Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Nadia tidak bisa makan dengan tenang, dia terus terfikirkan denga apa yang dia lihat di dalam ruang privat tadi. Sarah Diandra sedang bersama laki-laki lain dan terlihat cukup mesra dengannya. Bukan hanya Nadia, bahkan Vanesa dan Angel pun ikut penasaran dengannya.
Sarah Diandra keluar dari ruang privat itu menggunakan masker dan topi, walaupun begitu Nadia tentu sangat mengenalnya.
“Itu Sarah Diandra” kata Nadia yang memang tidak melepaskan pandangannya dari pintu utama karena hanya pintu itu satu-satunya jalan keluar untuk pengunjung. Di belakangnya berjalan laki-laki yang tadi mencium keningnnya, mereka berjalan seperti orang yang tidak saling kenal.
Begitu Sarah dan laki-laki itu keluar, Nadia dengan cepat mengikutinya keluar. Namun sayangnya, mobil Sarah sudah melaju sementara laki-laki yang tadi bersamanya juga baru saja masuk ke dalam mobilnya.
“Sialan” maki Nadia dengan membara.
“Apa hubungan mereka?” tanya Angel yang juga sangat penasaran.
“Aku benar-benar tidak akan tinggal diam kalau sampai Sarah Diandra selingkuh di belakang Tuan Bintang. Kurang apa coba Tuan Bintang, dai bahkan sabar selama ini belum punya keturunan dan Sarah Diandra malah selingkuh” Nadia sungguh tidak terima seandainya Sarah Diandra benar-benar selingkuh. Dia sudah merelakan Bintang bersama istrinya itu karena menganggap mereka adalah pasangan yang paling serasi yang pernah Nadia lihat.
“Kita benar-benar harus kasih pelajaran sama Sarah Diandra” kata Vanesa yang juga ikut kesal membayangkan Sarah bermain api di belakang Bintang.
“Kita harus cari tahu dulu siapa laki-laki itu” kata Nadia.
“Oke...”
Ketiga gadis itu tidak menikmati makanan lezat itu dengan baik, mereka seperti sudah menjadi satu tubuh. Jika salah seorang merasa gelisah, maka dua yang lain akan ikut meresakannya. Seperti tadi, nafsu makan Nadia menghilang seketika melihat dugaan perselinguhan di depannya dan tiba-tiba Vanesa dan Angel juga merasakan hal yang sama. Mereka benar-benar sangat kompak.
“Aku jadi kasian Tuan Bintang” kata Nadia saat mereka sudah kelau dari restoran itu. “Dia pasti sedih banget kalau tahu istrinya mengkhianatinya” kata Nadia.
“Tapi kan Tuan Bintang juga mengkhianati istrinya, dia kan juga punya kamu di belakang istrinya” Nadia cemberut mendengar fakta yang di katakan Angel.
“Angel...” seru Vanesa dan memberi kode agar jangan membahas hal itu untyk saat ini.
“Tapi kan itu beda, Tuan Bintang memang tulus mencintai Nyonya dari awal. Tuan selalu memperlakukan Nyonya dengan baik, Tuan bahkan sabar selama ini kalau Nyonya belum bisa hamil.”
Angel tdak mau mendebat, dia biarkan saja Nadia menganggap dirinya benar. Tidak terasa hari sudah hampir sore, Nadia lalu berpisah dengan Vanesa dan Angel.
Sepanjang perjalanan pulang, Nadia tidak berhenti memikirkan tentang Sarah yang mungkin memiliki laki-laki lain di belakang Bintang. Ini memang bukan urusannya sama sekali, tapi kalau memang benar Sarah mengkhianati Bintang, maka Nadia akan benar-benar merebut Bintang dari Sarah. Toh Nadia sudah memiliki tenpat di hati Bintang, dan laki-laki itu pasti akan menceraikan Sarah begitu tahu kalau istrinya itu selingkuh di belakangnya.
Lingkungan yang menakutkan menurut Nenek Mina ternyata tidak semenakutkan yang ada dalam pikirannya. Hari ini dia sedang berada di rumah salah seorang warga yang kebetulan akan melangsungkan acara pernikahan besok. Nenek Mina menawarka diri untuk membantu memasak dan di sambut baik oleh yang punya acara. Mereka kemudian menjadi akrab dan Nenek Mina seketika mengubah sudut pandangnya pada lingkungan itu.
Itulah ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang.
Saat melihat Neneknya sedang berbaur bersama para warga yang lain, Nadia tersenyum senang. Dia melupakan sejenak apa yang ada di kepalanya dan ikut membantu bersama Nenek Mina.
Mereka kembali ke rumah saat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Nadia masuk ke kamar Nenek Mina setelah membersihkan dirinya.
“Bagaimana, Nenek masih mau pindah?” tanya Nadia. Nenek Mina tersenyum.
“Liat nanti aja dulu, kayaknya mereka orangnya ramah-ramah, sopan lagi” kata Nenek Mina setelah seharian berbaur bersama warga yang lain.
“Makanya Nenek jangan langsung menilai orang dari luarnya aja. Mungkin mereka memnag mau mengenal kita sebagai tetangga baru tapi takut nanti kita tidak merespon mereka, jadinya mereka hanya liatin kita aja” kata Nadia. Gadis itu memijat punggung Nenek Mina walalupun Neneknya tidak memintanya.
“Eh, Nadia sampai lupa kasih tahu Nenek berita gembira” Nadia lupa hal yang paling ingin segera dia sampaikan kepada Neneknya.
“Apa, Nad” kata Nenek Mina yang bangun dari berbaringnya.dia sekarag menatap Nadia. Keningnya yang sudah mengkerut makin mengkerut menunggu Nadia menyampaikan kabargembiranya.
“Mulai besok aku sudah kerja, Nek” wajah keriput itu tersenyum. Dia memluk Nadia dan mengucapkan selamat pada gadis itu.
“Kerja yang baik yah, Nad” pesan Nenek Mina pada cucunya.
Malam ini Nadia tidak kembali ke kamarna, dia jatuh berbaring di samping Nenek Mina dan malas beranjak dari pelukan hangat Neneknya.
Pagi sudah menjelang, Nadia sudah siap berangkat kerja untuk pertama kalinya. Dia akan kerja dari pagi sampai sore selama pegumunan kelulusan ujian masuk perguruan tinggi belum di umumkan. Dia sudah bertuka pesan dengan Angel agar jangan masuk kalau-kalau dia sampai lebih dulu agarmereka bisa masuk bersamaan.
Dan benar saja, Angel sudah menunggu Nadia. Gadis itu juga tidak kalah semangatnya dengan Nadia untuk mulai bekerja hari ini.
“Nggak mau coba-coba melamar juga, siapa tahu aja kamu di terima” kata Nadia yang melihat Vanesa juga ada di sana mengantar Angel.
“Aku punya tugas yang lebih penting” kata Vanesa memakai kaca mata hitamnya dan menunjukkan kameranya.
“Aku hari ini mau jadi detektif yang mengikuti Sarah Diandra” kata Vanesa dengan gaya kerennya.
“Benarkah, bagaimana caranya?” Vanesa lalu melirik mobil di sampingnya yang sudah lengkap dengan sopirnya.
“Jangan lupa aku ini siapa, Nad”
“Hehehe, iya. Maaf, maaf. Aku lupa kalau kamu Vanesa Wijaya Abraham, anak konglomerat” kata Nadia sambil terkikik.
“keseringan bergaul sama anak melarat sih, jadi lupa kalau dia anak konglomerat” Angel menambahkan.
Selama ini, Vanesa memang sangat jarang menggunakan fasilitas yang di sediakan orang tuanya. Kemana-mana dia bahkan hanya menggunakan taksi online padahal mobil di rumahnya berjejer di garasi. Dia tinggal menghubungi sekertaris Ayahnya dan sopir akan segera datang menjemputnya.
“Semangat kerjanya” kata Vanesa sambil melambaikan tangannya pada Angel dan Nadia yang akan memulai hari pertamanya sebagai seorang pelayan restoran.
“Kamu juga harus semangat, ambil gambar yang bagus dan kita kasih pelajaran buat Sarah Diandra” kata Nadia sebelum dia melangkah masuk ke dama restoran itu.
Nadia dan Angel di smabut manager restoran itu dengan baik, mereka di arahkan pekerjaan aap saja yang haru merak lakukan.mereka juga di kenalkan pada pelayan dan staf yang lainnya. Mereka di sambut baik di sana.
Sementara Vanesa mulain menjalaknkan aksinya dengan mulai dari butik Sarah. Selama seharian dia menunggu tidak ada apapun yang dia dapatkan, hingga hari menjelang sore, Vanesa pulang tanpa membawa apapun untuk di perlihatkan pada Nadia.