SEKUEL DARI : Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil.
Zahira dan Shaka berteman sejak kecil bahkan orang tua mereka berencana menjodohkan keduanya. Namun, ternyata Shaka telah melabuhkan hatinya kepada wanita lain. Melihat kenyataan itu, hati Zahira hancur berkeping-keping karena tanpa diketahui oleh siapa pun rupanya dia mencintai Shaka sejak masih duduk di bangku SMP.
Lantas, apa yang membuat Zahira bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Shaka? Lalu, bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga mereka? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus
Kedua insan manusia termangu cukup lama sebelum akhirnya Ziva kembali bersuara. "K-kamu ... sedang apa di sini? Tahu alamatku dari mana?" cecar wanita itu dengan tergagap. Ia benar-benar cukup terkejut atas penampakan seseorang di depan sana. Tidak menduga jika Shaka akan menyusulnya ke Singapura.
Menyeringai kala mendapat pertanyaan dari Ziva. "Tentu saja bertemu denganmu. Kenapa? Memangnya aku tidak boleh bertemu dengan calon istriku?" tanya Shaka sengaja menekankan kalimat terakhir. Sorot mata tajam seakan tengah mengintimidasi hingga membuat tubuh sang model gemetaran.
"B-bukan begitu. A-aku--"
"Baby!" Seruan tiba-tiba dari pintu apartemen di belakangnya membuat ucapan perempuan bergaun biru itu terhenti.
Refleks, Shaka menoleh ke sumber suara dan cukup terkejut saat mendapati seorang lelaki yang hanya mengenakan jubah mandi warna putih dan rambut basah keluar dari pintu apartemen di sebelahnya. Dan lebih mengejutkan lagi adalah ... banyak sekali jejak kepemilikan di bagian dada yang tidak ditutupi jubah mandi dengan rapat sehingga sang pengacara dapat melihat secara jelas warna kemerahan itu sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.
Hati Shaka semakin memanas tatkala mendapati hal serupa menimpa Ziva. Tanda kepemilikan terdapat di sebagian leher dan dada wanita itu. Kedua tangan mengepal di samping badan hingga memperlihatkan buku-buku kuku. Dada kembang kempis disertai rahang yang mengeras menahan diri untuk tidak meluapkan kekesalannya.
"Baby, kenapa lama sekali?" ucap pria bermata sipit seraya melingkarkan tangan di pinggang Ziva, lalu mencium leher sang model dengan penuh hawa napsu tanpa ada rasa malu sedikit pun bila kegiatan mereka ditonton orang lain.
Melihat bagaimana intensnya pria asing itu menyentuh tubuh calon istrinya, Shaka mengeram tertahan. Amarah dalam diri semakin menjadi-jadi. Selama pacaran tidak pernah sekalipun mencium salah satu bagian sensitif bagi seorang wanita. Paling banter hanya mencium kening dan pipi saja. Itu pun tidak terlalu sering sebab ia tak mau jika kontak fisik yang dilakukan secara berlebih menjadi sarana bagi para setan untuk menggoda mereka dan malah terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan.
Shaka Abimana memegang teguh prinsipnya untuk tidak menyentuh Ziva sampai mereka benar-benar halal. Ia ingin meneguk manisnya cinta bersama sang kekasih setelah ikrar suci pernikahan diucapkan. Akan tetapi, hari ini gadis yang dijaga kesuciannya selama lima tahun malah dijamah oleh pria lain.
Setelah merasa puas, barulah lelaki bermata sipit menatap ke arah Shaka. "Kamu siapa? Dan ada perlu apa mencari kami?" tanyanya seraya memperhatikan penampilan pria di depannya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Penampilan keren dengan berbagai barang branded melekat di tubuh semakin menjelaskan bahwa Shaka bukanlah pria biasa.
"Baby, siapa dia?" Andrew kembali bersuara saat tak mendapatkan jawaban dari Shaka.
"Ehm ... dia--"
Shaka mengulurkan tangan ke depan sembari menghubuskan tatapam tajam kepada Ziva. "Kenalkan saya adalah Shaka ... teman sekolahnya Ziva saat kami masih senior high school dulu. Kebetulan saya sedang liburan di sini dan ingin bertemu dengan Ziva. Namun, rupanya saya datang di saat yang tidak tepat."
Selama mengucapkan kalimat tersebut, tak henti-hentinya Shaka memandangi Ziva dengan sorot mata kesal bercampur kecewa. Meskipun Shaka sedang kecewa dan marah, dia akan berusaha keras mengendalikan diri untuk tidak membentak perempuan. Itu yang selalu ditanamkan oleh Rio kepada anak bungsunya.
Ziva menelan saliva susah payah saat mendengar Shaka berkata dengan dingin. Sorot mata pria itu pun memancarkan betapa hancurnya hati sang pengacara karena memergoki wanita yang dicintai berselingkuh dengan pria lain.
Andrew yang pada dasarnya memang tidak mengetahui kalau Ziva telah bertunangan tersenyum hangat kepada Shaka. Menerima uluran tangan dan berkata, "Halo, saya Andrew Hong. Senang berkenalan denganmu. Maafkan saya karena sudah berpikiran negatif tentangmu."
Pria berwajah oriental mengalihkan pandangan kepada sang kekasih. "Kenapa tidak memberitahuku kalau temanmu ada di Singapura. Kalau tahu, kita adakan pesta sambutan meriah untuk temanmu ini."
Ziva tersenyum kaku. Kedua tangan saling meremas satu sama lain, guna mengurai rasa gugup dalam diri.
"Tidak perlu repot-repot. Saya hanya kebetulan lewat. Kalau begitu, saya pamit dulu. Selamat pagi dan maaf sudah mengganggu." Tanpa menunggu jawaban, Shaka bergegas berlalu dari tempat itu. Sungguh, ia tidak sanggup bila terus melihat mereka berdua dengan jarak yang terlalu intim.
Melihat kepergian Shaka, tentu saja membuat hati Ziva tak karuan. Ada rasa cemas menelusup ke dalam relung hati saat menatap iris coklat berlalu begitu saja.
"Andrew, aku pergi sebentar," ucap Ziva singkat. Menyingkirkan tangan kekar yang sedari tadi memeluk dengan sangat posesif, kemudian menyambar jubah tidur berbahan lembut dan berlari mengejar Shaka.
"Shaka, tunggu!" seru Ziva dengan suara lantang. Memanggil nama sang kekasih sambil terus berlari menyusul Shaka.
Ziva semakin menambah tempo kecepatan saat tubuh pria berwajah khas Timur Tengah berdiri di depan pintu lift. Tidak mau kehilangan jejak Shaka, ia mengerahkan sisa tenaga yang dimiliki untuk menyusul calon mantan suaminya.
"Shaka!" Ziva berhasil menangkap tangan Shaka kala pria itu hendak masuk ke dalam lift. "Berikan waktu kepadaku untuk menjelaskan semuanya. Semua yang kamu lihat tidak semuanya benar."
Shaka mengempaskan tangan Ziva dengan kasar. Tidak sudi menyentuh tubuh wanita lain yang telah berkhianat di belakangnya. "Apa lagi yang mau kamu jelaskan, heh? Semuanya sudah jelas, Ziva! Kamu berbohong kepadaku demi bisa hidup bebas dengan kekasih barumu itu. Iya, 'kan? Kesempatan berkarir di luar negeri hanya alasanmu saja agar terhidar dari pernikahan yang tak pernah kamu harapakan."
Ziva menggelengkan kepala. Ia turunkan telapak tangan dan menatap lirih pada lelaki yang pernah berbagi keluh kesah selama lima tahun. Lelaki pertama yang singgah di hatinya.
"Aku sayang sama kamu, Shaka. Aku melakukan itu semua karena terpaksa. Aku--"
"Cukup, Ziva! Aku tidak mau lagi mendengar alasanmu!" sergah Shaka cepat. "Kupikir kamu adalah wanita baik-baik yang bisa menjadi penamping dan ibu yang baik pula bagi anak-anakku. Namun, ternyata penilaianku selama ini salah. Kamu tidak lebih dari wanita murahan yang rela menggadaikan cinta suci dariku demi meraih cita-citamu."
"Aku kecewa sama kamu, Ziva. Sangat kecewa!" ucap Shaka lirih. Ia pandangi wajah cantik jelita sang kekasih dengan bola mata berkaca-kaca. Tidak menduga kalau akhir kisah mereka akan berakhir tragis.
"Kamu meninggalkanku demi meraih cita-cita, 'kan? Untuk itu aku bebaskan kamu mengejar cita-citamu sebagai model terkenal." Shaka menjeda sejenak kalimatnya. Mengembuskan napas kasar, lalu berkata, "Mulai detik ini, kita putus! Di antara kita berdua tidak ada lagi hubungan apa pun."
Bagai disambar petir di siang bolong, perkataan Shaka membuat tubuh Ziva menegang. Ia pikir pria itu masih mau menerimanya meski semua kesalahan yang telah diperbuat. Akan tetapi, dugaan wanita itu salah. Shaka malah memutuskan hubungan yang dibina selama lima tahun.
Air mata bercucuran membasahi pipi. Dada terasa sesak bagai dihimpit bongkahan batu yang sangat besar. Termangu menatap kepergian Shaka dengan badan mulai gemetar hebat.
"Berengsek! Sialan!" umpat Shaka dengan nada kasar. Mengepalkan telapak tangan, kemudian ia lesakkan ke pinggiran pintu lift. Tidak peduli jika tingkahnya itu menimbulkan masalah baru.
Untuk pertama kalinya, Shaka merasa sangat membenci Ziva atau apa pun yang berhubungan dengan wanita itu. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa Ziva akan semudah itu berselingkuh hanya demi meraih cita-citanya sebagai seorang model. Ia pikir, cinta tulus serta kemewahan yang selama ini diberikan kepada Ziva sudah cukup membuat wanita itu bahagia tapi nyatanya tidak. Ziva masih merasa kurang hingga mencari mangsa lain demi mencukupi kebutuhannya.
Lantas, kalau sudah begini apa yang harus Shaka lakukan? Tidak mungkin ia menerima Ziva yang berkhianat. Sekalipun rasa cinta dalam diri pria itu masih ada, namun untuk memberikan kesempatan kedua rasanya sulit sekali terlebih ada Zahira yang kini berstatuskan sebagai istrinya.
.
.
.
Halo semua yuk mampir ke karya teman author. Kisahnya dijamin seru nih. Judul karya dan nama pena ada di bawah sini. 👇
ini Shaka masih labil bikin emosi
laki2 lain "HANYA" menyatakan cinta sama Zahira udah ngamuk.
lah dia sendiri MEMPERBOLEHKAN MANTAN UNTUK MEMELUKNYA
laki2 kyk gini pantas di tinggalin, udah plin plan egois sendiri.
syg nya gak terjadi karena udah baca ini sampai habis dulu JD dah tau.
tapi tetap aja aku pingin mereka cerai dulu.
capek aku lihat Zahira gak tegas, Shaka plin plan.
karena ketahuan selingkuh aja makannya kau mau pertahankan Zahira.
prett
Lagian ziva kok ya makin murahan setelah kena kasus penipuan model internasional
Gimana mau memikat shaka, yg ada makin jijik klo shaka tau 😝