Menceritakan kisah cinta dari seorang Pemuda yang salah jatuh cinta, karna menyukai istri orang, dan di masa depan dia menikahi anak dari wanita itu.
"Mba, gue suka sama Mba." pernyataan tak terduga dari seorang tuan muda Fazakha Almafriz Widjaya.
" Astaghfirulloh Tuan muda!! kan Tuan muda tau saya udah punya anak sama suami," Jawab kaget Miana Tinada Trihaka.
"Bunda, maksudnya om ini suka sama bunda gitu? " Anzia Almana Trihaka
"Iya emang kenapa? dasar bocil." Jawab ngegas Faza.
"Idih...denger ya om! jan ganjen godain bunda ntar Zia kutuk gak ketemu jodoh ampe kepala 3" Asal ceplos Zia.
.
.
.
.
13 tahun kemudian.
"s
Seneng sekarang ya kamu! dulu aja kamu suka istri saya sekarang anak saya jadi istri kamu." Tutur Vandra Trihaka
"Gak papalah ya om... eh maksudnya ayah mertua," senyum tengil "Dari rival jadi menantu." Tambah Faza dengan senyum kikuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Cinta
Perasaan senang, satu dapat menantu idaman satu dapat kerjasama perusahaan padahal gak niat, murni niat mau ngelamar Zia doang.
"Asalamualaikum," Monica dan Frans.
"Waalaikumsalam, Tuan, nyonya, " Para asisten rumah tangga.
"Faza lagi ngapain?" Monica.
"Lagi di dapur nyonya," Jawab salah satu asistennya.
Monica mengangguk, dia duduk di sofa bersama suaminya, melihat Faza jalan dari dapur Frans manggil Faza.
"Faza sini duduk nak, ada yang ingin ayah bicara kan," Dengan muka serius.
Faza langsung nurut aja padahal dia juga baru nyampe pengen bangat mandi. "Kenapa Yah?" Faza.
"Mama Mau jodohin kamu." Monica.
Jegerrr
Jantung Faza berhenti berdetak untuk sesaat, mendengar perkataan Monica.
"Apa! Gak salah denger nih aku? Mau di jodohin? Gak! Faza gak mau," Tolak Faza, batinnya berkata "Baru aja mau bilang mau lamar Zia malah mau dijodohin, ada-ada aja."
"Kamu gak bisa nolak, kami tadi sudah bahas kapan kalian nikah fan wanita yang mau di jodohkan ke kamu juga setuju kalo minggu depan akad akan dilaksanakan."Frans.
"Ha ha ha ha, kalian jangan bercanda lah, gak lucu! kalian nanya pendapat cewe itu tapi gak ke Faza yang notabenya anak kalian? gak! Faza nolak karna Faza punya orang yang Faza suka,lagian Faza sudah dewasa, bisa pilih calon sendiri."Faza.
"Ngapain nanya kamu? Kalo ditanya pasti nanti kamu nolak Kaya gini," Monica.
"Sebenernya aku anak kandung atau anak pungut kalian ya? Kok bisa gini amat hidupku." Faza.
"Bicara sembarangan kamu, kamu asli benih dari Saya." Frans.
"Pokoknya Faza gak setuju sama pernikahan ini!" Faza.
"Siapa wanita yang kamu sukai?"Frans.
" Kalo Faza bilang, kalian gak bakal percaya." Faza.
Monica hanya diam melihat anaknya terlihat lesu, ia diam karna menahan tawa, dia tenga menikmati expresi putranya.
"Siapa? Katakan! " Frans.
"Zia, Faza jatuh cinta ke, Zia." Faza dengan muka serius.
Frans dan Monica saling pandang.
"Kan beneran, " Monica dengan isyarat.
"Ho, " Frans dengan anggukan kecil.
"Kamu besok ketemu sama calon kamu, jangan banyak alesan, kamu gak bakal menyesal! pernikahan ini akan tetap terjadi sekalipun kamu nolak," Frans, dengan nada marah yang sebenarnya dia hanya pura-pura.
"Ayah jangan begini, jangan gila! " Faza langsung terdiam, "Kok bisa bokap nyokap gue ngotot kaya gini, padahal gue tau mereka gak bakal maksain kehendak mereka kalo anaknya gak mau, ada yang gak beres!" Batin Faza.
"Gak jadi tantrum kamu? " Frans.
Faza melihat Monica nyokap-nya, biasanya paling terdepan belain dia kalo udah berdebat sama sang ayah, dia melihat nyokap-nya menghindari tatapan matanya, semakin membuatnya curiga.
"Baik. Faza terima perjodohan ini, tapi kalo besok ketemu gak cocok tolong batalin." Faza.
"Sepakat." Frans.
Lalu Frans dan Monica pergi ke kamar mereka, Faza juga,dia membersihkan dirinya, setelah selesai dia mengecek ponselnya.
Dia menghubungi Alfa yang sudah kembali bertugas. Berkat Zia, Faza juga tau jika kepala department dan beberapa penanam saham banyak yamg berhianat, dia mengeluarkan mereka dan memberi pelajaran, selama proses itu Alfa berangsur sembuh, Sementara kakaknya yang bernama Alno entah kemana, hilang bak ditelan bumi.
"Alfa, kamu tolong cari tau bokap nyokap gue tadi kemana," Faza
"Baik, Tuan. tunggu sebentar," Alfa.
Mereka tidak mematikan sambungan Telepon yang mereka lakukan, Faza bisa mendengar ketian laptop di sebrang sana, tak butuh waktu lama Alfa kembali berbicara,
"Tuan, hasil yang saya lihat dari rekaman cctv di jalan Tuan besar dan nyonya tadi siang menuju ke kediaman, Aldhain melano." Alfa.
Degh
Faza langsung mengulum senyum "Terima kasih atas info nya, Al." Ucap-nya.
"Baik, Tuan." Alfa.
Black with
"Gue bakal nikah minggu depan, kalian datang ya." Faza.
"Jangan bohong,Za! berbohong di penjara 6 tahun." Fingga.
"Gabut lo? kamu suka cari uang kan? mending kalo gabut yang menghasilkan uang, contohnya dapat 300T " Qion.
"Sama siapa? Lo serius? gak bohong kan!" Gibran.
"Serius dong, Mana pernah gue bohong, " Faza.
"Sama siapa, anjir! gue nanya gak di jawab! " Gibran.
"Rahasia dong biar kalian penasaran, Ha ha ha ha." Faza
"Anjir, si Faza! awas aja kalo ketemu." Gibran.
"Gue asli pusing, Za, kalo gue jadi orang tua lo kayak nya jantungan mulu," Fingga.
"Dari gelagat lo, si kayak nya sama decan ya? " Qion.
"Rahasia...," Faza sambil tersenyum lebar melihat reaksi para sohibnya di Vc bersama.
"Sa bodo teing, gue mau malam jum'at aja sama bini gue" Gibran.
"Malam jum'at mulu, hasilnya gak jadi jadi!" Ucap Faza, sambil tertawa kecil.
"Syalaaaaaannnnnn lo, Za. " Gibran.
"Wkwkwk, makanya cepet benih lo jadi, Gib." Qion.
"Gue ruqiahlo pada" Gibran.
"Lo gak sewa orang buat nikah sangkin gabutnya kan? " Fingga.
"Kampret! emang gue gak selaku itu apa!" Faza.
"Wkwkkwk," Fingga.
" Hahahaha," Qion.
"Brisik! " Gibran
"Oh iya, soal si Zia yang mafia itu sebenarnya dia emang dia mafia, dia cucu dari Aldhain Melano, kalian pasti pada tau lah, kalian pengusaha kelas atas juga, siapa Aldhain." Faza.
"Pantesan dari kecil auranya beda sama bocah lain," Gibran.
"Gak habis pikir sama identitas,Zia." Fingga.
"Menang banyak lo ya,Za." Qion.
"Wkwkwk, gue emang dilahirkan buat menang banyak, jan lupa minggu depan datang sama pasangan kalian, di tunggu saja undangan gue ke kalian." Faza.
"Faza gue ga enak bejek muka lo saat ini, bilang ke kita woy, sama siapa?" Qion.
"Kayak cewek lo main rahasia-siaan! " Fingga.
"Gue tunggu bro, undangan lo." Gibran.
Faza hanya tertawa dan mematikan Vidio Call mereka.
...----------------...
Faza kayak orang gila kali ini, senyum-senyum gak jelas, lalu beranjak tidur.
Akhirnya malam pertemuan pun tiba,Faza sudah siap pergi ke restoran bintang 5 ruang VIP untuk bertemu dengan wanita yang di jodohkan dengannya.
Sebelum pergi saat melihat bokap -nya yang baru duduk, entah habis dari mana dia memasang expresi dingin ke bokapnya, biar keliatan masih marah, padahal si udah tau kalo dia dijodohkan sama Zia.
Faza masuk keruangan itu dan disana sudah ada wanita cantik memakai Gaun membentuk tubuh warna hitam, rambutnya di gerai dengan variasu kepang rambat yang menghiasi geraian rambutnya.
"Ekhem," Faza.
Wanita itu menoleh dan hanya diam.
"Maaf Saya terlambat, Zia." ucap Faza,sambil tersenyum manis.
Ya wanita itu Zia, Zia hanya diam setelah membalas senyuman Faza, niat-nya mau banyak bangat yang diomongin tapi pas hadapan sama Faza,Zia gugup.
"Zia," Panggil Faza, "Jadi, kamu yang akan di jodohkan dengan saya? " Tambahnya.
"Hm, seperti yang kakak lihat," Zia.
"Udah gak marah? Manggilnya udah kakak, bukan lo lagi? " Faza.
"Jangan bahas perihal waktu itu," jawab Zia, dengan nada tak suka.
Faza tersenyum, "Sejak kapan, Zi? " Tanyanya.
"Untuk apa? " Zia.
"Gak mungkin kamu mau dijodohkan dengan saaya kalau kamu gak punya perasaan sedikit pun ke saya," Faza.
Ruangan yang hening semakin hening, hanya aroma lilin dan pemandangan malam dibawah gedung yang menemani mereka.
"Sejak lama," Zia.
"Kapan itu? Kapan kamu menaruh rasa terhadap Saya sedangkan kita tidak pernah bertemu, apa saat pertama bertemu setelah 13 tahun? Di jalan tengah malam itu? " Faza.
Zia menatap Faza, "Sejak sekolah menengah pertama,kelas 2."
"Wait! kamu sedang tidak bercanda kan?" Faza, dia sangat terkejut mengetahui fakta itu, Faza tuh orang- nya peka tapi sama perasaan sendiri agak lemot, lalu, "Pasti cape ya selama ini nunggu saya, kenapa ketika saya kembali kamu tidak langsung jujur?" Faza.
Zia mengangguk, "Makanya jangan kegatelan sama cewek lain, didekat kak Faza ada yang nungguin, emang kalau aku langsung bilang bakal percaya?" Zia.
"Maafin Saya Zia, Saya tidak tau kamu menyukai Saya selama itu, maafkan kelakuan saya, yang buat kamu marah tadi malam, " ucap Faza, dia mencoba berfikir di posisi Zia, mencoba mengerti dari sudut pandang Zia,kelakuannya benar-benar gila.
Zia menggelengkan kepalanya lalu menunduk.
"Kamu tidak mau maafin Saya? " Faza.
Zia masih nunduk dann menggeleng.
Faza langsung mendekati Zia memegang dagunya agar menatap dia,
"Kamu mau marah? Marahin aku Zi, karna buat kamu nunggu dan kecewa, percayalah Zi, mungkin terdengar seperti om-om pedofil dan aneh, tapi kenyataannya saya juga jatuh cinta sama kamu Zi terlepas dari jauhnya perbedaan umur kita." Faza.
Zia berdiri medengar itu.
"Entah sejak kapan saya melihat kamu sebagai wanita," Tambah Faza.
"Berarti kakak setuju sama perjodohan ini?" Zia.
Faza mengangguk, Zia lalu tersenyum, senyum Zia yang asli, bukan bisnis ataupun kepura-puraan, senyum yang sangat manis,membuat jantung Faza berdetak kencang.
"Sebenarnya kemarin ayah dan mama kak Faza datang kerumah, mereka meminang aku buat kak Faza. Terus mereka langsung mengatakan mau menjodohkan kita di tengah kalimat,karna takut aku tolak." Zia.
Faza tidak terkejut, karna dia sudah menduga hal ini dari kemarin, "Bokap,nyokap gue emang paling terbaik." Batin faza.
" Kakak kok diam?" Zia.
"Maaf Zi, saya bingung harus gimana, sangkin senengnya." Faza.
Zia tertawa kecil, Faza tertegun sejenak, dari dulu Faza tidak pernah melihat tawa bahagia Zia, sekrang dia melihat tawa itu, setelah melihatnya Faza ikut senang.
Semakin melihat Zia tertawa,Faza semakin serakah ingin memiliki Zia entah dorongan apa Faza menarik tengkuk Zia dan menciumnya.
Zia tekejut, dia mengerjapkan mata karna kali ini Faza menciumnya penuh perasaan, saat Faza melumat bibirnya dia mematung. Lalu, tak lama dia membalas ciuman itu, Faza menarik tubuh Zia agar duduk dipangkuannya setelah dia duduk di bangku Zia.
Mereka berhenti sejenak mengatur nafas mereka yang seperti tersesat sesuatu, perut mereka deepeti ada ribuan kupu-kupu, jantung mereka berdetak lebih cepat dari biasanya, mereka kembali ciuman dengan kasih sayang.menyalurkan perasaan mereka tampa nafsu.
"Zia, menikahlah denganku, "Ucap Faza, sambil merogoh sebuah kotak cincin di saku miliknya lalu mengeluarkan kitak cincin itu.
Dengan mata berkaca kaca, Dia mengangguk.
Faza mengecup tangan Zia, lalu memasangkan cincin lamarannya ke jari manis Zia, diakhiri Faza mengecup kening Zia.
"Terima kasih Zia,karna memilih saya dan menerima lamaran saya. " Ucap Faza, dia mencium jari manis Zia kembali dengan mesra, jari yang sudah melingkar cincin lamarannya.
Zia hanya mengangguk, dia memeluk Faza masih dengan posis yang sama, dipangkuan Faza, tak lama dia mengecup jakun Faza.
Desiran darah Faza terasa mengalir lebih deras, tubuhnya menegang begitu mendapat perlakuan manis dari Zia, sampai miliknya terasa menegang.
"Maaf Zia, saya seorang pria dewasa, ketika kamu mencium jakun saya membuat saya tidak bisa menahan diri." ucap Faza dengan malu.
Muka Zia juga tak kalah malu karna dia bisa merasakan di balik pahanya sebuah benda keras ia rasakan, sambil mengingat kejadian di hotel kala itu.
"Sebaiknya kita hentikan sebelum saya khilaf." Faza.
Zia hanya mengangguk, mereka berdiri dan duduk kembali di tempat masing-masing, dan tak lama makanan datang.disusul dengan kedatangan Vandra, Mia dan bokap, nyokap Faza.
Zia dan Faza sama-sama tekejut,kok bisa orang tua mereka datang bersama. Para pelayan restoran langsung menyiapkan tempat duduk untuk mereka.
"Senang ya kamu, dulu aja istri saya kamu taksir, sekarang anak saya kamu ambil." Vandra Lansung memberikan sebuah pertanyaan.
Faza tersenyum, "Itu masa lalu, dan daya meminta maaf kembali sekarang masa depan jadi, tidak papa lah ya om, eh maksudnya ayah, dari saingan jadi mertua dan menantu."
Vandra terkekeh, kalau bisa dia ingin menampilkan wajah Faza tapi dia urungkan.
Mereka semua makan, dinner pertemuan jadi dinner keluarga, setelah semua dibereskan mereka tinggal menikmati hidangan penutup. Vandra menatap putrinya yang tersenyum lebar tertawa bersama Faza.
" Pilihan putriku tidak salah, bocah itu bisa membahagiakannya,"batin vandra.
Mia yang melihat suaminya sedih mengusap lengan Vandra dan tersenyum.
Frans dan Monica juga merasa bahagia, mereka bisa tenang, putranya akan memiliki kehidupanya yang baru.
Setelah itu mereka membahas dimana acara akan diselenggarakan, dan jatuh di mansions Melano yang kedua, Mereka juga sekalian Fiting baju hari ini, para orang tua memilih hadiah juga untuk calon mantu masing-masing.
2 hari menjelang akad.
Faza menemui para sohib-sohibnya, dia memberikan undangan yang dijanjikan, di Kira oleh mereka Faza cuman bercanda nyatanya beneran.
Mereka makin terkejut saat nama yang tertera di undangan bersanding dengan Faza adalah Zia.
"Kan bener sama Zia." Qion.
"Langsung lo Lamar beneran Za?keputusan yang benar Za, karna jika seorang pria menyukai wanita hanya ada dua, lamar atau lupakan!" Gibran.
"Kirain cuman bacotan,ternyata kenyataan," Fingga.
"Selamat bro." Gibran.
"Keduluan beneran gue,Za. Padahal gue yamg tunangan lebih dulu, selamat bro." Qion.
"Baru mau bagi undangan tunangan, malah diberi undangan nikahan, selamat, Za." Fingga.
Mereka memeluk Faza satu persatu.
"Thanks bro, jangan lupa keluarganya di bawa."Faza.
Tak selang lama mereka sedang berkutat dengan laptop masing-masing dengan pekerjaan mereka.maklum circle orang sibuk ke mana-mana ya gak ketinggalan pekerjaan.
" Za, " Qion mamanggil Faza.
"Hmm..."jawab Faza, Tampa menoleh ke Qion, dia tengah focus dengan documentnya di laptop.
"Lo kan mau nikah nih,sama anggota Mafia." Qion.
"Terus?" Faza.
"Mereka pasti udah kuat dan dilatih pintar kan ya, " Qion.
"Iya, tenang aja gue gak takut, gue gak perduli mau mafia apa gimana gue udah kenal, Zia." Faza.
"Sebenernya lo mau ngomong apa si, Ion." Gibran.
"kayaknya pertanyaan Random." Fingga.
"Dengerin Za, kira-kira lo sama decan kalo diranjang siapa yang mendominasi?" Qion.
"Anjg, gue kira lo lagi mode serius, taunya malah gendeng." Fingga.
"Gue curiga kok bisa lo jadi CEO padahal otak lo isinya mesum, nyebut sekrang Qion! misal haleluya apa gimana yang menurut lo bagus." Gibran.
"Lo ngapain nyuruh dia kek gitu, dia kegereja aja kalo natal doang gak heran gue," Fingga.
"Diem lo pada, asli gue nanya bukan sekedar tanya, cuman khawatir aja sama Faza, misal kalo dia abis prawanin Decan, si Decan nangis tetiba bodyguard disana dateng dobrak kamar Faza, dia lngsung di pukulin gimana?" Qion.
"Udah Qion, gue cape dengernya." Fingga, antara mau kesal atau mau ketawa,karna kalau dipikir Qion ada benarnya.
"Sumpah ya Qion, gue bingung mau ketawa apa marah, karna omongan lo kemungkinan bisa terjadi." Gibran.
Faza masih diam mendengarkan lalu hanya menggeleng dan tertawa, "Gila lo pada, gue yang mau nikah lo pada yang pusing." Jawabnya.
"Tapi bener loh,Za. Kalo dipikir, misal lo gak bisa muasin Zia lo langsung di tembak gimana? " Fingga.
"Gila lo pada! lo pada bener-bener buat gue bengek." Faza malah tertawa lantaran para sohibnya gesrek.
"Kalo lo gak khawatir, lo hebat bro." Gibran.
...----------------...
Caffe
Zia tengah duduk bersama Cila, Ronald, Amena,dan Alena. semua teman Zia memandang kearahnya lalu memandang lagi ke arah kertas yang mereka pegang.
"Lo beneran mau nikah, Zi?" Amena.
Zia hanya mengangguk.
"Sama CEO Widjaya construction? " Cila.
"Iya." Zia menatap mereka dengan serious.
"Selamat ya, Zia." Ronald, dengan cepat paham.
"Thanks, Nald" Zia.
"Zi, apa ini cinta monyet yang lo bilang? " Alena.
Zia mengangguk.
"Anjir, anjir kok bisa? Kok bisa ternyata selama ini lo lagi bicarain Faza CEO muda tampan, brilliant itu si, Za." Alena.
"Maaf ya teman-teman buat kalian terkejut." Zia.
"Bukan terkejut Zi, malah kaya baca novel terus jadi nyata," Cila.
"Novel cinta seorang Gadis Mafia untuk CEO tampan." Alena.
"Lebay lo pada." Amena.
Zia tertawa kecil, "Datanglah dengan keluarga dan pasangan kalian ya, 2 hari lagi." Zia.
"Jujur Zi, gue juga terkejut karna mendadak anak yang dingin kek cowo nikah, dan mengejutkannya bagi undangan 2 hari sebelum nikah." Ronald.
"Nah itu Zi,kita juga kaget, mengejutkan." Amena dan Alena bersama.
"Pokoknya selamat, dari cinta bertepuk sebelah tangan jadi terbalaskan." Cila.
"Thanks, For All guys." Zia.
...----------------...