Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 : Bos menyebalkan
Keesokan harinya
"Zia, sepatuku dimana?" Tanya Abian sambil mengancing bajunya.
"Itu aku sudah siapin, ada di dekat ranjang," jawab Kanzia yang juga sedang bersiap siap untuk berangkat ke kantor.
"Kaos kaki?" Tanya Abian kembali.
"Aku taruh sama sepatu kamu,"
"Tas kerjaku mana?"
"Ada diatas sofa," jawab Kanzia.
"Zia," panggil Abian kembali sambil menghampiri Kanzia yang sedang memoleskan lipstik pada bibirnya.
"Apalagi Abian...." ucap Kanzia bangun dari duduknya.
" Tolong pasangin aku dasi," pinta Abian sambil menyodorkan dasinya ke Kanzia.
"Astaga abian, sejak kapan kamu gak bisa pasang dasi sendiri?" Tanya Kanzia.
"Sejak hari ini, jadi mulai sekarang ini akan menjadi tugas kamu," jawab Abian, yang ingin Kanzia yang akan memakaikan dasi untuknya.
"Siap tuan,,,," jawab Kanzia malas, ia benar benar ngak habis pikir dengan sikap Abian yang semakin hari terlihat berubah.
Sikap dingin dan datarnya perlahan lahan mulai berubah terhadap Kanzia, begitupun dengan Kanzia yang tanpa di sadari olehnya jika ia sudah mulai merasa nyaman didekat abian ia sudah tidak canggung lagi dengan Abian, tidak seperti sebelum ia pindah ke kota ini, mereka seperti dua orang asing, yang tidak saling kenal.
"Tunggu dulu kenapa ekspresi mu seperti itu? Apa kamu tidak ikhlas melakukannya?" Tanya Abian.
"Tentu saja aku ikhlas, hanya saja aku merasa aneh dengan tingkah kamu beberapa hari ini," jelas Kanzia.
"Aku juga bisa membuat kamu merasa tambah aneh dari ini," ucap Abian yang semakin mendekat kearah Kanzia.
"Ka,, kamu mau ngapain?" Tanya Kanzia gugup melihat Abian yang terus mendekat, sampai ia terpojok di meja riasnya.
Abian semakin mendekatkan tubuhnya kearah meja rias, Kanzia yang melihat Abian yang semakin dekat dengannya bahkan ia bisa merasakan napas Abian, ia pun memejamkan matanya karna gugup.
"Kenapa kamu memejamkan matamu aku hanya mau ambil ini," ucap Abian sambil menunjukkan botol parfum yang ia ambil dimeja rias itu.
"Oh,,,,"
"Tunggu, apa kamu sedang memikirkan aku akan melakukan hal lain?" Tanya Abian sambil tersenyum jahil.
"Tidak! Awas aku harus segera berangkat!" Kanzia langsung mendorong Abian yang masih berada didepannya sangat dekat dan ia pun bergegas keluar dari kamar.
Sementara Abian tersenyum puas karena berhasil menjahili Kanzia, ia dapat melihat pipi Kanzia yang memerah karna gugup, tapi hal itu semakin membuat Kanzia terlihat sangat menggemaskan dimatanya.
Hari ini Kanzia lagi lagi berangkat ke kantor diantar oleh pak Muh atas perintah Abian, mulai hari ini Kanzia harus diantar jemput oleh sopir dan itu adalah perintah yang tidak bisa dibantah oleh Kanzia karna itu perintah mutlak dari Abian yang tidak menerima alasan apapun dari kaniza untuk menolak.
"Pokoknya mulai sekarang jika kamu ingin bepergian tanpa aku kamu harus diantar oleh sopir." Ucap Abian.
"Iya, kamu sudah mengulang ulang ucapan mu itu dari tadi Abian," ucap Kanzia lalu masuk ke mobil.
"Kenapa sekarang dia jadi cerewet sekali,,," gumam Kanzia setelah mobil yang membawanya sudah menjauh dari halaman rumah mewah itu.
*****
Setelah sampai Kanzia segera bergegas masuk ke gedung perusahaan dengan perasaan malas, karna mulai hari ini ia akan bekerja sebagai sekretaris Jonathan.
"Hay,,, pagi,,," sapa Kanzia begitu ia masuk ke ruang divisinya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.
"Zia kamu beneran pindah dari divisi ini?" Tanya salah satu teman divisinya.
"Iya aku kesini cuma mau pamitan sama kalian, sekalian buat ambil barang barang aku," ucap Kanzia.
"Ya udah aku hanya bisa ucapin, semangat bekerja Kanzia!" Tania menyemangati kanzia, karna ia tau sahabatnya itu sangat malas untuk menjadi sekretaris Jonathan.
"Makasih ya, udah mau bimbing aku selama disini," ucap Kanzia sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
"Padahal aku udah betah banget di divisi itu, dasar bos mesum suka seenaknya saja," gerutu Kanzia yang masih saja merasa kesal dengan bosnya itu, meskipun gaji yang dijanjikan oleh Jonathan dua kali lipat dari gajinya didivisi itu.
"Begitu lift yang membawanya sampai dilantai tujuan Kanzia menyemangati dirinya sendiri sebelum melangkah keluar.
"Semangat Kanzia, semuanya akan berakhir setelah tiga bulan," ucap Kanzia lalu keluar dari lift menuju ruangan kerja barunya.
Baru saja ia akan beranjak ke tempat dimana biasanya tempat Siska sekretaris Jonathan sebelumnya, langkah Kanzia terhenti karena Jonathan tiba tiba memanggilnya.
"Kanzia!"
"Akhirnya kamu sampai juga, aku pikir kamu gak bakalan datang ke kantor," ucap Jonathan menghampiri Kanzia.
"Hm,,," Kanzia hanya menanggapi ucapan Abian dengan tersenyum malas.
"Kalau begitu silahkan masuk ke ruangan ku" ucap Abian mempersilahkan Kanzia masuk ke ruangannya.
"Kenapa saya harus masuk ke ruangan bapak? apa ada yang harus saya kerjakan?" Tanya Kanzia bingung.
"Gak usah banyak tanya masuk saja," ucap Jonathan dan Kanzia pun langsung mengikuti Jonathan ke ruangannya.
"Ini, coba kamu pelajari buku buku itu," ucap Jonathan memberikan buku buku tentang bisnis kepada Kanzia.
"Tapi untuk apa pak?" Tanya Kanzia sambil memeriksa buku buku yang diberikan bosnya itu.
"Untuk kamu pelajarilah masaka kamu tonton," jawab abian.
"Saya tau pak, tapi buat apa saya harus membaca buku buku ini?" Kanzia masih bingung dengan perintah Jonathan.
"Itu sebagai ganti dari hukuman kamu yang sebelumnya, kamu masih ingatkan dengan hukuman yang aku berikan beberapa hari yang lalu?" Ucap Jonathan mengingatkan Kanzia.
"Tapi kenapa harus dengan membaca buku buku seperti ini pak?" Tanya Kanzia, ia benar benar tidak habis pikir dengan semua tingkah aneh Jonathan.
"Baca saja, dan ingat jangan hanya sekedar dibaca, tapi juga dipahami, aku akan mengecek pemahaman kamu tentang buku buku itu setiap seminggu sekali," ucap Jonathan.
"Dan satu lagi ruangan kamu ada disana," tunjuk Jonathan pada ruangan yang ada di ruangannya yang disekat dengan kaca transparan yang sengaja ia desain dua hari yang lalu sebagai ruangan Kanzia, supaya ia tetap bisa mengawasi istrinya itu.
"Ha,,," Kanzia hanya bisa melongo mendengar ucapan Jonathan, itu sama saja dengan ia satu ruangan dengan bos mesumnya itu.
"Jangan mencoba untuk protes lakukan saja apa yang aku katakan barusan," ucapnya kemudian duduk di kursi kebesarannya dan kembali fokus dengan berkas berkas didepannya.
"Benar benar bos mesum pemaksa dan ini apalagi, sebenarnya aku itu mau jadi sekretarisnya atau jadi muridnya sih, sampai harus dites segala," Gerutu Kanzia dalam hati sambil tetap melangkah ke ruangan yang sudah disiapkan Jonathan.
Ia pun mulai mempelajari buku buku yang diberikan Jonathan satu persatu dengan serius, Kanzia yang memang memiliki otak yang cerdas tidak begitu kesulitan untuk memahami isi dari buku buku yang dibacanya.
"Sebenarnya untuk apa aku harus mempelajari semua ini? hukuman macam apa ini?" Kanzia masih terus menggerutu.
"Haruskah aku kasih tau Abian dan menyuruhnya untuk membuat perusahaan simesum itu bangkrut, bukankah Abian bilang dia sangat kaya." gumam Kanzia sambil menatap sinis kearah Jonathan yang sedang fokus dengan pekerjaannya.
.
.
.
Bersambung . . . . .
Jangan lupa di Like👍🏻
Komen juga ya😉