NovelToon NovelToon
KLAUSUL CINTA SANG CEO

KLAUSUL CINTA SANG CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Office Romance
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Valeria Sinclair, seorang pengacara berbakat dari London, terjebak dalam pernikahan kontrak dengan Alexander Remington—CEO tampan dan dingin yang hanya melihat pernikahan sebagai transaksi bisnis. Tanpa cinta, tanpa kasih sayang.

Namun, saat ambisi dan permainan kekuasaan mulai memanas, Valeria menyadari bahwa batas antara kepura-puraan dan kenyataan semakin kabur. Alexander yang dingin perlahan menunjukkan celah dalam sikapnya, tetapi bisakah Valeria bertahan saat pria itu terus menekan, mengendalikan, dan menyakiti perasaannya?

Ketika rahasia masa lalu dan intrik keluarga Alexander mulai terkuak, Valeria harus memilih—bertahan dalam permainan atau pergi sebelum hatinya hancur lebih dalam.

🔥 Sebuah kisah penuh ketegangan, gairah, dan perang hati di dunia penuh intrik kekuasaan. 🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih ada Gelora Cinta

Valeria’s POV

Elizabeth tidak tinggal di rumah induk. Dia tinggal di sebuah paviliun tersendiri yang terpisah dari rumah induk, tetapi masih dalam satu halaman. Paviliun Elizabeth berbentuk rumah mungil yang sangat cantik dan asri. Aku bahkan tidak menyangka bahwa Elizabeth begitu Astetik.

Rumah Elizabeth begitu nyaman. Seperti rumah rumah yang ada di negeri dongeng. Dia begitu detail menata setiap sudut rumah, sehingga jika kita berada di dalamnya seperti berada di sebuah buku cerita anak anak.

Aku duduk di ruang santai yang ada persis di belakang ruang tamu utama. Ada tempat perapian kecil yang sangat cantik. Apinya kecil menyala begitu romantis.

“Duduklah di sini Valeria. Tunggu aku sebentar, aku akan membuatkan minuman hangat untukmu,” ujar Elizabeth.

Aku hanya diam dan mengambil tempat yang dekat dengan jendela, suara halus gemeretak kayu yang terbakar di perapian menambah hangat suasana. Tak lama kemudian Elizabeth datang dan membawa dua cangkir teh hangat yang aromanya sungguh amat menenangkan.

“Maafkan aku, mungkin rasanya aku seperti orang yang ikut campur dalam masalahmu dan Alex. Tetapi aku merasa prihatin, melihat Alex begitu terpukul. Aku juga tidak tega melihatmu seperti ini. Apa lagi jika kau pergi malam malam begini meninggalkan Mansion ini dan terbang ke london, aku tidak akan mengizinkannya.”

Aku menunduk dan mencecap teh hangat dengan aroma paduan melati dan jahe. Aku tetap diam dan tidak berselera untuk berbicara apapun.

“Aku mulai bekerja ikut kedua orang tua Alex, ketika mereka masih sangat muda, bahkan saat ibunya alex belum menikah. Aku dulu bekerja di Chateau de Clairmont. Namun semenjak Ibunya Alex menikah aku kerja di Paris Perancis ini,” ujar Elizabeth lembut

“Almarhum suamiku dulu juga bekerja pada orang tua Alex. Kami sangat bahagia saat itu. Sampai peristiwa itu terjadi. Waktu itu Alex masih berusia lima tahun dan adiknya berusia 3 tahun. Kedua orang tua Alex meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang. Kemudian Hak asuh Alex jatuh ke tangan Kakak perempuan Ayah Alex Ny Yudith Remington, yang juga merupakan kakak dari tuan Damian. Beliau tidak menikah. Beliaulah yang mendidik dan mengasuh Alex dan adiknya,” ujar Elizabeth.

“Dimana beliau sekarang?” tanyaku

“Meninggal sekitar 5 tahun lalu. Saat itulah dia mewariskan perusahaan baja pada Alex. Tetapi beliau orang yang sangat keras dan tidak begitu suka anak anak. Sehingga otomatis Alex dan adiknya lebih banyak bersamaku. Karena ingin menjamin keberlangsungan perusahaan dan menjadikan Perusahaan ini sebagai Legacy yang selalu bisa bermanfaat untuk semua trah Remington, maka pada akta waris, beliau mengharuskan Alex untuk menikah sebelum usia 40 tahun. Dia tidak ingin Alex terus membujang, dan tidak bertanggung jawab pada hidupnya.”

Aku menyahut, “Dia tahu kalau keponakannya adalah buaya darat,”

“Alexander tidak pernah mendapat kasih sayang kedua orang tuanya. Tidak juga dari bibi dan pamanya. Mereka sibuk mengurus perusahaan dan tidak memperhatikan kebutuhan psikis anak. Alex sering mendapat kekerasan fisik dari Damian dan pengabaian dari Nyonya Yudith.’

“Maaf aku harus menyela, aku juga lahir sebagai yatim piatu. Bahkan aku tidak seberuntung Alex. aku harus bekerja keras untuk bisa makan,” ujarku singkat.

“Yah aku tahu, tetapi kau tidak pernah mendapatkan kekerasan fisik dan kata kata kasar dari keluargamu sendiri. Kau benar benar berdiri di atas kakimu sendiri dan semua orang disekitar mu punya nasib yang sama. Berbeda dengan Alex, dia sering mendapat kekerasan fisik dan penghinaan dari Tuan Damian. Sementara nyonya yudith tidak pernah menghargai dan menganggapnya ada. Setiap kenaikan kelas atau Wisuda, hanya aku atau suamiku yang datang dan menjemput. Alex selalu sendirian,”

“Lalu apa kaitannya semua ini dengan Alex saat ini?’ ujarku acuh tak acuh.

Elizabeth menghela nafas panjang, lalu kembali berkata,”Sewaktu kalian berbulan madu di kepulauan Bahama, dia terkena karang dan mengalami hipotermia bukan? Dia bercerita padaku, bahwa selama bertahun tahun tidak ada seorang pun yang memeluknya penuh kasih sayang seperti dirimu. Selama ini orang hanya memanfaatkan dia karena dia punya kekayaan dan warisan yang mungkin tidak akan pernah habis. Hanya kamu yang menganggapnya lelaki biasa dan tidak mengincar dia karena hartanya.”

“Aku sebenarnya tidak begitu peduli lagi, apakah dia mau menganggap aku seperti apa dan bagaimana. Aku juga butuh bahagia dan damai. Aku sadar betul, ini semua juga salahku. Alex tidak salah. Aku menangisi kebodohanku dan keluguanku. Aku terlalu berlebih menilai diriku di mata Alex. Aku menganggap diriku terlalu penting baginya. Dan ketika itu tidak terjadi, maka aku kecewa,”

“Tidak Valeria, kau sangat berarti bagi alex. Aku bisa merasakan betapa dia sangat khawatir kehilangan dirimu,”

Aku tersenyum sinis, “Jelas dia butuh aku, karena warisan itu.”

Wajah Elizabeth berubah keruh dan menunduk. Aku jadi tidak enak melihatnya.

“Alexander sulit mengungkapkan perasaannya, terutama soal asmara, dia cenderung pragmatis dan menekan perasaan. Apa lagi sejak Tuan Damian semakin hari semakin ingin menghancurkan Alexander. Aku kasihan, Alex bisa kehilangan segalanya.”

Aku kasihan melihat Elizabeth yang tampak mencemaskan Alexander, Kupegang tangannya sambil berkata,” Aku memang kecewa dengan apa yang kutemui di sini, tapi aku tidak bisa menyalahkan Alex. Karena pernikahan kami sejak awal hanyalah sebuah kontrak perjanjian. Aku akan bertahan di sini sampai semua urusan ini selesai. Setelah semuanya selesai, aku akan kembali ke London.”

“Terimakasih Valeria, aku senang mendengarnya. Walau aku yakin Alex tidak akan semudah itu melupakanmu,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

“Sudahlah Elizabeth, itu kita bicarakan nanti. Saat ini izinkan aku tidur di sofa mu. Aku lelah dan tidak ingin kembali ke rumah utama dulu,” pintaku padanya.

“Tentu beristirahatlah di sini. Aku akan siapkan segalanya.”

Malam itu aku merenung, aku merasa tidak adil jika aku meninggalkan Alex sebelum kontrak selesai. Aku ingin menyelesaikan kontrak pernikahan palsu ini bukan karena aku ingin hubungan ini berubah bukan sekedar kontrak tapi aku hanya ingin menuntaskan segalanya sebagai sebuah komitmen.

*****

Alex’s POV

Aku merasa duniaku gelap. Kamar Valeria kosong, sekosong hatiku. Rasanya perih tak tertahankan. Namun aku laki laki, aku harus tegar dan tidak boleh jatuh. Apalagi kondisi perusahaan sedang tidak baik baik saja.

Saat aku merenung seorang diri, Elizabeth datang mendekatiku.

“Kopimu sudah siap Alex,” ujarnya lembut

Aku menoleh ke arahnya dan berkata,” Valeria sudah pergi, sepertinya aku tidak butuh lagi kamar itu. Tolong ibu perintahkan Roy untuk merombaknya menjadi ruang santai,”

“Dia masih di sini,” jawab Elizabeth setengah berbisik di telingaku.

Sontak aku melihat ke arahnya dengan tatapan tajam.

“Apa maksud ibu? Valeria, dia masih di sini? “

“Ya, semalam kami bicara panjang lebar. Aku sengaja minta dia berpikir ulang sebelum bertindak. Nampaknya dia mengikuti saranku. Tapi dia masih sangat marah dan kecewa. Kau harus bersabar,”

Aku berdiri dengan tidak sabar,” Dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya,”

“Di paviliun ku. Kau mau menemuinya?”

“Ya, tentu aku harus bicara dengannya,” ujarku menjawab pertanyaan Elizabeth sambil berlari menuju Paviliun.

******

Dia masih lelap tertidur saat aku masuk. Matanya bengkak, dia pasti nangis semalaman. Aku tidak tega membangunkannya, tapi aku sangat merindukannya. Perlahan kucium keningnya dan kubetulkan selimutnya.

Saat aku mengusap wajahnya, tiba tiba dia bangun. Matanya sayu dan terlihat sangat bengkak.

“Alex,” ujarnya sambil membetulkan posisinya.

“Mengapa tidak kembali ke kamarmu?” tanyaku

“Tidak, aku ingin disini. Nanti aku akan kembali,”

“Aku senang kau tidak jadi kembali Ke London. Setidaknya aku masih bisa melihat wajah dan senyum mu,” ujarku sambil memegang tangannya.

“Aku jadi berangkat, bukan karena kau. Tapi aku ingin menyelesaikan apa yang sudah kumulai. Semata mata karena komitmen. Aku…”

Belum selesai dia bicara, kuletakkan telunjuk jariku pada mulutnya,” Ssst sudah lah, apapun alasanmu aku tetap senang kau ada di sini. Tadinya aku berfikir, bahwa kau sudah kehilangan dirimu. Ternyata aku salah. Kau masih ada di dekatku. Itu sudah cukup bagiku Valeria.”

Dia diam membisu.

“Maafkan aku jika aku sudah melukai hatimu. Tapi aku sungguh tidak bermaksud begitu. Aku hanya terlalu tolol untuk bisa berempati pada orang lain. Aku tidak bermaksud melecehkan mu, menghinamu, tidak Val. Kau istriku yang sah secara agama dan hukum. Sehingga saat kita memadu kasih, maka itu adalah suatu hal yang wajar dan sah,”

“Aku tidak ingin melakukannya lagi. Cukup! Aku tidak mau lebih sakit, Alex”

“Baiklah aku hargai keputusanmu, aku menerima semuanya sebagai sebuah keniscayaan. Aku memang tidak pantas mendapatkan gadis yang masih murni sepertimu. Aku hanya pantas mendapatkan wanita jalanan dan para wanita pengeruk dolar,” ujarku sambil menunduk.

“Bukan begitu Alex. Aku hanya tidak ingin sakit hati.”

Aku menghela nafas panjang dan berkata,” Satu satunya hal di dunia ini yang tidak ingin dan tidak akan pernah aku lakukan adalah menyakitimu.”

“Ketidakpastian mu itu menyakitkan Alex. Sikapmu yang labil juga menyakitkan, “ ujarnya lalu mulai meneteskan air mata.

“NO…no, jangan bersedih sayang. Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Aku hanya minta beri aku waktu,” ujarku sambil mendekapnya. Dia terdiam dan bersandar di dadaku. Air matanya kembali meleleh membasahi bajuku. Dia terus terisak isak,

Aku sungguh tidak tahan lagi, kuangkat wajahnya dan dia hanya menutup mata. Aku tidak tahan lagi, kututup bibirnya yang merah merekah dengan bibirku. Dan kami pun berciuman. Aku merasa hatiku kembali hangat, dia masih mau berciuman denganku. Dan saat aku merasakan bibirnya, masih bisa kurasakan Gelora cinta yang membara di sana.

****

1
naura khalidya
mampir thor...
Leona Night: terimakasih sdh mampir/Heart/
total 1 replies
OBES20
lanjut
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy💜°𝐒⃟: ✿࿐
mampir semangat
Leona Night: terimakasih sdh mampir
total 1 replies
Kim nara
Bagus ceritanya yuk baca yuk
Leona Night: Terimakasih, semoga menghibur, dan setia baca sampai tamat/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!