" Billy " teriak Zea .
Billy tersentak mendengar teriakan Zea . Gadis yang berada di pelukan Billy tersenyum licik. Sudah lama dia bersabar dan menunggu saat ini tiba .
" Aku tidak menyangka kamu melakukan hal sehina ini " ucap Zea lalu pergi meninggalkan Billy .
Dukung othor ya . dukungan kalian penyemangat ku . love banyak dari kedua anak othor .❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tyas Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gubuk mewah Arron
Zea melihat sekeliling istana megah itu . Bak di negeri dongeng . Zea memasuki kediaman Arron dengan rasa takjub .
" Kamu tinggal di sini ?" tanya Zea .
" Hem" Arron berdehem .
" Lalu kenapa kamu membawaku ke sini ?" tanya Zea heran .
" Aku hanya ingin . Dan karena kamu wanita yang aku inginkan " ucap Arron .
" Kamu bersama mereka semua itu " ucap Zea .
" Ya " jawab Arron .
" Mereka melakukan lagi Tuan" ucap Kevin .
" Dito bisa menahannya ?" tanya Arron .
" Ya. Tapi kali ini bukan hanya satu . Tapi banyak yang berusaha meretas dokumen penting perusahaan " ucap Gilang .
Zea hanya diam dan menjadi pendengar .
" Dito dimana ?" tanya Arron .
" Sedang dalam perjalanan kesini " ucap Kevin .
Zea melihat Kevin dan Gilang fokus dengan laptopnya . Tangan mereka begitu lincah saat bermain di sana .
"Maaf saya terlambat Tuan " ucap Dito yang sama terkejutnya seperri Zea .
Melihat rumah bak istana megah itu . Bangunan yang sangat luas . Tak menyangka jika Tuannya seorang yang memang kaya raya .
" Selamat malam Bu Zea " sapa Dito .
" Kamu kenapa ada di sini Dito ?" tanya Zea bingung .
" Dito sekarang membantu ku " ucap Arron .
" Lalu Rere . Bukannya kalian akan pergi untuk berkencan ?" tanya Zea .
Dito menelan ludahnya kasar .
Kevin dan Gilang hanya tersenyum mendengar ucapan polos Zea . Tapi mereka tetap fokus pada pekerjaan mereka .
" Ini semua pasti karena kamu kan . Kamu mempekerjakan orang tanpa kenal waktu " cibir Zea .
" Besok aku akan memberikannya liburan . Kemana pun kekasihnya inginkan . Tapi biarkan dia bekerja " ucap Arron .
" Dengar itu Dito . Tuan mu sedang menjanjikan sebuah liburan geratis . Ingat jangan hanya satu tempat dan kalau perlu yang jauh " ucap Zea .
" Lawan yang sepadan " ucap Kevin .
Arron menatap Kevin dengan tatapan kesal . Tapi Kevin masih fokus dengan pekerjaannya .
Kevin menganggap Zea memang untuk Arron . Bahkan Arron begitu mendengar ucapan Zea .
" Aku mau pulang " ucap Zea .
" Tinggallah di sini " ucap Arron .
" Aku tidak mau . Banyak pria di sini " ucap Zea.
" Mereka tidak tinggal di rumah ini . Mereka di paviliun . Dan di belakang banyak perempuan " ucap Arron .
" Perempuan ? Muda ?" ucap Zea .
" Ayo aku akan memperkenalkan mu kepada mereka " ucap Arron .
" Ini Johan dia kepala di mansion ini " ucap Arron .
Zea menunduk . Begitu juga dengan Johan .
" Dan ini Maria kepala pelayan di sini " ucap Arron .
" Selamat datang Nona " ucap Maria .
" Terima kasih " ucap Zea.
Zea melihat perempuan yang usianya memang di atasnya tapi masih terlihat cantik .
" Mereka semua tinggal di paviliun . Jadi tinggallah di sini . Aku akan pergi untuk beberapa hari " ucap Arron .
" Baiklah " ucap Zea .
Di ruang kerja Arron . Kevin,Gilang dan Dito masih sibuk dengan laptopnya . Bahkan pukul sudah menunjukkan dini hari . Arron juga masih berada di sana . Meski terkadang melihat Zea yang sudah tertidur lelap .
" Sepertinya kita berhasil " ucap Dito meregangkan ototnya yang sudah mulai kaku .
Diikuti Gilang dan juga Kevin . Mereka bersandar di sofa kursi yang dia duduki .
Arron bertepuk tangan dan bersiap untuk melihat berita besok pagi .
" Terima kasih kalian sudah bekerja keras " ucap Arron lalu pergi dari ruangan itu .
Kevin dan Gilang lalu memejamkan matanya . Dito justru melihat ponselnya yang ada notifikasi pesan masuk di ponselnya . Mata Dito membola melihat berapa banyak nol yang dia terima dari Arron .
" Ini bukan mimpi ?" Dito memukul kedua pipinya .
" Ini bukan mimpi ?!" Dito melakukannya lagi .
" Sudah diam dan istirahatlah . Itu belum seberapa " ucap Kevin .
" Baik Tuan . Baik . Terima kasih banyak . Tapi sepertinya saya tidak bisa tidur " ucap Dito masih memandangi ponselnya dengan bangga . Hasil kerja kerasnya terbalas dengan maksimal .
Arron mendatangi kamar Zea. Kamar yang biasanya Arron tinggali . Arron tersenyum melihat Zea yang tertidur lelap .
Arron lalu mencium kening Zea . Lalu ikut masuk ke dalam selimut yang sama dengan Zea .
" Apa pekerjaan mu sudah selesai ?" tanya Zea yang masih memejamkan matanya .
" Sudah. Apa kamu terbangun ?" tanya Arron .
" Ya . Tadi aku haus . Tapi aku malas sekali turun . Air di sana habis " ucap Zea menunjuk letak air minum .
Arron lalu duduk dan meminta pelayannya mengantar minum untuknya .
" Jangan . Aku tidak papa . Mereka sudah tertidur . Mereka pasti lelah mengurus gubuk mu ini " ucap Zea .
" Mereka bergantian berjaga " ucap Arron .
Zea masih memejamkan matanya .
" Permisi Tuan " ucap dari luar kamar Arron .
Zea lalu membuka matanya . Seperti ada suara tapi hanya sebuah microphone .
" Tunggu sebentar " ucap Arron lalu mengambil minum untuk Zea .
" Ini minumlah " ucap Arron memberikan minuman kepada Zea .
Zea lalu mengambil minumnya dari tangan Arron .
" Dito masih disini?" tanya Zea .
Cup
" Jangan membicarakan pria lain di depan ku " ucap Arron.
Arron mencium bibir Zea sekilas .
" Aku hanya bertanya . Dia juga temanku " ucap Zea .
Cup
" Jangan berteman dengan pria manapun . Pria dan wanita jika berteman pasti ada perasaan yang lebih " ucap Arron .
" Kau ini dia itu sudah punya kekasih " ucap Zea menutup bibirnya dengan tangannya .
Arron lalu membuka tangan Zea dan mendorong tubuh Zea hingga terbaring .
" Kenapa ?" tanya Arron .
" Tidak " jawab Zea memalingkan wajahnya .
Arron lalu mencium pipi Zea .
" Jangan menciumi ku " ucap Zea menatap Arron .
Arron lalu mencium bibir Zea cukup lama . Hingga Zea membalas ciuman Arron .
" Aku ingin " ucap Arron .
" Kamu harus menahannya " ucap Zea .
Arron lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zea . Arron berusaha keras menahan dirinya agar tidak berbuat lebih .
" Aku akan melakukannya nanti . Aku akan menunggu sampai kita menikah " ucap Arron .
" Aku pegang ucapan mu " ucap Zea .
" Tidak mau pegang yang lain " ucap Arron tersenyum licik .
Zea lalu mendorong tubuh Arron dari atas tubuhnya . Zea dapat merasakan ada benda mengeras di bawah sana .
" Menyingkirlah " ucap Zea .
Arron lalu mencium bibir Zea lagi.Tangan Arron tidak lagi bisa diam . Tangan Arron menyentuh kedua gunung Zea bergantian . Lenguhan kecil terdengar lembut di telinga Arron .
Bibir Arron semakin kebawah . Menyusuri kedua bukit indah Zea
" Kamu akan mengingkari janji mu jika begini " ucap Zea dengan suara tertahan .
Arron lalu menghentikan aksinya . Lalu tidur sambil memeluk Zea .
" Tidurlah " ucap Arron .
Zea tersenyum melihat Arron dengan wajah yang memerah . Menahan sesuatu yang tidak terselesaikan . Tapi Zea bersyukur Arron masih busa menahannya .