zahrana atau zahra nadhifa , di dunia maya ia adalah seorang penulis novel daring yg cukup terkenal namun di dunia nyata ia adalah istri seorang ceo perusahaan terkenal zayn aditya alfatih .
terlahir dari anak pembantu tiga tahun zahra diperlakukan layaknya asisten rumah tangga, namun setelah tiga tahun pernikahan ia kembali bertemu dengan cinta pertamanya nathan arfansyah seorang dokter bedah.
zahra juga dekat dengan erik sepupu zayn lalu bagaimana kah kisah mereka berempat.
akankah zahra menemukan cintanya sesuai dengan kisah novel yang ditulisnya ? juga akankah ia bercerai dengan zayn atau justru tumbuh benih cinta ? lalu bagaimana dengan nathan dn erik?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisakah kamu menyukaiku!
Zayn yang tengah duduk dimeja kerjanya tiba tiba saja ingat pada sosok yang membuatnya kesal semalam, wanita itu lebih sulit ditaklukan dari pada membuat sebuah film.
Meski mencoba untuk melupakannya dan fokus pada pekerjaan tetap saja ia seolah mendengar suara wanita itu , apa lagi wajahnya yang tiba tiba saja muncul di beberapa sudut ruang kerjanya.
Siapa lagi kalo bukan ijahnya yang sekarang sedang ia tunggu membawakan bekal makan siang untuknya, yang membuatnya beberapa kali melihat arloji yang melekat ditangan kanannya.
Layar komputer yang tadinya menggambarkan deretan huruf dan angka berubah menjadi wajah wanita itu yang tengah tersenyum sembari mengedipkan mata padanya, sontak laki-laki itu terkejut.
Zayn mengucek matanya berkali kali dan layar komputernya kembali berubah menjadi sedia kala.
" astaga ada apa dengan otakku, kenapa semuanya berubah menjadi wajah ijah" gerutunya sembari memijat pelipis nya.
Namun ditengah itu pula pertemuannya dengan sang nenek terlintas kembali, dimana kemarin sore zayn datang ke kediaman keluarga besarnya atas permintaan sang tetua tersebut.
Sore itu...
" zayn katakan dengan jujur apa kau menyukai zahra " tanya sang nenek waktu itu.
" apa itu penting !" sahut zayn dengan datar namun nenek tati tak tertipu dengan ucapan cucunya itu dia justru tersenyum samar.
" jika tidak lepaskan zahra, akan nenek jodohkan dengan orang lain" tentu saja laki-laki itu terkejut.
Maksud wanita tua itu adalah erik, namun ia hanya menantang zayn saja untuk mengetahui seberapa besar ia menginginkan wanita itu.
Namun berbeda dengan zayn yang berfikir pada dokter keluarga itu yang merupakan cinta pertama istrinya.
" apa kau bisa membahagiakannya ? jika iya nenek tak akan memaksamu melepaskannya, untuk apa nenek menjodohkannya padamu jika kau tak bisa membahagiakannya" imbuh nenek tati lalu menyeruput teh tanpa gula itu sedikit.
" kau ingat bagaimana perlakuan ibu mu pada zahra saat malam resepsi pernikahan kalian , jika terulang nenek tak akan memaafkanmu zayn" ucapnya lagi.
" aku menyukainya tapi aku bingung entah kenapa begitu sulit untuk mengatakannya tak seperti saat aku menyukai wanita lain" ucap zayn akhirnya berkata jujur dengan wajah menunduk seolah rasanya begitu memalukan.
" turunkan ego dan gengsimu jangan karena ia adalah anak babu kau menjadi begitu, ingat aku tidak bermain main dengan ucapanku" ucap sang tetua itu dengan tegas dan menekan membuat laki-laki itu merasa terancam.
" juga lindungi zahra dari amukan ibumu jika tidak dia akan semakin terluka dan memilih pergi " ucap wanita tua itu lagi yang membuat cucunya semakin tertekan.
Kembali kemasa sekarang...
Zayn menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya lalu memijat dahinya yang terasa berdenyut mengingat ucapan sang nenek kala itu.
Jika ia jujur, apa zahra mau menerima apa adanya dirinya yang memiliki rahasia yang tak pernah orang lain tahu kecuali sang mama.
" ingat zayn jangan pernah kau menyukai ijah dia tak sepadan dengan kita, jika kau berani menyukainya mamah akan bilang tentang rahasia masa lalu mu kau fikir dia akan menerima masa lalumu ".
" tidak ! dia tidak akan mau menerimanya "
Ucapan sang ibu saat itu membuatnya bingung dan takut bersamaan tapi hatinya tak bisa berbohong, zahra mengingatkannya pada cinta pertama yang sudah pergi selamanya.
Sementara karina adalah wanita pilihan sang ibu yang ia anggap sebagai wanita yang mungkin bisa membuatnya melupakan gadis masa lalunya itu.
Drrrt drrrt
Ponselnya berdering membuyarkan lamunan yang berperang dalam fikirannya, ia meraihnya lalu melihat layar tersebut yang tertera nama kepala asisten rumah tangganya.
Tanpa berfikir panjang ia pun menerima panggilan tersebut.
" hallo, bi ada apa ?" sapa zayn tanpa basa basi.
" tu tuan bisakah pulang ibu anda datang kerumah saya khawatir tuan saya cemas nyonya akan melakukan sesuatu pada zahra" ujar bi ima dengan suara panik dan cemas membuat zayn membelalakan mata.
Apalagi yang akan dilakukan ibunya itu selain memaksa istrinya menandatangani surat perceraian.
Tanpa fikir panjang zayn memutuskan sambungan telepon lalu meraih kunci mobilnya dan berlari pergi meninggalkan kantornya, ia bahkan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi yang ia inginkan sekarang adalah sampai dirumah dan melindungi zahra.
Sesampainya dirumah ia bisa dengar suara ibunya dan jesica adiknya, dari pil pencegah kehamilan hingga sebuah tamparan yang mendarat dipipi zahra.
"MAMAH!" teriak zayn dengan mata yang tajam berjalan mendekat ke arah mereka.
Laki-laki itu bisa melihat rona merah yang tergambar jelas dipipi zahra juga air mata wanita itu yang mulai turun, ia memeluknya dan bisa merasakan betapa tubuh istrinya itu bergetar hebat karena rasa takutnya.
Melihat wanitanya diperlakukan seperti itu hati zayn terasa diremas , rasa marah dan benci itu perlahan merambat di hatinya kala mengingat perkataan dan perlakuan ibu dan adiknya bahkan tepat didepan matanya.
Zayn menyembunyikan zahra dibelakang tubuhnya dan menatap ibu dan adiknya bergantian, tak hanya itu ia bahkan dengan tajam menatap sang ibu yang hendak melayangkan tamparan keduanya.
" pergi kalian dari sini" ujar zayn menghalau ibu dan adiknya dengan suara tinggi.
" zayn ! Kamu ngusir mamah " ucap bu sophi tak terima.
" iya kenapa , kalo mamah kesini hanya mengganggu zahra jangan harap aku akan memberikan uang lagi " ancam zayn dengan tegas.
" kamu ... Lebih membela anak babu itu dari pada mamahmu ini zayn buka matamu buka" ujar bu sophi dengan nada kian meninggi menunjuk kearah zahra yang mulai terisak.
"tidak, mataku sudah terbuka lebar melihat sikap mamah yang keterlaluan" ujar zayn dengan tatapan marah yang kian mendalam.
" bang! Bukan salah mamah tapi ijah yang salah " ujar jesica membela ibunya dan menuduh zahra sebagai biang masalah.
" diam kamu!" bentak zayn menatap adiknya dengan tajam.
" lebih baik kamu fokus kuliah bukan membully mulai sekarang abang gak akan kasih kamu uang jajan lagi jika kamu tak mau berubah" ancam zayn kepada jesica yang membuat gadis itu menciut.
Bu sophi mulai geram melihat zayn yang membela ijah bahkan dibanding adiknya , wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya dan menatap anak laki-laki dan menantunya itu bergantian dengan wajah marah.
" ayo kita pulang jes " ajak bu sophi pada anak bungsunya meski tatapannya masih mengara pada pasutri itu.
Bu sophi meraih tasnya begitu juga jesi , namun zayn meraih map yang berwarna biru muda itu dan membukanya lalu merobeknya tepat didepan sang ibu.
" jangan lagi menyuruh kami bercerai karena aku tak akan menceraikan zahra sampai kapanpun" ujar zayn dengan tegas lalu menghamburkan lembaran kertas yang sudah menjadi robekan kecil itu.
Tak lupa zayn mengambil dan memberikan pil pencegah kehamilan itu pada ibunya tepat ditangan wanita paruh baya itu.
" lebih baik mamah berikan ini pada kak jeny " ujar zayn dan bu sophi menatapnya penuh tanya.
Apa maksud anak laki lakinya ? Mungkin itu yang ada dalam benak ibu tiga anak itu.
Selepas ibu dan adiknya pergi zayn menyuruh bi ima membawakan es batu dak kain untuk mengompres bekas tamparan dipipi zahra.
Kini mereka berdua ada dikamar zayn dan duduk disofa sembari mengompres pipi zahra yang memerah.
Suasana hening menyelimuti keduanya, zayn dengan sabar menempelkan kompresan itu dipipi zahra meski tangannya sudah pegal namun suasana seperti ini bisa ia manfaatkan juga untuk merebut hati ijahnya.
Sedangkan zahra bergelut dalam fikirannya yang kian berantakan sekaligus dipenuhi ketakutan kala mengingat ucapan zayn yang tak akan pernah menceraikannya.
" tuan " panggil zahra pelan dan ragu.
Bahkan menatap laki-laki itu pun ia tak berani dan hanya menunduk, karena takut jika tuannya akan marah lagi dan itu rasanya seperti tertusuk ribuan jarum.
" kenapa kita tak bercerai saja ?" tanya zahra dengan suara bergetar.
" kenapa! kamu mau jadian sama nathan, cinta pertamamu itu" sahut zayn dengan nada ketus dan dingin lagi-lagi pertanyaan itu.
" ti tidak saya sudah lama tak bertemu dengannya" ucap zahra membantah.
" bagus ! Ingat za semua orang sudah tahu kamu istri saya jika kamu jalan sama laki-laki lain, orang akan berfikir buruk atau menuduh kamu berselingkuh" ujar zayn yang dalam hatinya sudah sangat senang mendengar wanita nya tak bertemu dokter pribadi keluarganya.
Zahra hanya mengangguk saja mendengar perkataan tuannya meski sebenarnya ia merasa terkekang sekarang atas pengakuan zayn pada media malam itu.
" tapi saya takut kalo bu sophi akan mengancam keluarga saya tuan, terus gimana nasib mereka nanti? " ujar zahra yang baru zayn sadari tentang peringatan sang ibu.
" aku urus nanti tapi ... Za bisakah kamu menyukaiku!" ucap zayn dengan nada melunak seakan menginginkan sebuah imbalan yang sesuai.
" hah " sontak wanita itu menatap wajah laki-laki yang masih setia mengompres pipinya.
Kedua wajah itu saling beradu saling mencari jawaban atas pertanyaan yang bergelut difikiran masing masing.
Lalu apa jawaban zahra?