Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 - Rencana Ke Villa
Hari demi hari berlalu. Wildan semakin banyak menerima job fotografernya. Perlahan uang di tabungannya terkumpul.
Wildan juga sudah membeli kamera baru. Dari hasil bekerja sebagai fotografer, dia bahkan mampu melunasi biaya rumah sakit Nia. Kebetulan Nia sudah diperbolehkan pulang karena keadaannya yang mulai membaik. Sekarang Nia telah mampu berjalan, meski itu harus dilakukan dengan bantuan.
Sudah seminggu lebih Nia keluar dari rumah sakit. Selama itu pula Wildan tak lagi bertemu dengan Glenda. Padahal cowok tersebut sangat berharap bisa bertemu lagi dengan Glenda.
Saking inginnya bertemu, Wildan bahkan beberapa kali mendatangi June cafe. Akan tetapi dia tidak pernah melihat Glenda ada di sana.
"Apa mungkin dia nggak nongkrong di cafe ini lagi?" gumam Wildan. Ia terpaksa beranjak dengan motornya. Lalu berangkat ke kampus.
Setibanya di kampus, Wildan langsung masuk kelas. Dia menjalani perkuliahan selama tiga jam lebih. Saat sudah selesai, Wildan dan ketiga temannya nongkrong di gazebo seperti biasa.
"Eh, Ka! Gimana sama naskah film kita? Udah jadi? Kalau udah, biar kita langsung bikin filmnya," cetus Egy sambil sesekali menyesap alat vapenya.
"Sudah. Baru aja tadi malam selesai," sahut Jaka.
"Baguslah kalau begitu. Nanti kirim filenya ke kita," usul Wildan.
"Nggak usah nanti. Aku akan kirim sekarang!" kata Jaka yang segera mengirim file naskah film menggunakan aplikasi khusus di ponselnya. Dalam sekejap, file itu terkirim pada ketiga temannya. Termasuk Wildan.
Wildan segera membaca naskah buatan Jaka. Setelah membacanya, dia merasa sangat menyukainya. Hal serupa juga dirasakan Egy dan Yoga. Jadi saat itu mereka setuju dengan naskah film yang sudah dibuat Jaka.
"Sekarang kita perlu cari tempat syutingnya. Apa kalian punya rekomendasi?" ujar Jaka. Menatap ketiga temannya secara bergantian.
"Gimana kalau di villa? Kebetulan keluargaku punya villa pribadi di puncak," imbuh Egy.
"Ide bagus tuh. Biar kita bisa sekalian hang out juga. Pasti seru!" tanggap Yoga.
"Iyakan? Gimana, Ka, Dan? Kalian setuju?" Egy bertanya pada Wildan dan Jaka.
"Aku sih ikut aja. Nggak tahu nih sama yang punya cerita." Wildan merangkul Jaka.
"Sebelum aku memutuskan, aku mau lihat foto villanya dulu," pinta Jaka.
"Dih! Banyak maunya kau. Pokoknya tempat itu cocok banget buat syuting. Percaya aja sama aku!" Egy menegaskan.
"Enggak. Kirim fotonya dulu ke aku. Setelah itu, barulah kita syuting!" Jaka tetap bersikeras.
Egy lantas hanya mengangguk dan mendengus kasar. Dia berjanji akan mengirim foto villa milik keluarganya pada Jaka secepatnya.
...***...
Dua hari terlewat. Tibalah waktunya Wildan dan kawan-kawan pergi ke villa. Mereka pergi karena Jaka telah sepakat usai melihat foto villa Egy.
Hari itu Wildan dan yang lain akan pergi dengan satu mobil saja. Mereka berkumpul di rumah mewah Egy.
Wildan baru saja memasuki pintu pagar rumah Egy. Dia masuk dengan menggunakan motornya. Itu sendiri bukan pertama kalinya Wildan datang ke rumah Egy. Walaupun begitu, dirinya selalu dibuat berdecak kagum dengan betapa besarnya rumah Egy.
Wildan disuruh memarkirkan motornya ke garasi. Kebetulan di sana dia bertemu dengan Yoga. Lelaki itu menghampiri Wildan.
"Kau juga baru datang?" tanya Wildan.
"Iya." Yoga mengangguk. Dia merangkul Wildan. Yoga merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membicarakan perihal Natasha.
"Eh, Dan. Kau suka sama Natasha nggak? Jujur aja sama aku," tukas Yoga.
"Enggak. Kenapa kau bertanya begitu?" tanggap Wildan.
"Soalnya kau kelihatannya dekat sama dia," balas Yoga.
"Ya ampun, Ga. Aku dekat itu karena Natasha mau pakai jasa fotografer aku. Kau pokoknya nggak usah cemas, hubungan kami tuh hanya bisnis," jelas Wildan.
"Oh begitu? Bilang dong dari dulu!" timpal Yoga.
"Lah, orang kamu nggak pernah tanya," sahut Wildan. Dia dan Yoga melangkah menuju pintu depan rumah Egy. Saat itulah keduanya berpapasan dengan Natasha. Namun gadis tersebut terlihat tak datang sendiri. Ada seorang gadis lain bersamanya.
"Eh, Natasha bawa teman tuh," bisik Yoga.
"Bagus deh. Aku juga baru terpikir, kalau nggak baik dia cuman sendirian ceweknya," tanggap Wildan. Ia dan Yoga berhenti melangkah karena berniat menunggu Natasha.
Natasha tampak memarkirkan mobil ke garasi. Selanjutnya dia dan temannya keluar dari mobil.
Ada hal yang mengejutkan kala itu untuk Wildan. Karena gadis yang menjadi temannya Natasha tidak asing bagi Wildan. Dia tidak lain adalah Glenda!
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣