Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Wedding Day
Hari yang dinantikan oleh Star telah tiba. Dia kini sedang berada di sebuah kamar hotel mewah di kota itu.
Star baru saja memakai gaun pengantinnya. Senyumnya sejak tadi merekah. Dia menatap pantulan dirinya di cermin, Star bahkan tak menyangka akan berubah menjadi secantik ini.
"Kamu cantik sekali, Sayang." Dian berdiri di samping Star. Star tersenyum mendapat pujian dari ibu calon suaminya.
"Terima kasih, Aunty."
"Panggil ma_ma atau mommy," ujar Dian sembari mengusap rambut Star.
Star menoleh dan menatap mama Dian dengan mata berkaca-kaca.
"Thankyou, Mom." Star memeluk mama Dian.
"Hei, kau tidak boleh menangis atau kau akan merusak make up-nya!" seru Zafrina. Dia dan kedua adiknya serta Judy menatap Star dan mama Dian dengan suasana penuh keharuan. Mereka semua sudah mendengar kisah hidup masa kecil Star yang selalu berada di bawah tekanan sehingga membuat Star menjadi anak yang keras kepala dan pembangkang. Bahkan di saat-saat terakhir ibu Star meninggal pun, Star tidak bisa menemani ibunya karena dilarang oleh neneknya.
Kini Star terlihat menangis, tapi semua tahu jika tangisan Star hari ini adalah tangis bahagia.
Lionel sudah bersiap di depan pintu menyambut keponakannya. Dia ikut bahagia, kini Star menemukan keluarga yang menyayanginya dengan tulus. Dia berharap kedepan tidak akan ada lagi yang mengusik kebahagiaan gadis itu.
Star keluar, saat pintu ruang kamarnya terbuka, Lionel menatap Star tanpa berkedip.
"Ya Tuhan! Ternyata kau bisa cantik juga, Star," seru Lionel dengan nada bicara menyebalkan.
"Berhentilah mengolokku, uncle. Atau aku akan meminta suamiku untuk mengasingkan uncle ke tempat yang tidak akan uncle duga."
"Hahaha ... Zafa sudah menjadi sekutuku, Star."
Star tersenyum. Dia mengamit lengan Lionel. Dian dan anak-anak serta menantunya langsung menuju ke ballroom hotel untuk menyaksikan pernikahan Zafa dan Star.
Sebenarnya niat awalnya mereka hanya akan melakukan pernikahan sederhana, tapi mama Dian ingin sesuatu yang spesial karena pernikahan Zafa adalah pernikahan terakhir anaknya. Dan juga menurut mama Dian, itu bentuk rasa syukur karena pada akhirnya Zafa menemukan tambatan hatinya.
Star berjalan dengan degup jantung yang sudah tak beraturan. Ketika pintu ballroom terlihat. Matanya kembali berkaca-kaca.
Star meremas lengan jas Lionel. Lionel tersenyum samar. Dia tahu keponakannya itu pasti sekarang sedang sangat gugup.
"Berbahagialah, Star. Uncle sangat yakin, keluarga barumu akan selalu menjagamu sampai kapan pun."
"Aku pasti akan berbahagia, uncle. Lihatlah di depan sana calon suamiku begitu tampan. Aku pasti bahagia karena dia adalah pria pilihanku," ujar Star berbisik.
Ketika langkah mereka tiba di depan Zafa, Lionel menyerahkan tangan Star pada Zafa. Lalu dia duduk menghadap ke arah pria itu.
Zafa tersenyum tipis melihat pengantinnya. Star terlihat seperti sosok yang berbeda padahal dia hanya dimake up biasa.
Serangkaian acara sakral pun mulai dilaksanakan. Zafa dan Star kini resmi menjadi suami istri. Star tersenyum dalam tangis. Dia tak menyangka keinginannya untuk memiliki dosen tampannya pada akhirnya terwujud tanpa dia harus berusaha keras.
Zafa dan Star kini saling berhadapan. Zafa membingkai wajah Star dan lalu membenamkan ciuman dalam di bibir gadis itu.
Star terbebalak. Namun, tak lama kemudian dia memejamkan matanya menikmati ciuman lembut itu. Semua yang ada di ruangan ballroom itu bertepuk tangan.
Zafa mengundang teman-temannya dan beberapa rekan di Universitasnya. Star juga mengundang Rebecca sahabatnya di kampus. Bahkan dari jauh Star bisa melihat jika Rebecca sedang mengumpatnya karena kejutan yang Star berikan ini.
Pagi tadi Star meminta Rebecca datang ke hotel. Namun, dia tidak mengatakan jika dirinya akan menikah. Dia hanya bilang Rebecca harus menemaninya ke sebuah hotel mewah. Tanpa rasa curiga Rebecca datang. Namun, dia terkejut saat mendapati Star bersanding dengan Profesor tampannya.
...****************...
Hayooo... ngaku gaess 😂😂