NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

empat

Tadi malam Fanya hampir saja tidak tidur karena mengingat kejadian bersama Baskara.Dia sedikit tidak mengerti,apakah dirinya seperti ini karena fisik Baskara yang berubah drastis atau perasaan bersalahnya yang tanpa sadar sudah menyakiti laki-laki itu.

Fanya menggeleng.Tidak! Memangnya apa yang ia lakukan sehingga menyakiti perasaan laki-laki itu.Ia hanya menolak seorang bocah laki-laki yang menyatakan perasaan padanya.

Ia tersentak, ketika klakson berbunyi dengan keras di belakangnya.Ia menatap ke arah depan, ternyata sudah lampu hijau,ia segera menginjak gas.Karena bocah laki-laki itu,ia jadi tidak fokus menyetir.Hari ini Fanya memilih untuk membawa mobil sendiri menuju kampus,jika malas menyetir dia lebih senang naik ojek online dibandingkan diantar oleh supir pribadi.

Perjalanan dari rumahnya ke kampus memakan waktu 30 menit. Sesampainya di parkiran ternyata sudah cukup banyak kendaraan yang terparkir.

Fanya melirik jam di tangannya,kelasnya dimulai 20 menit lagi, daripada bengong dia memilih untuk pergi ke kantin.Sesampainya di sana,Fanya menuju stan yang menjual jus.Setelah membeli pesanannya,ia duduk di kursi yang berada di dekat pintu masuk.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Fanya.Ia menolehkan kepalanya.Ternyata itu Al.

Tunggu.Al? Bukankah dia seumuran dengan Sagita,tapi kenapa dia di kampus?

"Gue boleh duduk di sini?" Tanya Al.

Fanya mengangguk lalu mempersilahkan laki-laki itu untuk duduk di sebelahnya.

"Sendirian aja Nya?"

Fanya mengangguk lagi,hari ini teman yang biasa bersamanya absen masuk kelas dan ya dia tidak terlalu banyak memiliki teman di kampus.

"Lo sendiri ngapain di sini?" Tanya Fanya.

Al mengerutkan keningnya. "Kuliah dong,Lo pikir gue ke sini cuma buat nongkrong?"

Gadis itu menatap Al tidak percaya,ah mungkin saja laki-laki itu harus mengulang kuliahnya atau mungkin setelah lulus sekolah dia tidak langsung melanjutkan pendidikannya.

Seperti mengerti apa yang dipikirkan olehnya,Al tertawa kecil." Lo pikir gue seumuran Alex dan Sagita?"

Fanya mengangguk polos,memang dia sempat berpikiran seperti itu.

"Alex itu kakak sepupu gue. Waktu itu, gue mau diajak untuk menemani dia ke kafe karena ada lo di sana."

"Lo tau gue?"

Al menggelengkan kepalanya. "Enggak sih, cuma gue pernah lihat Lo di kampus beberapa kali. Setelah Alex menunjukkan foto lo, gue langsung setuju untuk nemenin dia."

"Masa karena ada gue Lo langsung setuju aja?"

"Ya begitulah,jujur gue sedikit penasaran sama Lo.Mungkin memang takdir kita untuk saling mengenal."

Fanya menganggukkan kepalanya,ia tidak tau musti bicara apalagi.

"Lo udah makan? Mau gue pesenin makanan?",tanya Al.

"Gak usah.Gue udah sarapan tadi di rumah",ucap Fanya.

"Yaudah,gue mau pesan makanan dulu.Jangan kemana-mana ya temenin gue makan."

Belum sempat Fanya menjawab,Al sudah berdiri dari kursi menuju stan makanan.Tak lama Al datang dengan sepiring siomay dan satu gelas es teh manis.

"Nih." Al memberikan sebuah garpu padanya.

"Eh? Kenapa ngasih garpu?",tanya Fanya bingung.

"Tadi kan gue bilang temenin gue makan,gue sengaja pesan agak banyak biar bisa makan berdua",ucap Al lalu mendorong piring berisi siomay itu kehadapannya.Karena tidak enak,mau tak mau ia melahap siomay itu.Akhirnya mereka makan siomay sepiring berdua.

___

"Sagita,Lo ngapain di sini?" Tanya Fanya melihat Sagita yang duduk di kursi yang berada di parkiran.

"Gue nunggu Lo."

"Nunggu gue? Kenapa?"

"Gue pinjem mobil Lo ya? Gue tadi dari rumah mau ke kantor,tapi di tengah jalan mobil gue mogok dan sialnya dompet gue ketinggalan di rumah.Jadi gue nelepon orang bengkel langganan gue buat benerin mobilnya,karena lokasinya deket sama kampus Lo,gue ke sini aja."

"Kenapa gak naik ojek atau taxi online,Lo pasti punya e-money kan?"

Sagita menepuk jidatnya,benar juga kenapa dia tidak kepikiran.

"Aduh gue gak kepikiran, please pinjem mobil Lo ya,gue musti sampai di kantor setengah jam lagi buat meeting sama klien penting."

"Yaudah,tapi bensinnya isi lagi ya",ujar Fanya,lalu memberikan kunci mobilnya pada gadis itu.

"Iya gue isi full nanti,gue pinjem ya.Oh iya,gue udah telepon Baskara,suruh dia jemput Lo jadi Lo gak perlu naik kendaraan umum.Mungkin sebentar lagi dia sampai",ujar Sagita.

"Eh tapi.." Belum sempat dia berbicara,gadis itu sudah pergi menuju mobilnya.

Mau tidak mau Fanya menunggu Baskara untuk menjemputnya.Setelah kejadian tadi malam,bagaimana caranya dia berhadapan dengan laki-laki itu?

___

Fanya mengeluarkan ponselnya yang sedari tadi bergetar,ada beberapa notifikasi pesan masuk dan missed call dari nomor yang tidak dikenal.

Unknown number|

Gue udah di depan kampus

Sebaris pesan itu membuat kening Fanya berkerut.Siapa ini?Apa salah kirim?

Baru saja akan membalas pesan suara dari belakang mengalihkan perhatiannya.

"Loh,belum pulang,Nya?",tanya Al saat lihat Fanya yang tengah duduk sendiri di parkiran.

"Belum,tadi pas mau pulang mobil gue di pinjam sama Sagita",ujar Fanya.

"Kok dia pinjem mobil Lo?"

"Katanya si mobilnya mogok tengah jalan,kebetulan mogoknya sekitar sini jadi dia sengaja ke sini buat pinjem mobil gue",ujar Fanya menjelaskan.

"Oh gitu.Yaudah mau pulang bareng gue?",ujar Al menawarkan tumpangan padanya.

"Fanya!"

Belum sempat menjawab, seseorang memanggilnya.Fanya menoleh ke arah seseorang yang memanggil namanya.Dari kejauhan ia melihat sosok laki-laki yang tengah berdiri di depan kampus dengan motor kesayangannya.

"Ah,gue udah di jemput.Duluan ya Al",ucapnya,gadis itu segera berjalan menghampiri Baskara.

"Kok gak ngabarin kalau udah sampai?",tanya Fanya ketika sudah sampai di hadapan Baskara.

Laki-laki yang masih memakai seragam sekolahnya itu hanya menatapnya data,lalu memberikan helm lain kepadanya." Liat hp gih,gue udah kirim pesan tapi cuma Lo baca."

"Hah?masa sih?",ujar Fanya sembari berusaha memasang helm.

"Lama banget pake helm doang",Ujar Baskara, laki-laki itu langsung membantunya memasangkan helm.

Saat itu Fanya dapat melihat dengan jelas kedua mata Baskara yang hanya berjarak 10cm dari wajahnya.Tunggu,kenapa dadanya berdebar seperti ini?

"Gue gak biasa pake helm ginian",ujar Fanya sedikit salah tingkah.

"Oh,gue tadi udah kirim pesan ke Lo,udah gue telepon juga tapi gak Lo angkat."

"Masa sih?"

"Cek aja hp Lo kalau gak percaya."

Fanya memeriksa ponselnya,hanya ada pesan dari nomor yang tidak di kenal.

"Ah.Ternyata itu nomor Lo,maaf gue gak tau."

"Yaudah.cepet naik",ucap Baskara.

Baskara memindahkan tas sekolahnya kedepan agar dirinya tidak kesulitan saat duduk di motor besar miliknya.

"Pegangan",ujar Baskara.

Fanya bingung mau pegangan kemana karena motor besar ini tidak memiliki pegangan di samping seperti motor matic milik ojek online yang biasa ia naiki.Tiba-tiba Baskara menarik kedua tangannya dan melingkarkannya ke perut laki-laki itu.Refleks Fanya menarik kembali tangannya ketika tak sengaja memegang perut berotot Baskara.

Tuhan ada apa dengan jantungnya?

"Pegangan Fanya,Lo mau jatuh hah?",ujar Baskara dengan nada kesal.

Laki-laki itu kembali menarik kedua tangannya,mau tak mau ia menuruti apalagi mendengar bocah itu memanggilnya hanya dengan nama.Setelah siap, Baskara langsung melajukan motornya.

Tanpa keduanya sadari,sedari tadi Al memperhatikan keduanya dari dalam kampus.

___

Ketika ditengah perjalanan Baskara mengarahkan motornya ke daerah lain,Fanya seketika panik.Mau dibawa kemana dirinya oleh bocah ini?

"Lo mau bawa gue kemana?",tanya Fanya panik.

"Ke apartemen kakak",ujar Baskara dengan nada datar.

"Mau ngapain?"

"Ngambil barang,tenang aja gue gak akan macem-macem",ujar Baskara seakan tau kekhawatirannya.

Fanya menghela napas lega,tak lama keduanya sampai di sebuah apartemen yang cukup Baskara memarkirkan motornya di basemen.

"Turun,ikut gue ke dalam."

Fanya mengangguk,ia mengekori kemana Baskara pergi.Pasalnya ia tidak tahu daerah ini,jadi untuk sementara ia mengikuti laki-laki itu.

"Yah.Hujannya deras banget."

Niatnya Baskara akan mengambil beberapa barang dan buku yang tertinggal di apartemen kakaknya,tapi siapa sangka ketika akan pulang tiba-tiba hujan deras.Mau tidak mau keduanya menunggu hujan reda di dalam apartemen Sagita.

Baskara memilih menunggu di kursi ruang tv sambil bermain ponsel, sedangkan dirinya duduk di kursi meja makan.Sebisa mungkin ia menjaga jarak dari laki-laki itu.

Fanya memegang perutnya,hujan deras dan hawa dingin ini membuat perutnya lapar.Ia malas untuk membeli makanan,apalagi di luar sedang hujan deras.Fanya menatap Baskara yang sedang asyik dengan ponselnya,apakah di dapur ini ada makanan instan?

"Bas,di sini ada mie instan gak?"

"Gak tau,cek aja di rak",ujar Baskara yang masih fokus pada ponselnya.

Ia kemudian berdiri dan mengecek rak yang kemungkinan adalah tempat penyimpanan bahan makanan.Matanya berbinar melihat persediaan mie instan di salah satu rak di sana.

"Gue boleh masak mie instan nya gak?",ujar Fanya meminta izin.

"Terserah."

Fanya kembali melirik Baskara.Masa ia masak mie sendirian sedangkan ini adalah apartemen Sagita.

"Lo mau mie instan juga?"

"Apa?",tanya Baskara melirik sebentar ke arah Fanya.

"Gue mau masak mie instan,Lo mau gak?"

"Boleh",ujar Baskara kembali mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.

"Mau mie kuah atau goreng?"

"Terserah."

"Pake telur gak?"

"Iya."

"Mau pedes atau gak?"

"Iya."

"Pake batu mau?"

"Iya..eh? Gila Lo ya!",ujar Baskara.

"Lagian ditanya tuh dengerin baik-baik",ucap Fanya kesal.

"Iya, terserah Lo deh mau gimana bikin mie nya,asalkan enak."

Fanya mendengus kesal,lalu ia memasak dua mie instan dengan rasa sedikit pedas.Hujan begini memang enaknya makan yang berkuah dan pedas.Setelah mie instan jadi,Fanya segera memanggil Baskara.Untungnya laki-laki itu segera menghampirinya.

"Makasih,Fanya",ucapnya sambil duduk dihadapan Fanya.

Fanya mengangguk sambil menyeruput kuah mie instan miliknya.Tiba-tiba Baskara terbatuk-batuk heboh.

Melihat itu Fanya segera memberikan segelas air putih pada Baskara.Laki-laki itu pun segera menegak habis air yang diberikan olehnya.

"Gila,Lo mau bunuh gue hah?",ujar Baskara dengan wajah yang sudah memerah dan keringat yang bercucuran.

"Eh.Engga kok lagian kata Lo terserah mau bikin mie instan gimana pun asal enak.Makanya kalau ditanya jawab yang bener", ujar Fanya.

"Tapi kan gue gak tau kalau enak versi Lo itu,bisa bikin gue kepedesan."

"Makanya,kalau ditawarin makan jawab yang bener Lo sukanya gimana,kan selera orang beda-beda."

Fanya berdiri lalu berjalan menuju ke arah kulkas, berharap di sana ada susu putih.Untungnya di apartemen ini,semua makanan sudah tersedia,ia mengambil sekotak susu lalu memberikannya pada Baskara.

"Minum,biar rasa pedasnya hilang."

Baskara menerima susu yang dia berikan,lalu meminumnya.

"Mie sepedes itu gak bikin Lo sakit perut kah?",tanya Baskara.

Fanya menggeleng."Engga,kayanya hampir semua perempuan suka pedes kaya gue."

Baskara mengangguk,ia kemudian berjalan ke arah kabinet untuk mengambil cup mie instan lalu mengisinya dengan air panas.Baskara kembali duduk dihadapannya,sembari melahap mie instan yang dia buat sendiri.Fanya melirik sekilas laki-laki itu,ia merasa Baskara sedari tadi menatapnya.

"Yang tadi itu pacar Lo?",tanya Baskara.

"Yang mana?",tanya Fanya bingung.

"Yang tadi ngobrol sama Lo."

"Oh.Bukan dia cuma temen gue."

"Yakin cuma temen?",tanya Baskara menelisik.

"Iya,kenapa emangnya?"

"Engga gue cuma lagi nyari tahu aja,selera Lo dalam milih cowok kaya gimana",ujar Baskara acuh, laki-laki itu kembali melahap mie instan nya.

Fanya menatap Baskara, maksud dari ucapan Baskara apa?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!