Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendekati Kebenaran
Setelah makan dengan puas, Xu Yiran dan Fangzhao keluar dari restoran. Fangzhao, dalam wujud kecilnya, berjalan di sebelah Xu Yiran sambil sesekali melirik sekeliling dengan penuh kewaspadaan. Meski perutnya kenyang, Fangzhao masih terlihat waspada.
“Aku merasa aneh. Sepertinya seseorang sedang memperhatikan kita,” gumam Fangzhao melalui telepati.
Xu Yiran mengangguk kecil, seolah menyadari hal yang sama. “Tenang. Jika memang ada yang mencoba sesuatu, kita hadapi saja. Lagipula, di kota ini memangnya ada yang sanggup untuk menghentikan kita?.”
Saat mereka berjalan di jalan utama kota, suasana malam mulai terasa. Lampu lentera menggantung di sepanjang jalan, memberikan suasana tenang yang sebenarnya cukup menyenangkan. Namun, suasana itu segera pecah ketika enam sosok muncul di depan mereka.
“Berhenti di situ!” seru pria muda itu dengan nada sombong.
Xu Yiran mendongak, melihat sekelompok orang mendekat. Liang Rui dan wanita muda di sisinya telah kembali, kali ini membawa empat pria bertubuh besar yang mengenakan jubah kultivator.
Liang Rui tersenyum puas. “Kukira kau akan mencoba melarikan diri. Tapi bagus, kau masih di sini. Sekarang aku akan memastikan kau membayar mahal atas penghinaan tadi.”
Wanita di sisinya menatap Fangzhao dengan pandangan serakah. “Binatang itu akan menjadi milikku, cepat atau lambat. Kalian hanya perlu menyerahkannya.”
Xu Yiran mendengus. “Kau benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti, ya?”
Liang Rui menunjuk Xu Yiran dengan sombong. “Kau tidak tahu siapa aku, dan sekarang aku membawa orang-orang yang akan memastikan kau belajar untuk tunduk pada keluarga Liang!”
Keempat pria itu melepaskan aura mereka. Mereka semua berada di ranah Penyatuan Roh tahap delapan hingga sepuluh, jelas lebih kuat daripada Liang Rui sendiri. Tekanan spiritual mereka menyapu area sekitar, membuat beberapa warga biasa yang masih ada bergegas menjauh.
Fangzhao mendengus keras, nyaris tidak terpengaruh oleh tekanan itu. “Lagi-lagi manusia bodoh ini membawa sampah seperti ini. Xu Yiran, biarkan aku menangani mereka!”
Namun, Xu Yiran menahan Fangzhao melalui telepati. “Tidak sekarang. Aku ingin melihat sejauh mana kekuatan mereka. Lagipula, ini adalah kesempatan untuk melatih teknik baru.”
Salah satu pria dari kelompok itu maju. “Anak muda, menyerahlah dan serahkan binatang roh itu. Jika tidak, jangan salahkan kami jika harus menggunakan kekerasan.”
Xu Yiran tersenyum tipis. “Menggunakan kekerasan? Aku ingin melihat seberapa hebat kalian.”
Pria itu langsung menyerang, meluncurkan gelombang energi Qi yang membelah udara. Xu Yiran menggeser tubuhnya sedikit, menghindari serangan itu dengan mudah. Sebelum pria itu sempat bereaksi, Xu Yiran mengulurkan jarinya, meluncurkan gelombang Qi tipis yang menyerang lutut pria itu.
“Brak!”
Pria itu jatuh berlutut dengan ekspresi terkejut. “Bagaimana... kau—”
Sebelum pria itu menyelesaikan kata-katanya, Xu Yiran melompat ke arah yang lain. Tiga pria lainnya mencoba menyerang bersamaan, menggabungkan teknik elemen mereka. Namun, Xu Yiran hanya mengangkat tangannya, menciptakan penghalang energi yang membatalkan serangan mereka dalam sekejap.
“Kalian ini membosankan,” Xu Yiran berkata sambil melangkah maju, tekanan spiritualnya meningkat tajam, membuat keempat pria itu terjatuh dengan wajah pucat.
Liang Rui mundur dengan panik, tubuhnya gemetar. “K-kau... siapa sebenarnya?”
Xu Yiran tidak menjawab, hanya melangkah perlahan ke arah Liang Rui. “Ini peringatan terakhirku. Jika kau mencoba mengganggu kami lagi, aku tidak akan sebaik ini.”
Liang Rui hanya bisa menggertakkan giginya sebelum menarik wanita di sisinya dan berlari meninggalkan tempat itu.
Fangzhao, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Aku seharusnya diberi kesempatan untuk menghajar mereka. Tuan terlalu murah hati.”
Xu Yiran terkekeh. “Mereka bukan ancaman. Lagipula, kita punya hal yang lebih penting untuk dilakukan. Ayo, kita harus menemukan penginapan sebelum ada yang mencoba lagi.”
Xu Yiran melanjutkan langkahnya menuju penginapan yang ia lihat sebelumnya. Saat mereka sampai, ia langsung menyewa sebuah kamar. Setelah masuk, Xu Yiran segera mulai memilah barang-barang di dalam token misterius yang diberikan oleh masternya.
Ia memindahkan barang-barang yang tidak terlalu penting ke dalam cincin penyimpanan kelas menengah yang diberikan oleh bos toko sebelumnya. Token itu masih menjadi teka-teki besar baginya, terutama karena aura aneh yang terkandung di dalamnya.
Sambil memilah-milah, pikirannya melayang pada Yin Mei, calon istrinya yang diculik oleh Luo Feiyan, tetua dari Sekte Seribu Bunga. Desa mereka dihancurkan tanpa ampun, dan ia hampir kehilangan segalanya.
"Luo Feiyan... Aku akan menemukanmu. Kau akan membayar semua yang telah kau lakukan," pikir Xu Yiran dengan tatapan dingin.
"Yin Mei pasti masih hidup. Aku harus percaya itu."
Fangzhao yang mendengar pemikiran Xu Yiran langsung menimpali. "Tentu saja dia hidup. Kalau tidak, apa gunanya kita mencari balas dendam? Tapi kita perlu lebih banyak informasi jelas tentang keberadaan Sekte Seribu Bunga sebelum bertindak."
Xu Yiran mengangguk. "Benar. Informasi adalah kunci. Tapi aku tidak bisa bertanya terlalu terang-terangan. Sekte Seribu Bunga punya mata-mata di mana-mana."
Ia menghela napas dan duduk bersila di atas tempat tidur. Malam itu, Xu Yiran memilih untuk tidak tidur. Ia memfokuskan pikirannya pada kultivasi, memperkuat inti spiritualnya. Qi dari sekitarnya mengalir masuk ke dalam tubuhnya, menyatu dengan sempurna, meningkatkan kekuatannya sedikit demi sedikit.
Fangzhao, yang kini sudah tertidur di sudut kamar, tetap dalam wujud kecilnya, menjaga auranya tetap tertekan. Xu Yiran tahu, perjalanan ini akan penuh rintangan. Tetapi, baginya, menyelamatkan Yin Mei adalah satu-satunya tujuan yang layak diperjuangkan di dunia yang kejam ini.
***
Pagi tiba, sinar matahari mulai menembus jendela kamar penginapan. Xu Yiran membuka matanya, mengakhiri sesi kultivasinya malam itu. Di sudut kamar, Fangzhao sudah terbangun lebih dulu, duduk sambil menguap lebar.
"Kita pergi sekarang?" tanya Fangzhao
Xu Yiran mengangguk sambil merapikan pakaiannya. "Ya, semakin cepat kita bergerak, semakin baik. Kita harus mencari jejak menuju Sekte Seribu Bunga sebelum mereka menyadari keberadaan kita."
Mereka keluar dari penginapan dengan tenang, memastikan tidak menarik perhatian siapa pun. Xu Yiran membawa Fangzhao dalam wujud kecilnya, terlihat seperti hewan peliharaan biasa, untuk menghindari masalah.
Setelah keluar dari kota, mereka melesat menuju hutan di wilayah selatan Kekaisaran Qing. Hutan itu terkenal luas dan penuh dengan binatang roh berbahaya, tetapi juga merupakan lokasi yang jarang diselidiki, cocok untuk sekte-sekte tersembunyi seperti Sekte Seribu Bunga.
Xu Yiran berjalan dengan tenang, namun tatapannya terus memindai sekeliling menggunakan indra spiritualnya. Fangzhao berlari di sampingnya, sesekali mencium udara untuk mencari petunjuk.
"Hutan ini memiliki energi aneh," komentar Fangzhao. "Kau yakin mereka ada di sini?"
Xu Yiran mengangguk. "Salah satu tetua mereka yang aku kalahkan menyebutkan bahwa mereka memiliki markas tersembunyi di wilayah ini. Kita hanya perlu menemukannya."
tinggalkan saja itu permpuan, hanya akan menghambat perjalanan.
musuh sita cincin ruang nya