau jalan-jalan sebentar"
"Jalan-jalan kemana huh?!" Wajah Luca terlihat sangat tidak santai, alis nya bertaut dan kening nya mengkerut.
"Ya kemana aja, nyari udara segar setelah itu aku pulang kok"
Tidak lagi mengeluarkan suara, Luca menatap wajah cantik Ana penuh selidik sampai akhirnya wanita itu lah yang kini mengeluarkan pertanyaan nya.
"Kenapa kamu pulang lagi? Dan mobil siapa itu?" Ana menatap mobil berwarna hitam itu membuat Luca ikut menatap nya sejenak.
Hingga akhirnya terdengar helaan napas berat dari pria itu sebelum tiba-tiba saja tubuh Ana sedikit terhuyung karena pelukan yang begitu erat dari Luca.
"Tuan Bezos, pemilik hotel itu mengajak aku untuk ikut bersama dia keluar kota selama beberapa hari" Jelas bohong Luca.
Ana terdiam sesaat tetapi tangan nya terangkat untuk membalas pelukan Luca. "Untuk apa dia mengajak kamu? Kenapa tidak asisten nya saja?"
"Dia bilang sedang ada acara seperti pemilihan staff berpotensi dan kebetulan aku yang di pilih untuk mewakilkan seluruh crew housekeeping"
Mendengar sesuatu yang terasa asing dan baru kali ini Ana dengar lantas wanita itu pun mengurai pelukan Luca.
"Memang nya ada yang seperti ini?" Tanya Ana tidak percaya.
Luca mengangguk dengan bibir yang melengkung cemberut. "Kalau aku ga mau nanti aku di keluarin dari hotel"
"Cuma kamu doang yang kesana bersama pemilik hotel itu?"
Luca mengangguk lalu menggeleng cepat. "Tidak, ada beberapa staff dari bagian lain juga dan mereka sudah naik di mobil yang lain sedangkan karena aku kehabisan tempat jadi satu mobil dengan tuan Bezos"
Pandai sekali Luca memainkan peran nya, sangat cocok jika menjadi aktor hollywood karena setelah menjelaskan kebohongan dengan ekspresi meyakinkan nya ia mendapat anggukan dari Ana.
"Berapa hari kamu di sana? Dan di kota mana?"
"Empat atau lima hari aku di kota Bradford"
"Baiklah kalau gitu aku siapkan dulu pakaian untuk mu, jangan sampai pemilik hotel mu marah-marah" Putus Ana yang langsung berbalik dan kembali membuka pintu nya.
Di belakang nya ada Luca yang diam-diam menghela napas lega, untung nya ia sudah mempersiapkan segala jawaban yang pasti akan di tanyakan oleh Ana seperti saat ini.
"Mau pilih sendiri atau aku pilihin?" Tanya Ana berjalan masuk di iringi Luca di belakang nya.
"Pilihin" Jawab Luca menatap segala gerakan Ana yang terlihat begitu sibuk.
Benar-benar seorang istri yang sigap mempersiapkan segala kebutuhan suami nya membuat senyum terpatri di wajah tampan Luca.
"Butuh berapa baju? Lalu apa lagi selain pakaian? Apa kamu butuh makanan juga?" Tanya Ana yang sibuk memasukkan pakaian Luca ke dalam tas hitam milik pria itu.
Lama Ana menunggu jawaban dari Luca tetapi pria itu tak kunjung menjawab membuat Ana menoleh dan mendongak menatap nya.
"Apa lagi?" Ulang Ana.
Bukan nya mendapat jawaban tetapi tiba-tiba saja Luca menyerang diri nya hingga terbaring di lantai bersih itu.
"Emmhh!!" Erang Ana menahan bahu Luca.
Namun sepasang tangan kecil itu tidak mampu menghalangi keinginan Luca yang saat ini tengah melahap habis bibir Ana.
"Luc.. Eummhh.." Ana menjambak pelan rambut Luca saat diri nya mulai terbuai dalam kerakusan pria di atas nya.
Selama beberapa saat menghajar bibir Ana bahkan Luca tidak memberinya napas walau sejenak, kini wanita itu memukul-mukul punggung nya begitu merasakan sesak.
Luca yang mengerti pun lantas menurunkan bibir nya ke rahang Ana, mengecup dan sesekali meny*sap nya hingga menghadirkan getaran aneh dalam tubuh Ana.
"Luca huh.." Lirih tersengal Ana meremat bahu Luca saat pria itu menjelajahi leher nya.
Tidak menghiraukan erangan dan rancauan Ana, Luca terus mengh*sap, menl*mat serta mengigit leher putih itu.
"Su-sudah, bos kamu menung-gu uhh.." Ujar terbata Ana mengigit bibir nya sendiri menahan suara menyesatkan itu.
Namun lagi-lagi Luca mengabaikan suara Ana dan malah berpindah pada leher sebelah nya. Seperti orang kesetanan Luca benar-benar buas bahkan tangan nya sudah mer*mas gunung tak berpohon yang masih terbalut pakaian.
Hingga tiba-tiba suara bariton seseorang berhasil membuat Ana mengerahkan seluruh tenaga nya untuk menjauhkan tubuh Luca dari nya.
"Luca, waktu nya kita berangkat!!"
Suara lantang yang entah dimana keberadaan sang pemilik suara nya itu mampu membuat Ana mendorong refleks tubuh Luca hingga terbaring di samping nya.
"Sayang..!!" Kesal Luca setengah merengek seraya mengusap kepala bagian belakang nya.
"Astaga ma-maaf, itu bos kamu udah manggil" Ujar terbata Ana dengan napas tersengal.
Baru saja hendak berdiri tiba-tiba Luca kembali menarik nya dan menindih nya membuat Ana ingin memekik menit itu juga.
"Luca!!" Teriak orang itu lagi, sudah di pastikan pemilik suara itu adalah Alex.
"Iya sebentar!" Sahut keras Luca yang terdengar marah.
"Astaga Luca, kenapa menyahut seperti itu?!" Tegur Ana kaget.
"Dia ngeselin, udah tau aku lagi pamitan sama istri aku" Adu kesal Luca.
Ana tertegun dengan kedua bibir yang sedikit terbuka. Sedangkan Luca yang melihat itu langsung terkekeh pelan dan mengusap bibir Ana yang sedikit membengkak.
"Manis" Bisik Luca.
"Ishh apaan sih!" Ana menyentak pelan tangan Luca, pipi nya memerah merasa malu hingga membuat ia memalingkan wajah nya.
"Bagus, ini tidak akan hilang dalam seminggu" Bisik Luca lagi mengusap beberapa tanda keunguan yang berhasil ia buat.
Tentu Luca sengaja melakukan itu agar tidak ada yang menggoda Ana atau pun Ana tidak bisa mencepol rambut nya seperti saat ini.
"Luca.." Geram tertahan Ana, menahan pergerakan tangan Luca.
"Aku harus segera berangkat, jaga diri mu dan jangan berniat untuk menduakan atau meninggalkan ku.."
...****************...