NovelToon NovelToon
Rahim Penebus Hutang

Rahim Penebus Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Lari Saat Hamil
Popularitas:140.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.

Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.

Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.

Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.

Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?

Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi sekolah baru untuk Syifa

Hari ini rencananya Sadam akan berangkat agak siangan ke kantor, saat ini dirinya sedang menikmati secangkir kopi dengan roti bakar buatan istri tercintanya. Senyum cerahnya selalu ia tunjukan terhadap Mahira.

"Syifa mana Mahira? Sedari tadi aku tidak melihat batang hidungnya!" tanya Sadam sembari menyeruput kopi miliknya.

"Ada di kamar, Tuan! Ia sedang merapihkan mainannya bersama Bik Inah!" sahut Mahira dengan posisi duduk di sebelah Sadam.

"Yasudah kalau begitu kau mulai mempersiapkan keperluan sekolahnya, karena rencananya hari ini aku akan mendaftarkan Syifa di sekolah barunya!"

Mendengar hal itu, Mahira langsung menatap wajah Suaminya dengan mata yang berbinar.

"benarkah itu Tuan? Anda sedang tidak bergurau kan?" tanya Mahira tidak percaya

Kemudian Sadam memutar arah duduknya, dan kini mereka berdua saling berhadapan.

"Sejak kapan aku suka bergurau? Aku orang yang selalu berkata serius dan tidak suka bergurau, faham kamu!" tegas Sadam.

Seketika Mahira langsung terdiam, ia kembali menundukkan kepalanya.

Melihat hal itu, Sadam malah mengulum senyumnya.

"maaf kalau perkataan ku salah, Tuan!" tukas Mahira.

Tiba-tiba Sadam malah memeluk Mahira." kau itu sangat menggemaskan jika sedang seperti ini."

Entah kenapa Mahira merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan suaminya.

'Tuan, meskipun anda suka bersikap menyebalkan, namun di lain sisi anda juga selalu bersikap menyenangkan, entah kenapa aku sangat suka saat berada di dalam pelukanmu, wangi tubuhmu seolah menjadi candu untukku!' ucap Mahira dalam hati.

Kemudian Sadam tiba-tiba saja mengelus perut Mahira yang masih rata, lalu meletakan satu telinganya tepat di atas perut.

"Apakah sudah ada pergerakan dari bayi kita ini?" tanya Sadam terlihat penasaran.

"Mahira malah tersenyum geli melihat tingkah laku suaminya yang seperti itu. Bagaimana tidak, bagi Sadam ini semua adalah pengalaman pertamanya menjadi seorang Papah, momen yang sangat ia impikan dan ia tunggu selama ini.

"baru juga mau menginjak delapan Minggu Tuan, belum ada pergerakan samasekali, tapi nanti saat usia kandunganku sudah memasuki Minggu ke enam belas, barulah bayi kita bergerak di dalam perut, karena Allah telah memasukan ruh ke dalam jasad bayi kita"

"Baiklah kalau begitu aku akan menunggu janin ini bergerak saat ku sentuh perut ibunya, aku pernah melihat hal itu di internet, dan aku ingin bisa merasakan hal itu Mahira, dimana darah dagingku telah dengan tumbuh dengan sehat di dalam rahimmu." tutur Sadam dan kemudian beralih mengecup pucuk kepala Mahira.

"Tolong jaga anak kita!" pinta Sadam.

Dengan wajah meronanya karena telah di perlakukan begitu manis dan lembut oleh Sadam, Mahira pun tidak bisa berkata apapun, ia hanya menjawabnya dengan mengangguk.

"Yasudah, kalau begitu aku berangkat ke sekolah barunya Syifa, sepertinya Hans sudah menungguku di lobby, kamu hati-hati di rumah!" ucap Sadam, lalu kemudian dengan beraninya mengecup bibir ranum istrinya. Sontak Mahira kaget tidak percaya.

'kenapa sikap anda begitu manis Tuan, jantungku sampai berdebar seperti ini' batinnya tidak percaya.

Setibanya di lobby kantor, rupanya Hans benar-benar sudah menunggunya sedari tadi.

Saat Hans membukakan pintu mobil untuk Tuannya, Sadam malah mengatakan sesuatu.

"Kita tidak ke kantor dulu Hans, tapi kita akan ke Sekolah Dasar King's Global internasional School!" pinta Sadam

Hans pun mengangguk tanpa banyak komentar, kemudian mobil melaju dengan kecepatan sedang dan segera menuju tempat tersebut.

Karena jarak nya tidak begitu jauh dari Apartemen, dan tidak banyak memakan waktu, akhirnya sekitar tiga puluh menit mereka pun tiba, meskipun ada sedikit kendala karena harus terjebak di lampu merah, tidak bisa di pungkiri jika arus lalu lintas ibu kota di jam seperti ini masih semrawut

Setibanya di Sekolah Dasar King's Global Internasional School, Sadam bergegas untuk menemui kepala sekolah yakni anak dari pemilik sekolah ini yang tidak lain masih kerabat Sadam sewaktu kuliah dulu Di London.

Kehadiran Sadam dan Hans di sambut baik oleh kepala sekolah yakni Raka Rahadian.

"Ya ampun, aku sangat terkejut saat melihat dirimu berada di sini Sadam!" ucap Raka sembari merangkul pundak Sahabat nya tersebut.

"Kau masih betah saja menjadi kepala sekolah, apakah kau tidak sumpek berada di sini terus, Raka!" cetus Sadam berbicara seenaknya.

"Kau seperti tidak tahu diriku saja, aku sedari dulu suka dengan keadaan serta suasana seperti ini, dan sedari dulu aku ingin menjadi kepala sekolah, kau selalu saja mengejekku Sadam!" protes Raka seolah tidak terima atas perkataan dari Sadam.

"Ck..ck..ck, kau ngapain sekolah jauh-jauh sampai ke London, kalau ujung-ujungnya jadi kepala sekolah, mending aku kuliah di sini saja, tidak usah kau harus menyebrang lautan dan benua!" ejek kembali Sadam.

"Aarrrkkkhhh, terserah kau saja Sadam, sedari dulu sifatmu memang sangat menyebalkan." keluh Raka dengan memasang wajah datarnya.

"Bha..ha..ha..ha! Kau payah sekali Raka, mudah sekali emosi. Dirimu sudah seperti wanita yang sedang datang bulan!"

"Sudah..sudah! Ledekan mu tidak akan segera berakhir jika aku tidak segera mengakhirinya, baiklah sekarang apa maksud dan tujuanmu datang ke sini?" tanya Raka tanpa berbasa-basi.

Kemudian Sadam duduk di samping Raka.

"Baiklah bapak kepala sekolah yang terhormat, kedatangan saya kesini adalah ingin mendaftarkan putriku untuk sekolah di sini!" tegas Sadam sengaja berbicara secara formal.

"Benarkah, wah bagus itu! Kalau begitu kau segera isi formulir data anakmu, biar nanti bisa segera di proses!" kata Raka sembari mengasongkan map berwarna merah yang di dalamnya terdapat formulir pendaftaran beserta data diri siswa dan siswi baru. Sadam sendiri menjadi bingung di buatnya karena dirinya tidak tahu samasekali tentang putri sambungnya, melihat wajah Sadam seperti orang kebingungan, Hans malah ingin tertawa terbahak-bahak, namun ia tahan karena jika sampai Tuannya tahu, bisa repot urusannya.

'ck..ck..ck! Anda ini benar-benar sangat lucu sekali Tuan, anda mau mendaftarkan putri sambungnya tuan tapi sepertinya anda tidak tahu sama sekali tentangnya, kenapa anda bisa begitu bodoh!' ledek Hans dalam hati.

Sadam pun mengeluarkan jurus pamungkasnya, yakni jurus pandai berkelit.

"Apakah bisa di isi datanya di rumah saja? Soalnya aku ini orangnya pelupa, biar nanti istriku yang isi formulir nya!" kelit Sadam.

"Bisa kok Sadam, seharusnya tadi kau bawa istrimu kesini sekaligus putrimu, aku kan bisa langsung mengenalnya!" tutur Raka.

"Istriku tidak bisa kemana-mana Bapak kepala sekolah, soalnya dia sedang hamil muda!" jawab Sadam tersipu malu.

"Wah, selamat ya Sadam! Saya turut berbahagia mendengarnya, semoga aku bisa segera menyusul dirimu, aku sudah tidak betah hidup sendiri!"

"Kau masih jomblo Raka?" tanya Sadam sangat terkejut.

Dengan wajah malunya, Raka pun menjawab iya.

"Aish, kau dan assisten ku sangat klop sekali, si mata empat culun yang penampilannya sudah seperti pria berumur lima puluh tahunan, kalian apa mau jadi bujang lapuk hah?" sungut Sadam yang asal ceplos.

"Tuan tega sekali mengataiku bujang lapuk!" keluh Hans dengan perasaan dongkolnya.

"Bos mu itu sangat menyebalkan Pak Hans, seenaknya mengatai kita seperti itu!" sambung Raka.

"Ini adalah kenyataan, kalian terima saja! Tidak usah mengelaknya lagi!" jawab Sadam tidak mau kalah.

"Sudah..sudah jangan di bahas lagi, lama-lama aku menjadi muak padamu Sadam!" sungut Raka sembari mendengus kesal.

Mendengar hal itu Sadam langsung terdiam namun hatinya begitu puas.

Tidak lama kemudian datang seorang pria dengan seorang anak perempuan.

"Permisi, apakah anda bapak kepala sekolah di sini?" tanya pria yang baru saja tiba.

"Betul sekali, anda pasti Dokter Azzam kan?" tanya Raka.

"Betul sekali Bapak kepala sekolah!" Sahut Azzam.

Kemudian Raka mempersilahkan Azzam dan juga putrinya untuk duduk, kini posisi Azzam berhadapan dengan Sadam, saat Azzam melihat wajah Sadam lebih jelas, Ia sangat terkejut.

'Pria ini, kenapa mirip dengan pria yang telah membawa pergi istriku? bodoh, waktu itu aku hanya sepintas melihat wajah pria brengsek itu, mungkin pria di hadapanku hanya mirip saja, ya semoga saja.' ucap Azzam di dalam hatinya.

Bersambung...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

1
Rizkia Pritasari
luar biasa
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠)
betul itu kak
Nar Sih
kejutan akan hadir buat mu hanum bntr lgi yaa dri pujaan hti mu mss ibra dan pasti nya kmu senang
Sunaryati
Nah gitu, Ibra move on , cintamu tersebut Num, calon mertuamu ternyata juga mengharapkan kau jadi istri Ibrahim. Sambil menyelam minum air, Mas Ibra.
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): betul bun
total 1 replies
CintaAfya
yesss Ibra sama Hanum jadian
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): mantap ya kak 🤭
total 1 replies
CintaAfya
Alhamdulillah... akhirnya Mahira diselamatkan... rasa mcm menonton filem adengan aksi yg mendebarkan.. rasa copot jantung🤣🤣🤣🤣
Nar Sih
kopi yg manis buat kebebasan mahira☺️
Nar Sih: sama,,kakk ,semoga mahira semakin bnyk yg bca
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): terimakasih banyak kakakku 😘😘
total 2 replies
Ana
hahaha😂 ga ada ember num
Ana: asyik 💃💃💃
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): kata Hanum, bergetar hatiku saat aku dekat dengannya 😂😂
total 6 replies
Nar Sih
alhamdulilah ahir nya mahira selamat ,makasih buat azzam dan angota polisi yg lain nya ahir nya misi penangkapan ketua mafia selesai ,lanjut kakk 👍🥰
Ana
cieeee 🤭🤭
Ana
tuh kan 😁
Ana
apakah Hanum 🤭
Ana
syukurlah misi berhasil dan Mahira serta calon baby selamat
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠)
ember /Curse//Curse/
Ana
sadam kan emosian zam 🤦‍♀️
Ana
hahahaha😂😂😂😂 maklum sih zam
Ana
astaghfirullah 😂
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠)
typo dari keyboard ini kak, harusnya teriak kok jadi terima kasih, aku juga bingung jadi otomatis begini keyboard nya /Sob/
F.T Zira
kak.. cba cek bagian ini..
terima kasih kembali jeny di bawah kok gimanaa gitu
(⁠✿⁠ Eli priwanti^⁠‿⁠^⁠): baik kak, terimakasih kak
total 1 replies
Amilia Indriyanti
bukan cinta tapi goblog
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!