NovelToon NovelToon
Gairah Cinta Sang Pembalap

Gairah Cinta Sang Pembalap

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Cintapertama / Mafia / Enemy to Lovers
Popularitas:11.5M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

IG - elis.kurniasih.5

Keanu Putra Adhitama, seorang pembalap yang digandrungi banyak kaum hawa ternyata memiliki satu kisah asmara yang belum selesai. Ia tak mampu menghapus kenangan wanita itu, walau mencoba menerima setiap wanita yang lain datang.

Keluarga memisahkan Keanu dengan sang pujaan hati yang ternyata anak dari asisten rumah tangganya sendiri. Bukan hanya itu, ternyata sang pujaan hati pun mengalir darah seorang mafia internasional sekaligus musuh besar keluarganya.

Bagaimana kisah cita sang pembalap ini selanjutnya? Akankah ia dan sang pujaan hati akan bersatu?

Sekuel
- Aku Bukan Wanita Penggoda
- XL (Extra Love)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terjebak dalam situasi yang sama-sama rumit

Sepanjang perjalanan, Gio hanya diam. Kepalanya masih berputar nama yang disebutkan pacar Keanu untuk dokter yang bertugas mengobati kelumpuhan sang ayah. Nama yang tidak asing di telinga Gio, karena sang ayah sering menyebut nama itu.

Jihan juga hanya terdiam. Ia tak banyak bicara. Ia pasrah akan apa yang terjadi nanti.

Gio kembali mengingat suara Chintya samar-samar menebut nama panjang Jihan sembari diseret keluar oleh kekasihnya.

“Jihan Prameswari,” gumam Gio saat ia sedang menyetir.

Sontak, Jihan menoleh ke arah sang kakak. Gio pun ikut menoleh.

“Kenapa? Kaget? Apa itu nama aslimu?” tanya Gio.

JIhan menggeleng. “Aku tidak tahu maksudmu.”

Ia kembali memandang lurus ke depan. Oh, jantung Jihan tak henti berdetak kencang. Ia khawatir samarannya akan terbongkar. Ini semua karena Chintya, tapi di sisi lain Jihan juga tidak bisa menyalahkan wanita itu. Jihan akui, ia memang telah menggoda kekasih Chintya.

Jihan menarik nafasnya kasar sembari memejamkan mata. Sungguh, ia hanya bisa pasrah dan berdoa.

Di tempat berbeda, Keanu marah sejadi-jadinya pada Chintya.

“Kenapa kamu malah memarahiku? Harusnya aku yang marah karena kalian selingkuh dibelakangku,” ucap Chintya.

“Siapa yang selingkuh? Kau tahu, dia memang cinta pertamaku. Kau yang meminta menjadi pacarku dan menerima aku yang seperti, bukan? Aku tidak pernah memaksamu untuk menjadi kekasihku. Kalau kau tidak suka, kita putus sekarang,” jawab Keanu kesal.

“Kean,” panggil Chintya dengan menatap tajam ke arah pria pujaannya itu.

Chintya langsung menangis, membuat Keanu bertambah kesal. Ia ingin memaki dan memarahi atas apa yang dilakukan Chintya di pesta tadi. Jelas-jelas ucapan Chintya bisa membahayakan wanita yang ia cintai di sana.

Keanu mengepal tangannya dan menonjok ke udara. Lalu, keluar dar apartemen Chintya sembari membanting pintu.

“Kean. Aku tidak ingin putus.” Chintya keluar dan mengejar Keanu.

“Keanu.” Chintya kembali berteriak memanggil nama pria yang tengah berjalan di lorong. “Kau kejam, Kean. Jika itu mau mu. Aku akan mengakhiri hidupku.”

Keanu mendengar ancaman itu. Ia pun langsung mengumpat. “Sh*t.”

Keanu kembali membalikkan tubuhnya dan berlari ke apartemen Chintya. Benar saja, wanita itu hendak mengiris nadi di pergelangan tangannya.

“Chintya. Lepas!” Keanu berusaha menahan tangan Chintya yang memegang pisau kecil yang terlihat tajam.

“Aku tidak ingin hidup lagi. Aku sangat mencintaimu, Kean. Walau di luar sana banyak pria yang menggodaku, tapi aku cuma cinta kamu.”

Prank

Pisau itu berhasil Keanu jatuhkan. Kemudian, Chintya memeluk Keanu dan menangis di dada itu. Ia sudah berusaha untuk melupakan Keanu dengan menerima ajakan salah satu pria yang menyukainya, tapi tetap saja, yang ia cintai hanya Keanu dan Keanu sudah terjebak ke dalam cinta Chintya.

Keanu terjebak ke dalam obsesi Chintya, karena permainannya sendiri. Keanu terpaksa ikut memeluk tubuh Chintya untuk menenangkannya.

“Cinta itu membiarkan orang yang kita cintai bahagia. Semoga suatu saat kamu akan mengerti itu,” ucap Keanu lirih yang di dengar oleh Chintya. Namun, wanita itu hanya diam.

Keanu dan Jihan sama-sama terjebak dengan situasi yang rumit.

****

Gio berdiri tepat di depan sebuah foto anak perempuan berusia dua tahun. Mata anak perempuan itu memiliki warna mata yang sama dengan Jihan. Senyum itu pun sama. Namun, hingga saat ini Gio tidak bisa menemukn data tentang Jihan. Pencarian Gio tentang nama itu tak menemukan titik terang, membuatnya belum bisa berspekulasi tentang Clara.

“Tuan, makan siang sudah disiapkan. Tuan besar dan Nona Clara sudah menunggu di sana,” ucap Nancy pada Gio setelah membuka ruang kerja itu.

Gio mengangguk dan berjalan mengikuti Nancy. Lalu, ia ikut bergabung dengan Wiliam dan Jihan yang sudah duduk di sana.

“Nona, anda ingin daging yang rasanya asin atau manis?” tanya Nancy yang hendak menuangkan lauk kepada Jihan.

“Asin. Aku tidak suka manis, Nancy,” jawab Jihan yang masih menyamar sebagai Clara di rumah itu.

“Seleramu sama seperti Tuan Gio,” kata Nancy pelan, tapi cukup terdengar oleh Gio dan Wiliam.

“Ya, aku lihat kesukaan makanan kalian sama,” ucap Wiliam. Lalu arah mata Wiiam tertuju pada Nancy. “Nancy, mulai sekarang jangan ada menu makanan yang manis, karena aku, Gio, dan Clara menyukai makanan yang gurih.”

Nancy mengangguk. Sedangkan Gio menatap ke arah Jihan. Selama tinggal di rumah ini, ia memang melihat banyak hal yang sama antara dirinya dan wanita itu.

Hari berganti hari berlalu. Jihan selalu memberi informasi pada Fiona tentang segala hal yang menyangkut Giorgio Xander. Pengiriman barang ke Indonesia dan eropa tinggal satu minggu lagi. Namun, Jihan belum mendapatkan informasi cara Gio dalam melakukan pengiriman itu. Sepertinya, Gio tidak lagi mengirim lewat jalur laut, karena dua kali berturut-turut ia gagal mengirim barang dengan strategi itu.

Jihan mondar mandir di dalam kamarnya. Ia diminta Fiona untuk memasangkan alat perekam di bawah meja kerja Gio. Dan sekarang Jihan harus berpikir keras, bagaimana cara memasuki ruang kerja itu?

****

“Pak, anda di sini?” tanya Clara pada Wiliam yang kebetulan sedang berada di ruang kerja dan memandang foto anak kecil itu.

“Aku merindukan putriku, Clara. Jika sedang rindu. Aku bisa memandangi foto ini seharian.”

Seketika, Jihan terenyuh.

Di sana Wiliam memandang Jihan dan foto yang terpajang di dinding itu bergantian. “Dia seusia denganmu, Clara. Menurut informasi yang aku tahu saat ini putriku juga seorang dokter.”

Wiliam menarik nafasnya kasar. Sedangkan Jihan hanya tersenyum kaku. Andai Wiliam tahu bahwa yang sedang berdiri di hadapannya adalah sang putri. Andai Wiliam tahu yang setiap hari merawat serta memberi semangat dirinya untuk bisa berjalan lagi adalah putrinya.

“Anda pasti akan bertemu dengan putri anda, Pak. Saya yakin,” ucap Jihan, padahal mereka memang sudah bertemu.

Wiliam tersenyum. “Sejak kamu ada di sini, aku merasa aku seperti sudah bertemu putriku.”

Jihan pun ikut tersenyum getir. Lalu mengajak Wiliam untuk kembali terapi. Jihan menoleh ke arah kedua tongkat yang sengaja ia siapkan untuk Wiliam. Perkembangan kaki Wiliam jauh lebih baik dari sebelumnya. Tanpa Gio ketahui, kini Wiliam sudah bisa berjalan dengan kedua tongkat besi. Namun, saat ini kedua tongkat itu sengaja Jihan tinggalkan persis di samping meja kerja Gio di ruangan itu agar menjadi alasan nanti saat Jihan bertandang ke ruangan ini.

Jihan mendorong kursi roda Wiliam hingga berada di pekarangan luas rumah itu dengan hamparan rumput yang terpotong rapi.

Wiliam ulai berdiri dari kursi itu dan melangkah sedikit demi sedikit, persis seperti balita berusia sembilan bulan yang mulai berjalan.

“Aku tidak bisa, jika tidak menggunakan tongkat itu, Clara.”

Wiliam terjatuh dan dengan cepat Jihan meraih tubuh sang ayah. walau ia benci pria ini, tapi ada kesenangan dalam hati melihat pria ini sembuh.

“Saya akan memegangmu, Pak. Anda bisa sampai di sana.” Jihan menunjuk bunga lily yang sedang mekar.

Wiliam tersenyum dan mengangguk. dengan tertarih, ia pun sampai di bunga yang sedang mekar itu. ia duduk di bangku taman yang tersedia di sana.

“Pak, saya ambil tongakatmu dulu. Sepertinya tadi tertinggal di ruang kerja.”

Wiliam mengangguk. “Oh, ya. Ambillah.”

Jihan bergegas lari ke ruang yang sudah ia incar sejak kemarin. Ia menengok ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang di sana. ia juga berhati-hati dengan cctv yang ada di ruangan itu. dengan gerakan cepat, ia memunggungi cctv dan seolah tengah mengambil barang yang tertinggal itu, lalu satu tangannya sembari menempelkan sesuatu di bawah sana.

“Clara, sedang apa kau di ruanganku?”

1
Isna Vania
lanjut Thor, tetap semangat /Drool//Kiss//Rose/
Isna Vania
ulat bulu cnytia hilang , datang ulat bulu wanita lain , rachel /Slight//Proud/
Isna Vania
ibu mertua yg selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya , hadeh ..pusing kenan /Shy//Slight//Whimper/
Isna Vania
so sweet papa kenan , bikin baper
Isna Vania
akhirnya mlm pertama yg tertunda, ayo kean, semangat /Shhh//Drool/
Isna Vania
menang bnyak kean /Joyful//Joyful//Facepalm/
Isna Vania
cantiknya Jihan /Drool/
Sanny Miyati
sangat bagus
lia rahma
Luar biasa
Esti Sugiyani
mencekam
Esti Sugiyani
mencekam..ikut tegang thoor
lanjutkan
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
Yani
Kenan seperti ibunya
Yani
Ternyata Jihan cantik pantesan Keanu sussh melupakannya
Yani
Mampir ah....
ELSA ZAMIATI
Luar biasa
ELSA ZAMIATI
Buruk
Basaroh Basaroh
lanjuuut dong episodnya/Whimper//Whimper/
Fastabiqul Khairat
Jihan Prameswari, Thor
Fastabiqul Khairat
Dr. Boyke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!