Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bencana
“Siapa pria itu?!” Sentak pria paruh baya kepada putrinya yang sedang terduduk lemas di atas ranjang rumah sakit.
“Aku tidak tahu,” jawab gadis itu dengan lemas sembari menundukkan kepala. Sudah beberapa hari ini dia selalu lemas, pusing dan mual, hingga menimbulkan kecurigaan keluarganya, dan pada akhirnya ia di bawa ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan. Hasilnya sungguh mencengangkan, dan hampir membuatnya dan kedua orang tuanya ingin pingsan, karena dirinya saat ini tengah mengandung, dan kandungannya itu berusia 4 minggu.
“Ck! Apakah selama satu tahun berada di New York kau menjadi seorang pelacur?! Hingga kau hamil seperti ini saja kau tidak tahu siapa pria itu? Berapa banyak pria yang sudah menidurimu!” bentak pria paruh baya itu lagi dengan emosi yang menggebu, menumpahkan rasa kecewa, sakit hati dan sedih yang saat ini memenuhi rongga dadanya. Sebagai seorang ayah tentu saja dia kecewa dengan putrinya yang hamil di luar nikah.
Putrinya itu kabur ke luar negeri untuk menghindari perjodohan, dua bulan yang lalu anak buahnya berhasil menemukan putrinya, dan langsung membawanya kembali ke Indonesia dengan paksa.
“Daddy, pelankan suaramu, ini di rumah sakit, jangan sampai orang lain mendengar masalah ini.” Sang istri menenangkan suaminya sambil mengelus punggung yang kokoh dan lebar itu.
Pria paruh baya itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, seraya mendongakkan kepala, menatap sesaat langit-langit kamar rawat putrinya. Dia sedikit tenang saat mendengar ucapan istrinya, akan tetapi fdia tetap tidak bisa meredakan amarahnya kepada putrinya yang sudah menggoreskan luka di hatinya.
Ayahnya mana yang tidak sakit hati bila mengetahui putrinya hamil di luar nikah dengan pria yang tidak jelas.
“Dad, maafkan aku.” Lirih gadis itu yang tak lain adalah Quen.
“Maaf?! Apakah dengan maaf kau bisa mengembalikan keadaan?!” bentak Jeff dengan sangat kuat. Dia sungguh mencekik putrinya itu yang sudah membuat malu keluarga besarnya.
Safira-sang ibu mendekati putrinya, wanita berjiwa lembut dan penyabar itu masih terlihat kuat dan tetap tenang menghadapi masalah yang kini sedang mendera keluarga kecilnya.
“Quen, apakah kamu menyayangi Mommy dan Daddy? Jika iya, katakan kepada kami, siapa pria itu?” tanya Safira dengan penuh kelembutan seraya mengusap surai putrinya.
“Mom, sungguh, aku tidak tahu siapa pria itu,” jawab Quen sambil terisak, sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Ini tidak akan mungkin terjadi bila kau tidak kabur dari luar negeri!” bentak Jeff sambil menunding putrinya penuh emosi.
“Aku kabur juga karena Daddy yang ingin menjodohkan aku dengan pria yang tidak aku kenal! Lebih baik begini, aku hamil di luar nikah dari pada harus menikah dengan pria yang tidak aku cintai!” jawaban Quen semakin menyulut emosi yang berkobar di dada ayahnya.
PLAK!
Satu tamparan keras mendarat cantik di pipi mulus putrinya.
"Daddy!" seru Safira pada suaminya yang sudah menampar putrinya.
"Jangan pernah membelanya lagi!! Dia pantas mendapatkan tamparan itu! Bahkan tamparan itu tidak seberapa dengan rasa sakit hati dan kecewa yang sudah dia tanamkan ke hati kita!" jawab Jeff pada istrinya.
Safira terdiam, tidak membalas perkataan suaminya. Wanita berhati lembut itu mengusap air matanya yang baru saja meluncur dan membahasi pipinya.
"Semua sudah terjadi, dan tidak mungkin kau menyuruh Quen untuk menggugurkan janin yang tidak bersalah itu!" Setelah mengatakan hal itu, Safira segera keluar dari ruangan tersebut untuk menenangkan dirinya.
"Bila sampai besok kau belum memberikan jawaban siapa pria itu. Maka kau akan aku asingkan di luar Kota!" tegas Jeff emosi.
Quen menggigit bibirnya dengan kuat. Melihat wajah pria itu saja belum pernah, apalagi untuk mengetahui identitas pria tersebut?! batin Quen merutuki dirinya sendiri.
***
Like-nya jangan lupa bestie❤