Ketika cinta hanya sebatas saling menguntungkan, apa masih bisa di sebut sebuah cinta?
Yulita, terpaksa menerima pernikahan dimana dia menjadi wanita kedua bagi suaminya, pernikahan yang hanya berlangsung hingga dia bisa memberikan keturunan untuk pasangan Chirs dan Corline.
Ingin menolak, tapi dia seolah di jual oleh Ayahnya sendiri. Ketika dengan suka rela sang Ayah menyerahkannya pada seorang pria beristri untuk menjadi wanita kedua.
Pernikahan tidak akan berjalan begitu sulit, jika saja Yulita tidak menyimpan harapan terlalu besar pada suaminya. Dia yang berharap bisa mendapatkan sedikit saja rasa peduli dan cinta dari suaminya.
Namun, pada akhirnya semuanya hanya angan semu yang tak akan pernah bisa terwujud. Selamanya dia hanya wanita kedua.
"Aku rela mengandung dan melahirkan anakmu, tapi apa tidak bisa sedikit saja kau peduli padaku?" -Yulita-
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu!" -Chris-
Dan ternyata, mencintai tetap menjadi luka bagi Yulita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Chris Dan Corline
Chris merapikan selimut yang menutupi tubuh istrinya, dia sudah mengganti pakaian Yulita agar dia nyaman dalam tidurnya. Lalu, keluar kamar untuk mandi dan berganti pakaian di dalam kamarnya.
"Sepertinya nanti aku harus menyimpan pakaianku juga di dalam kamarnya"
Saat baru menaiki satu anak tangga, suara teriakan terdengar.
"Kamu sudah tidak peduli lagi padaku, Chris?" teriak Corline.
Chris urung untuk naik ke lantai atas, dia menoleh dan melihat Corline yang berjalan ke arahnya. "Aku hanya tidak ingin terus berdebat disana, apalagi sedang ada banyak orang"
"Ya, karena kamu mulai tidak peduli padaku! Kau hanya peduli padanya sekarang!" teriak Corline.
"Cukup Corline! Kamu harus bisa menerima jika aku memberikan perhatian padanya juga. Dia sedang mengandung anakku"
"Aku tidak suka! Aku tidak suka kau perhatian padanya. Hanya aku yang boleh kau perhatikan. Hanya aku yang akan menjadi istrimu selamanya!"
Chris menghembuskan nafas berat, selama ini Corline memang terlalu manja pada Chris. Semua keinginannya selalu dituruti, semuanya hanya karena Chris sayang padanya. Tapi, ketika sekarang kejadian seperti ini, maka dia tidak terima Chris lebih perhatian pada Yulita.
"Corline, kau harus mengerti jika keadaannya sudah berbeda sekarang. Dia sedang mengandung anakku, dan aku harus memberikan perhatian padanya"
"Tidak, kau tidak boleh berpaling dariku!" teriak Corline, dia memegang lengan Chris dan menggoncangnya. "
"Jika kau terus seperti ini, maka keadaan akan semakin rumit. Bukankah kita menginginkan seorang anak juga?"
"Tidak! Aku tidak pernah ingin punya anak, yang ingin anak adalah kamu dan keluargamu. Bukan aku!"
"Corline!" bentak Chris, menatapnya dengan tidak percaya. "Apa ini alasan kau tidak hamil sampai sekarang?"
Corline terdiam, dia mengusap air matanya dan menggeleng cepat. "Kalian terlalu memaksa aku untuk hamil, sementara kehamilan dan anak adalah kehendak Tuhan. Kamu jahat, Chris"
Chris hanya menghela nafas pelan melihat istrinya yang berlari ke lantai atas dengan menangis.
*
Yulita terbangun tengah malam, merasa perutnya kembali mual. Tidurnya pun jadi terganggu, dia mencoba untuk bangun, tapi terkejut saat ada yang memeluknya dengan erat. Tunggu! Yulita ingat jika dia tertidur di dalam mobil, tapi sekarang dia berada di dalam kamar dengan seseorang memeluknya.
Saat menoleh, Yulita terkejut saat yang berada disampingnya ini. Dia adalah suaminya, tertidur dengan nyaman dengan memeluknya. Entah kenapa rasa mual itu perlahan menghilang, Yulita menatap wajah tenang Chris yang terlelap disampingnya.
"Kenapa dia bisa tidur disini? Apa Nona Corline tidak akan marah ya"
Yulita berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya itu. Namun, hal itu malah membuat tidur Chris terusik. Membuat dia terbangun dan melihat Yulita yang sudah bangun duluan.
"Ada apa? Apa ada yang tidak nyaman?"
Yulita terdiam dengan tegang saat Chris bangun dan menatap wajahnya dengan jarak yang terlalu deka. Jantungnya berdegup kencang, melihat mata biru itu menatapnya dengan penuh kekhawatiran.
"Em, kenapa tidur disini? Bagaimana jika Nona marah?"
Chris tersenyum tipis, dia mengelus kepala Yulita dengan lembut. "Dia sudah marah-marah semalam, jadi biarkan saja"
"Hah?" Yulita mengerjap kaget, apa semalam ada kejadian yang tidak dia ketahui? Karena yang dia ingat, dia yang tidur di dalam mobil. Dan sekarang dia sudah berada di dalam kamar dan ... pakaiannya pun sudah diganti dengan gaun tidur. "Em, siapa yang mengganti bajuku?"
"Aku, memangnya kenapa? Kau malu? Bukankah kita sudah melihat semuanya satu sama lain"
Bisa-bisanya dia berkata seperti itu dengan begitu santai. Sementara Yulita sudah hampir tak bisa menahan malu, memikirkan jika semalam suaminya telah mengganti pakaiannya. Tapi Chris malah terlihat biasa saja.
"Kenapa bangun? Ini masih malam"
Yulita mengerjap, kembali menatap suaminya. "Em, tadi tiba-tiba merasa mual. Jadi kebangun, tapi sekarang sudah tidak"
"Benar sudah tidak papa?" tanya Chris dengan mengelus lembut pipi istrinya. Tidak tahu saja jika hal itu cukup membuat Yulita begitu berdebar.
"Tidak papa"
"Yaudah, sekarang tidur lagi"
Chris kembali menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Meski cukup terkejut tapi akhirnya Yulita diam dengan perasaan yang nyaman. Ternyata berada dalam pelukan suaminya adalah hal ternyaman.
Mungkin ini adalah keinginan anaknya untuk berada dalam pelukan Ayahnya.
Sampai pagi tiba, Yulita masih berada dalam pelukan Chris. Wajah tenangnya membuat Chris tersenyum, dia mengecup keningnya dengan lembut.
Ternyata benar, aku sudah jatuh cinta padamu.
Dan hal itu yang membuat Chris semakin yakin, jika mencintai Yulita bukan kesalahan baginya. Dia bisa memberikan kenyamanan, dan hal yang Chris tidak dapatkan dari istri pertamanya, ada pada Yulita yang sekarang menjadi istri keduanya.
Yulita menggeliat pelan, membuat Chris langsung mengelus kepalanya. Membiarkan dia tertidur kembali, karena ini masih terlalu pagi, dan juga Yulita yang terbangun tengah malam tadi.
Chris perlahan turun dari tempat tidur, mengecup kening Yulita dan membenarkan posisi selimut untuknya. Setelah itu, dia pergi keluar kamar. Menemui pelayan untuk menyiapkan sarapan yang sehat untuk istrinya yang sedang hamil.
"Perhatian sekali pada wanita keduamu"
Chris langsung berbalik dan menatap Corline yang berdiri disana. Menghela nafas pelan untuk menahan emosi dan menghindari perdebatan. Karena kemarin malam sudah banyak perdebatan dengannya.
"Dia butuh perhatianku, karena dia sedang mengandung anakku" Chris berjalan melewati Corline disana, tapi istrinya itu mengikutinya.
"Kamu benar-benar berubah ya, Chris. Sudah tidak cinta lagi padaku?"
"Corline, cukup! Sejak semalam hanya itu yang kau bahas. Aku hanya ingin memberikan perhatian pada perempuan yang sudah mau mengandung anakku. Apa itu salah?"
"Tapi aku tidak suka! Aku hanya mau kamu perhatian padaku. Aku tidak suka kamu memberikan perhatian lebih padanya. Chris, dia hanya wanita kedua, dan kamu sendiri yang mengatakan hal itu. Kamu yang bilang jika tidak akan pernah menganggapnya sebagai istri sampai kapan pun. Kenapa sekarang seperti ini? Kenapa?!"
"Corline!" bentak Chris yang sudah hampir habis kesabarannya.
"Kamu bahkan berani membentakku! Kau memang sudah berubah Chris"
Corline berlalu ke lantai atas dengan menangis. Chris hanya menghela nafas pelan dengan memijat pelipisnya yang terasa pening. Sekarang banyak hal yang harus dia hadapi, bukan hanya tentang kehamilan Yulita, tapi juga dengan sikap istrinya yang tidak bisa menerima jika Chris terlalu perhatian pada Yulita.
*
Di balik dinding, Yulita terdiam dengan menghembuskan nafas kasar. Pertengkaran itu membuatnya tidak nyaman. Karena merasa dia yang telah menyebabkan pertengkaran diantara dua orang ini.
Perlahan tangannya mengelus perutnya yang masih rata. "Kita harus terbiasa dengan keadaan seperti ini. Nanti setelah kamu lahir, pasti suasananya akan berubah, Ibu yakin. Hanya saja, maafkan Ibu karena tidak akan bisa berada disana bersamamu. Sekarang nikmatilah masa-masa kita bersama, Nak"
Bersambung
Semoga retensi naik ya.. ayo berikan dukungan kalian.. biar aku semangat kalo retensi naik.
Kudu yak Yulita manggil sayang , sementara perasaan yng ada blm terungkap kan eeeaaaa 🤭🤭
Mungkin juga perasaan mu bersambut