NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta CEO Duda

Mengejar Cinta CEO Duda

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:30.8k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Alya, gadis miskin yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tertarik saat menerima tawaran menjadi seorang baby sister dengan gaji yang menurutnya cukup besar. Tapi hal yang tidak terduga, ternyata ia akan menjadi baby sister seorang anak 6 tahun dari CEO terkenal. kerumitan pun mulai terjadi saat sang CEO memberinya tawaran untuk menjadi pasangannya di depan publik. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apa kerumitan itu akan segera berlalu atau akan semakin rumit saat mantan istri sang CEO kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Rasa bersalah Tara

Nadia tengah duduk di balkon apartemen ya, tangannya tengga sibuk mengetik sebuah nomor, hari ini ia memutuskan menggunakan media sosial sebagai senjata baru untuk menyerang Aditya.

Beberapa hari lalu, ia bertemu dengan teman lamanya yang kebetulan bekerja di dunia digital, ia meminta bantuan temannya untuk menyusun unggahan yang mengesankan bahwa Aditya adalah ayah yang tidak bertanggung jawab dan tidak peduli pada anaknya, Tara.

"Hallo, aku butuh bantuanmu. Bisa kan?" ucapnya di telpon.

"Hallo Nad, apa yang bisa aku bantu untukmu?" tanya diseberang sana.

"Ini tentang Tara, anakku. Ayahnya benar-benar mengabaikannya, dan aku pikir publik perlu tahu tentang ini."

"Baik, beri aku detailnya."

Nadia pun segera membeberkan rencananya melalui telpon.

"Tapi apakah kamu yakin ini tidak akan menjadi bumerang?"

"Percayalah, aku tahu apa yang aku lakukan. Aku hanya ingin menunjukkan fakta. Publik akan mendukungku." ucap Nadia dengan sinis.

Temannya pun kemudian membuat unggahan lengkap dengan foto Tara kecil dan narasi yang menyentuh tentang seorang ibu yang berjuang sendirian menghadapi ayah yang lebih peduli pada pekerjaannya daripada anaknya.

Unggahan itu langsung viral, membuat banyak orang berkomentar negatif tentang Aditya, dan situasi ini segera sampai ke telinga Roy.

***

Roy mengetuk pintu ruang kerja Aditya dengan tergesa-gesa.

Roy masuk ke dalam ruang kerja Aditya dengan raut cemas,

"Pak Aditya, ada sesuatu yang mendesak. Kita punya masalah besar."

Aditya menghentikan pekerjaannya dan menatap Roy dengan serius,

"Apa yang terjadi?"

Roy meletakkan ponselnya di meja,

"Ada unggahan di media sosial yang menyebutkan bahwa Anda sebagai ayah yang tidak peduli pada Tara. Unggahan itu sudah viral, dan dampaknya mulai terasa. Beberapa investor telah menghubungi saya, mereka ingin klarifikasi."

Aditya mengambil ponsel Roy dan membaca unggahan itu,

"Ini... sangat licik. Dia benar-benar memanfaatkan Tara untuk menyerangku."

"Apa anda sudah tahu pelakunya?" tanya Roy memastikan.

"Siapa lagi kalau bukan dia. Bagaimana reaksi para investor?"

"Sejauh ini mereka masih ragu, tapi jika kita tidak segera bertindak, reputasi perusahaan akan terancam. Saya sarankan kita segera adakan pertemuan dengan para investor."

Aditya menghela napas panjang, seperti hendak melepas semua beban di dadanya,

"Atur pertemuannya. Saya akan meluruskan semuanya."

***

Di ruang rapat perusahaan, para investor sudah berkumpul dengan wajah serius. Aditya masuk dengan tenang, membawa beberapa dokumen sebagai bukti.

"Terima kasih sudah datang. Saya tahu beberapa dari Anda memiliki kekhawatiran tentang apa yang sedang beredar di media sosial."

"Pak Aditya, unggahan itu telah memengaruhi persepsi publik. Jika ini terus berlanjut, kita semua akan kehilangan kepercayaan dari klien." ucap salah atu investor.

"Apakah yang mantan istri anda katakan benar? Apakah Anda benar-benar mengabaikan anak Anda?" tanya investor lainnya.

Aditya menatap tajam ke arah mereka,

"Saya adalah seorang ayah yang bertanggung jawab, dan Tara adalah prioritas saya. Dan sekarang mantan istri saya sedang menggunakan media sosial untuk menyerang saya secara pribadi. Ini bukan pertama kalinya dia mencoba mencemarkan nama baik saya."

Aditya membuka dokumen dan menunjukkan beberapa bukti, termasuk laporan keuangan pribadi yang menunjukkan pengeluaran besar untuk kebutuhan Tara, foto-foto momen kebersamaannya dengan Tara, dan surat dari pengacaranya tentang hak asuh.

"Ini adalah bukti bahwa saya selalu ada untuk anak saya. Masalah ini adalah upaya pribadi mantan istri saya untuk menghancurkan reputasi saya. Saya akan menangani ini secara hukum, dan saya harap Anda semua percaya pada integritas saya."

Para investor mulai menganggukkan kepalanya, ada yang setuju dana ada beberapa yang masih belum percaya.

"Pak Aditya, kami percaya pada Anda, tapi Anda harus segera menyelesaikan masalah ini sebelum berdampak lebih jauh pada perusahaan." ucap salah satu investor yang setuju.

"Percayalah, saya akan melindungi nama baik saya, perusahaan ini, dan masa depan Tara." ucap Aditya dengan penuh keyakinan.

Setelah pertemuan selesai, beberapa investor mulai menunjukkan dukungannya kembali. Aditya pun mulai menyusun langkah untuk menghentikan Nadia dengan langkah hukum dan menyampaikan klarifikasi kepada publik.

***

Setelah menyelesaikan urusannya Aditya segera pulang ke rumah, meskipun sudah larut Aditya tidak langsung bisa tidur, ia mencari udara segar di samping dapur.

Alya yang melihat Aditya terlihat banyak pikiran segera mendekat,

"Mas Adit, mau saya buatkan kopi?" tanya Alya membuat Aditya menoleh padanya.

Aditya menggelengkan kepalanya, "tidak, aku hanya butuh teman ngobrol saja." ucap Aditya dengan nada pasrah, dan terdengar lelah.

Alya pun mendekat dan duduk di samping Aditya, "Ada apa mas?" tanyanya kemudian.

"Nadia sudah kelewatan. Dia menggunakan Tara untuk menyerangku. Aku tidak peduli dengan apa yang dia katakan tentangku, tapi melibatkan Tara? Itu tidak bisa dimaafkan."

Sebenarnya Alya sudah melihat berita itu, tapi ia ingin mendengar langsung dari Aditya.

"Aku tahu, mas. Tapi kamu harus tetap tenang. Tara tidak boleh tahu , ini pasti akan menggangu perasaannya. Dia anak yang pintar, tapi dia masih terlalu kecil untuk menghadapi situasi seperti ini." ucap Alya dengan lembut

Aditya menghela napas berat, "Aku hanya ingin melindungi Tara. Aku tidak akan membiarkan Nadia merusak masa kecilnya, aku ingin membuat Nadia merasa bersalah atas apa yang terjadi."

Di saat yang bersamaan Tara tengah berjalan keluar dari kamarnya untuk mencari segelas air. Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara ayahnya dan Alya dari ruang keluarga. Mereka berbicara dengan nada serius, membuat Tara penasaran. Ia mendekat dengan hati-hati, menyembunyikan diri di balik dinding.

Tara yang mendengar percakapan itu merasa hatinya terluka. Ia berpikir, *Ini semua karena aku. Kalau aku tidak ada, Ayah dan Ibu tidak akan bertengkar seperti ini.* Ia berlari kembali ke kamarnya, menangis dalam diam.

Ketika Alya selesai berbicara dengan Aditya, ia menyadari pintu kamar Tara sedikit terbuka. Ia masuk dengan hati-hati dan menemukan Tara duduk di atas tempat tidurnya, wajahnya tertutup oleh bantal. Suara isak tangis kecil terdengar.

Alya duduk di samping Tara, "Tara, kenapa menangis? Apa yang terjadi, sayang?"

Tara mengangkat wajahnya yang sembab, "Aku dengar Ayah dan Kak Alya bicara... Semua ini salahku, kan? Mama marah sama Ayah karena aku... Kalau aku nggak ada, Ayah dan mama nggak akan bertengkar seperti ini."

Alya terkejut, memeluk Tara erat, "Tara, dengarkan mama Alya baik-baik. Semua ini bukan salahmu. Tidak ada yang salah dengan Tara. Ayah dan mama Nadia punya masalah mereka sendiri, tapi itu tidak pernah karena kamu."

Tara menangis di pelukan Alya, "Tapi mama Nadia sudah buat ayah susah gara-gara Tara, kalau perusahaan ayah bangkrut, ayaah pasti akan sedih."

Alya membelai rambut Tara, "Itu tidak benar. Ayah sangat sayang sama Tara. Ayah kerja keras karena dia ingin Tara punya masa depan yang baik. Semua yang Ayah lakukan, itu karena dia ingin yang terbaik untukmu."

Aditya, yang melihat lampu kamar Tara masih menyala pun, segera menuju kamar Tara. Ia melihat Alya memeluk Tara yang masih menangis. Dengan lembut, ia duduk di samping mereka.

"Tara, apa yang terjadi? Kenapa menangis?" tanya Ditya dengan lembut.

Tara mengusap air matanya, "Aku dengar Ayah dan mama Alya tadi. Apa perusahaan ayah akan bangkrut? Ini semua salahku, kan? Aku buat mama Nadia marah kan?"

Aditya menatap Tara dengan penuh kasih, "Tara, dengar Ayah baik-baik. Ini bukan salahmu. Apa pun yang mama kamu lakukan, itu keputusan dia, bukan karena kamu. Kamu adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup Ayah. Lagi pula perusahan ayah tidak akan semudah itu bangkrut, jadi jangan khawatir." ucap Aditya dengan memasang wajah lucu.

"Benarkah?" tanya Tara dengan mata berkaca-kaca.

Aditya menghela napas, lalu memeluk Tara,

"Ayah tidak selemah itu, sayang."

Tara mendongakkan kepalanya berusaha menjangkau wajah sang ayah, "Ayah sayang kan sama Tara?" tanya Tara memastikan.

" Ayah minta maaf kalau selama ini Ayah kurang menunjukkan itu, tapi Ayah janji, Ayah akan selalu ada untuk kamu."

Tara mulai tenang setelah mendengar kata-kata ayahnya. Ia menghapus air matanya dan memandang Alya dan Aditya bergantian.

"Aku nggak mau Ayah sedih atau marah karena aku."

Alya tersenyum lembut, "Kita akan selalu bahagia, Tara, selama kita bersama. Jangan pernah berpikir kamu adalah alasan masalah ini. Kamu adalah cahaya di hidup kami."

Aditya mengangguk setuju, "Alya benar. Kamu keluarga Ayah, dan Ayah akan melakukan apa pun untuk melindungi kamu."

Tara tersenyum kecil, "Aku sayang Ayah. Aku sayang mama Alya juga."

"Kami juga sayang Tara." ucap Alya dan Aditya bersama-sama.

Malam itu, Aditya dan Alya memastikan bahwa Tara merasa dicintai dan dihargai. Meskipun konflik dengan Nadia masih membayangi, mereka tahu bahwa keluarga kecil mereka tetap utuh selama mereka bersama.

Bersambung

1
Entin Fatkurina
akhirnya belah duren juga.
Nur Alimi
bagus ceritanya,cuma agak berbelit aja...
kosa katanya juga agak gimana gitu
yuning
kebahagiaan sempurna untuk manusia yang selalu bersyukur
yuning
mantan buang pada tempatnya
yuning
kita manusia hanya harus berdoa dan berusaha
yuning
❤️❤️❤️
yuning
komunikasi yang paling penting
yuning
Aditya hebat
yuning
🌹🌹🌹
yuning
seharusnya kamu lebih percaya diri Alya
yuning
setiap keluarga punya ujian masing-masing
yuning
🌹🌹🌹
yuning
keputusan yang tepat Aditya
yuning
kalian luar biasa
yuning
Aditya yg kaku menjadi sosok yang lembut
yuning
misi berhasil
yuning
harus saling mengerti
yuning
🌹🌹
yuning
Alya hebat
yuning
Nadia bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!