Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuntuti Adrian.
Tibanya di rumah Zia langsung masuk kamar tanpa berkata apa-apa pada orang tuanya. Zia bersandar di belakang pintu dia menangis membuat sesak di hatinya hilang, Zia pun baru sadar jika selama ini dia mulai jatuh cinta pada Adrian namun semuanya kandas sebelum berperang. Zia pun bangun dan melangkah masuk ke kamar mandi. Zia mengguyur tubuhnya dengan air dingin agar otak dan hati nya tenang. Selesai mandi Zia keluar namun dia terkejut saat melihat Adrian sudah ada di kamar dan duduk di pinggir tempat tidur. Adrian pun berdiri hendak mendekati Zia namun Zia berusaha menutupi wajahnya yang sembab karena menangis.
"Aku ngantuk A, jadi aku mau langsung tidur" ucapnya memberi alasan.
Adrian yang mendengar itu hanya bisa diam yang awalnya ingin menjelaskan semuanya namun mendengar Zia berkata seperti itu Adrian tidak bisa berkata apa-apa.
"Ya sudah kamu istirahat, aku bersihkan badan ku dulu" ucap Adrian lalu masuk ke kamar mandi.
Air mata Zia keluar begitu saja membuat Zia harus menahannya. Zia pun berusaha menutup mata agar bisa tertidur hingga akhirnya Zia pun tertidur. Adrian keluar kamar mandi dan melihat Zia sudah tertidur. Adrian menatap wajah Zia yang sembab dan Adrian tau jika Zia menangis.
"Maafkan aku belum bisa mencintai kamu karena bagi aku Helena wanita yang sangat spesial" gumam Adrian.
Adrian pun berbaring di samping Zia dan menutup mata. Paginya Zia bangun dan dia melihat wajahnya yang bengkak karena menangis. Zia pun turun karena hari masih pagi jadi semua orang belum bangun, Zia mengambil es untuk mengompres wajahnya yang bengkak. Namun saat di tangga dia malah berpapasan dengan mamanya Adrian.
"Zia, kok pagi banget sudah bangun? " tanya sang mama dan Zia hanya menunduk karena dia gak mau sang mama tau jika dirinya habis menangis.
"Tadi Zia haus ma" jawab Zia berbohong.
Namun mamanya Adrian tidka bisa di bohongi karena dia tau jika menantunya ini habis menangis.
"Ikut mama yu! " ajak nya.
"Kemana? " tanya Zia.
"Udah ikut saja" jawab nya sambil menuntun tangan Zia.
Zia pun hanya bisa menurut dengan mengikuti sang mama. Mereka duduk di tengah rumah, sang mama memegang tangan Zia dan menatapnya lalu berkata "mama harap kamu jangan patah semangat untuk dapatkan cintanya Adrian karena sampai kapan pun mama atau pun papa tidak akan pernah setuju Adrian bersama Helena".
" Tapi ma"ucap Zia.
"Mama tau kamu pasti gak mau melihat Adrian sedih hanya karena dia tidak bisa mendapatkan Helena. Maka dari itu mama Minta sama kamu kejar Adrian" ujar sang mama.
Zia pun terdiam karena dia bingung harus bagaimana, dia gak mungkin memaksakan perasaan Adrian tapi di sisi lain Zia juga gak mau jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan.
"Yang penting kamu setuju nanti mama akan bantu kamu bagaimana caranya agar Adrian menyukai kamu" ucapan sang mama dan akhirnya Zia pun setuju.
Zia di bantu sang mama mengompres wajahnya agar tidak bengkak lagi dan setelah merasa cukup Zia kembali ke kamarnya untuk mandi namun saat membuka pintu Zia kaget saat melihat Adrian keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk saja.
"Aaaaa" teriak Zia, Adrian langsung menarik Zia dan menutup pintu.
"Aa kenapa gak pakai baju? " tanya Zia setelah Adrian memakai kemejanya.
"Aku pikir kamu gak akan masuk" jawab Adrian.
Zia pun mengambil baju lalu mauk kamar mandi. Adrian turun lebih dulu karena dia harus berangkat ke luar kota padahal hari ini seharusnya libur.
"Kamu udah siap mau kemana? "tanya sang mama yang sedang menyiapkan sarapan.
" Aku harus ke luar kota ma ada masalah di kantor cabang"jawab Adrian sambil memakai sarapannya.
"Ajak Zia dong, kasian dia di rumah terus" saran sang mama namun Adrian terdiam karena semalam dia berjanji akan datang ke tempat pemotretan Helena.
Zia turun dan dia mendengar pembicaraan Adrian dan mamanya.
"Gak usah ma, lagian Aa kan mau kerja bukan mau macam-macam" ucap Zia seolah-olah nyindir Adrian.
Adrian menatap Zia dan yang di tatap hanya senyum saja.
"Ya sudah kalau menurut kamu seperti itu" ujar sang mama dan Zia pun langsung memakan sarapannya.
Selesai sarapan Zia mengantar Adrian ke luar karena dia akan langsung pergi. Setelah Adrian pergi Zia pun berkumpul dengan keluarganya karena sore ini ibu dan bapaknya Zia akan pulang ke kampung.
"Kalian kenapa buru-buru pulang sih? padahal Zia masih kangen lo" ucap Zia.
"Kalau kita lama di sini nanti siapa yang mau ngasih makan sapi sama kambing" jawab sang ibu.
"Ali aja suruh balik duluan" balas Zia.
"Dih enak saja, Ali gak mau ya di suruh nyuruh kambing sama sapi" ucap Ali.
"Lah belagu kamu, emang nanti lulus sekolah mau jadi apa? " tanya Zia.
"Kerja di kantornya a Adrian" jawab Ali membuat Zia langsung terdiam.
Sang ibu tau apa yang ada dalam pikiran sang anak.
"Sudah jangan di pikirin ucapan Ali dia cuman bercanda" ucap sang ibu sambil mengusap pundak Zia.
Sore pun tiba keluarga Zia sudah siap untuk pulang dengan naik mobil yang sudah di rental dari kampung. Zia sedih saat ibunya hendak pergi dia hanya bisa menangis.
"Sudah jangan nangis lagi masih ada mama disini" ucap mamanya Adrian Zia pun tersenyum.
Setelah kepulangan sang ibu Zia hanya rebahan saja dan tiba-tiba sebuah pesan masuk yang mengirimkan foto Adrian bersama Helena sedang makan di sebuah restoran. Zia dia hanya tersenyum karena dia sudah menduga jika Adrian pergi bukan untuk pekerjaan saja tapi ada hal lain.
namun tiba-tiba pintu di ketuk membuat Zia kaget dan langsung membukanya.
"Shayan" ucap Zia karena ternyata yang mengetuk pintu sang adik ipar.
"Cepat siap-siap kita susul kakak Rian" ucap Shayan membuat Zia bingung.
"Mama sama papa yang nyuruh" beritahu Shayan dan akhirnya Zia masuk kamar dan membereskan baju yang akan di bawa dan itu pun tidak banyak.
Zia dan Shayan langsung pergi malam ini juga karena tempat Adrian berada sekarang tidak terlalu jauh dari kota yang mereka tinggali.
Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai dan Shayan sudah memesan dua kamar yang tidak jauh dari kamar Adrian.
"Kita cuman mengawasi gerak gerik kak Rian jadi jangan sampai di tau jika kita di sini" beritahu Shayan dan Zia pun mengerti.
Rian yang baru saja pulang makan bersama Helena dia langsung masuk kamar, Adrian masih tau batasan karena dia ingin memastikan jika Helena benar-benar sudah berubah atau masih seperti dulu.