"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelamatkan mu
Author Pov
"Dasar brengsek!!! Lepaskan tangan sialan mu dari tubuh istri ku!".
Darren dengan amarah yang sudah di ubun-ubun melayang kan kepalan tangan nya ke arah pria bernama Stanley yang dengan lancang nya menyentuh tubuh istri nya.
Entah apa yang merasuki Darren saat pria itu melihat dari kejauhan istri nya sedang menghindari pria brengsek yang saat ini sedang tersungkur karena kepalan tangan Darren.
Entah kenapa api amarah di dalam dada Darren bergemuruh saat melihat Sofia di sentuh oleh pria brengsek yang dia tau dari keluarga Kenneth. Anak dari Marquez Kenneth itu dengan tidak tau diri nya menyentuh istri dari Grand Duke gila di kekaisaran ini.
Bukan kah dia tidak takut mati di tangan Darren. Si Grand Duke dingin yang misterius. Pria yang tidak segan-segan membunuh seseorang tanpa terkena hukuman atau bisa di bilang kebal hukum kekaisaran Amberland.
Para lady yang berada di tempat itu menjerit histeris melihat Stanley tersungkur di tanah dengan sudut bibir yang sudah mengeluarkan darah.
Sementara Sofia memegangi pergelangan tangan nya yang sakit dan juga masih terasa panas akibat dari siraman yang di lakukan Margaret.
Tak sampai di situ Darren dengan membabi-buta menghajar habis-habisan Stanley hingga pria itu tidak berdaya sama sekali. Bahkan tangan Stanley yang di gunakan nya untuk menyentuh Sofia kini patah di buat Darren.
Mereka yang berada di tempat itu hanya terpaku diam melihat keberingasan yang di lakukan Darren. bahkan kedua pangeran terkejut melihat nya. Pangeran Edward yang menyunggingkan senyuman jahat dan pengeran Oskar yang berusaha memisahkan kedua nya.
Sementara itu Sofia yang melihat pertengkaran di hadapan nya hanya diam membiarkan Darren menghajar pria kurang ajar yang merendahkan nya tadi. Sofia bukan lah seorang yang suci dan mudah memaafkan. Gadis itu sudah memperingatkan pria bernama Stanley itu untuk berhenti menyentuh nya tadi tapi pria itu dengan arogan dan kurang ajar nya malah semakin merendahkan Sofia.
Pangeran Oscar dan beberapa pria berhasil menghentikan aksi gila dari Darren. Namun dengan cepat Darren menghempaskan tangan-tangan yang mencoba menghalangi nya.
Darren berdiri tegak dan memperbaiki pakaian nya yang sedikit berantakan karena menghajar pria brengsek yang menyentuh istri nya.
"kau benar-benar membuat ku naik darah! Seharusnya kau menyayangi nyawa mu dengan cara menjauhi istri ku tapi kau malah mengantarkan nyawa mu ke kaki ku! Brengsek!".
Darren berbalik mengarah ke Sofia yang keadaan nya sudah sangat berantakan. Dengan cepat grand Duke Clarksville itu langsung memeluk Sofia dengan erat dan menenangkan nya.
"maaf kan aku sayang!! Maaf !! Aku terlambat datang dan kau harus menghadapi situasi sialan ini!" ucap Darren yang entah kenapa merasa bersalah karena terlambat melindungi Sofia.
Darren kemudian melepaskan pelukan nya dan mengangkat kedua tangan Sofia. Gadis itu meringis kesakitan saat Darren mengangkat tangan nya untuk melihat apa yang di lakukan pria brengsek bernama Stanley itu baik-baik saja. Namun amarah Darren kembali naik saat melihat pergelangan tangan Sofia yang memerah hampir biru serta hampir melepuh.
"kata kan pada ku Sofia!!! bajingan mana yang menyiram tangan mu dengan air panas!! Aku akan membuat nya menyesal seumur hidup!!"
Mata Sofia berkaca-kaca mendengar penuturan dari Darren. Ini pertama kali nya seseorang melindungi nya seperti berlian yang mudah hancur. Sofia menatap ke arah Darren dan tak mampu menahan air mata nya.
"Darren!!! Aku hiks.. Ingin hiks... Pulang!" tangis Sofia pecah di hadapan Darren dan orang-orang yang ada di tempat itu. Sementara itu Margaret pelaku dari penyiraman air panas pada Sofia terlihat ketakutan dan juga kesal dengan pemandangan di hadapan nya.
"baiklah Sayang, kita akan pulang namun sebelum itu katakan pada ku siapa yang lagi yang melukai mu. Jika bila perlu aku akan menghukum semua orang yang ada di sini! Kau tau Sofia bahkan kaisar tidak ku ijinkan untuk melukai mu!" ucap Darren dengan tatapan mengancam ke arah orang-orang yang ada di tempat itu.
"lady Margaret menyiram ku setelah mempermalukan ku di sini!" ujar Sofia yang kini masih menangis di pelukan Darren.
Jangan salah kan Sofia yang mengatakan semuanya dengan jujur pada Darren. Sofia bukan lah seorang saintis berbudi luhur dan mudah memaafkan. Sofia hanya gadis pembuat roti yang sejak tadi di aniaya dan hanya menginginkan sebuah perlindungan.
Darren kembali bengang setelah mendengar pengakuan dari Sofia. Mata tajam nya langsung mengarah ke Margaret yang kini sudah sangat ketakutan. Apalagi mendengar pengakuan Sofia yang cukup berani.
Pria itu ingin sekali menerjang Margaret dan menghajar nya seperti apa yang di lakukan nya terhadap Stanley. Tapi genggaman tangan Sofia menghentikan aksi nya.
"Darren aku ingin pulang. entah kenapa kepala ku pusing". Ucap Sofia dengan suara yang sangat pelan bahkan sangat pelan.
"baiklah kita pulang sekarang! Dan untuk kalian aku belum selesai membuat perhitungan. Kau tau Margaret perbuatan mu hari ini sudah memicu kehancuran keluarga mu!".
Darren segera pergi dari tempat itu dan membawa Sofia kembali pulang ke kediaman nya. Menyuruh kereta kuda yang membawa Sofia untuk segera pulang sementara dirinya akan membawa Sofia bersama nya menaiki kuda. Itu akan lebih cepat dibandingkan kereta kuda.
Tinggal lah di tempat itu Margaret yang terduduk lemah dan beberapa orang yang juga terlihat ketakutan. Dan pergi dari tempat itu. Bagaimana tidak Grand Duke Clarksville itu adalah pondasi nomor satu kekaisaran Amberland. Mereka mengetahui jika ancaman dari Darren bukan lah bualan semata.
Tapi tidak dengan pangeran Edward yang masih duduk dan tersenyum mengerikan.
"tadi kau sudah melakukan apa yang ku perintahkan lady Margaret?" tanya pangeran Edward untuk memastikan sesuatu.
"sudah pangeran. Racun di Teh panas itu saya yakin akan menyebar dan menyebabkan Sofia brengsek itu keracunan. Padahal aku berharap teh tersebut mengenai wajah nya". Ternyata Margaret masih belum merenungi kesalahan nya malah semakin geram dengan Sofia.
"tapi pangeran saya khawatir dengan ancaman dari grand Duke tadi". Lanjut Margaret meluahkan kekhawatiran nya.
"kau tidak perlu khawatir, keluarga Abrams berada di kubu permaisuri dan kaisar jadi Darren tidak sebodoh itu menyerang atau bahkan menghancurkan nya. Lagi pula aku sudah menemukan kelemahan Darren!". Ucap pangeran Edward yang entah kenapa wajah nya seperti memenangkan sesuatu.
Sementara itu kedua orang yang menjadi pembahasan tersebut sedang berada di atas kuda yang melaju kencang untuk kembali ke kediaman Clarksville.
Namun di tengah perjalanan Darren merasa ada yang aneh dengan Sofia. Wanita yang sekarang sedang duduk di depan nya terlihat diam tak bersuara.
"Sofia? Apa tangan mu masih sakit?" tanya Darren untuk memastikan Sofia masih bersama nya dalam keadaan sadar.
Namun tidak ada jawaban dari pertanyaan Darren tersebut. Hingga tubuh Sofia menyandar ke dada bidang milik Darren dengan kesadaran yang sudah hilang.
"SIAL!! Sofia bertahan lah!!"
aneh situ jd org,,