Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Prasangka
Leon mondar-mandir di depan kamarnya. Ia coba melacak telepon dari orang yang melakukan panggilan tersebut.
Lokasinya memang didapatkan oleh Leon. Saat itu sang penelepon justru berada di sebuah mall dan tak mungkin penculikan tersebut dilakukan di sebuah Mall.
Karena sang penculik minta tebusan uang dengan jumlah yang fantastis. Leon harus berusaha mengumpulkan uang tersebut sebelum jam tiga sore.
Selain merasakan kekhawatiran terhadap sang istri,Leon juga bingung bagaimana ia bisa mencairkan uang satu triliun dalam waktu beberapa jam saja.
Leon kemudian mengumpulkan semua buku tabungannya. Uang yang ia miliki memang tak seberapa daripada yang uang diminta oleh si penculik. Selain Leon salah satu pengusaha sukses di Asia tenggara ia juga bergabung dalam organisasi mafia untuk melindungi diri dan semua aset miliknya.
Namun untuk menyiapkan uang sebesar satu triliun bukan perkara gampang, apalagi mereka meminta uang cash. Mengingat ada batas penarikan tunai di teller langsung maupun di ATM.
Setelah memperkirakan berapa jumlah yang bisa ia tarik tunai maupun lewat ATM. Jumlah tersebut masih sangat jauh. Bahkan dari rekening semua bank yang bisa ditarik hanya dua miliar ditambah dengan uang yang ada di brankas rumahnya hanya ada lima milyar cash.
" Bagaimana lagi caranya agar aku bisa mengumpulkan uang hingga satu Triliun secara cash."
Sepertinya penculik memang sengaja membuat Leon sibuk dengan mengumpulkan uang secara cash. Agar Leon panik dan tak sempat mengatur strategi untuk menghalau aksi mereka.
Leon pun menelpon sejumlah koleganya untuk meminjamkannya uang secara cash.
Satu persatu kolega Leon pun mendatangi rumahnya dan mengantar sejumlah uang yang mereka miliki.
Ada yang hanya membawa lima miliar karena uang cash mereka yang terbatas. Ada juga yang cuma beberapa ratus juta.
Leon menerima berapapun uang cash yang dipinjamkan kepadanya. Dan ia berjanji akan membayar dengan mentransfer uang kepada mereka setelah masalahnya selesaikan.
Karena untuk mentransfer satu persatu juga akan memakan waktu.
Si penculik sengaja meminta uang cash. Agar jati dirinya dan keberadaan si penculik tak bisa dilacak.
Pukul satu siang.
Leon masih menunggu dengan gelisah kabar terbaru dari penculik.
Uang pinjaman Leon baru terkumpul 200 miliar rasanya tak mungkin untuk mengumpulkan uang sebanyak satu triliun secara cash dalam waktu singkat.
Karena masalah ini menyangkut keselamatan dirinya dan juga Yura.
Leon mengadakan rapat di rumahnya yang juga dihadiri oleh tuan Hideki.
" Bagaimana bisa keponakan saya di culik, siapa yang melakukannya ?" tanya Tuan Hideki sedikit emosi kala itu.
Tersangka utama yang Leon curigai saat itu adalah Welly.
" Aku rasa ini ada hubungannya dengan Welly si brengsek itu. Kenapa tidak aku habisi saja dia waktu itu," dengus Leon dengan kesal.
" Lalu apa yang harus kita lakukan? Bagaimana jika kita laporkan kepada pihak berwajib. Aku tak mau terjadi sesuatu pada keponakan ku satu-satunya itu."
Tuan Hideki begitu khawatir, baru saja ia menemukan keponakannya.Kini ia mendapatkan kabar penculikan Yura.
" Tidak Tuan sebaiknya kita jangan lapor ke polisi. Justru aku takut mereka berbuat nekad terhadap Yura jika kita tak menuruti keinginan mereka," bantah Leon.
" Lalu apakah anda akan pergi sendiri,Tuan ? Bukankah itu juga bahaya. Saya rasa mereka tak hanya menginginkan uang anda, tapi juga nyawa anda," sahut salah seorang detektif Leon .
"Sepertinya tidak ada cara lain. Aku akan pergi sendiri."
" Tidak Tuan, coba pikirkan lagi. Jika anda tak bisa menolong diri anda , bagaimana bisa anda menolong istri anda. Saya yakin ini adalah rencana seseorang yang ingin menghabisi anda," sahut Zein.
" Kau tenang saja. Aku tak sebodoh itu. "
" Aku pergi seorang diri. Kalian awasi saja aku dari jarak yang cukup jauh. "
" Kita punya kekuatan, Tuan. Jika anda kerahkan seluruh anak buah anda, mungkin kita bisa menang melawan mereka!"usul Zein.
Leon bersama para asisten terpercaya mereka berunding sambil menyusun rencana agar bisa menyelamatkan Yura dengan selamat.
Ketika tuan Hideki dan beberapa detektif juga ikut mengatur rencana tersebut.
Semua yang ada di ruangan pribadi Leon saat itu diperbolehkan untuk mengemukakan pendapat dan rencana.
.
Terkadang juga terjadi perdebatan yang terjadi diantara mereka.
Ketika sibuk mengatur rencana mereka dikejutkan dengan gedoran pintu ruang pribadi Leon.
Zein menghampiri pintu dan membukanya.
" Ada apa ?" tanya Zein.
" Maaf tuan Zein, ada polisi yang membawa surat penangkapan untuk tuan Leon. "
Mendengar hal itu, semua orang kaget.
" Memangnya kasus apa ?"tanya Zein yang mewakili pertanyaan Leon.
" Kasus penculikan nyonya Yura."
Semua orang semakin syok mendengar ucapan asisten rumah tangga tersebut.
***
Sebelumnya
Karena Yura yang tiba-tiba saja di culik, pak Iwan dan Bu Tuti pun tak tinggal diam. Mereka melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Polisi pun dengan cepat menanggapi laporan dari pak Iwan mereka juga meminta keterangan dari pak Iwan ciri-ciri dari orang yang menculik Yura.
" Mereka menggunakan dua mobil pak. Pelakunya berjumlah empat orang, mereka menggunakan masker dan topi dengan rata-rata tinggi mereka sekitar 165 sampai 175 cm " ucap Pak Iwan dalam keterangannya.
" Apa anda mencurigai seseorang?" tanya polisi.
" Saya hanya curiga terhadap paman Yura saja Pak. Apalagi ternyata pamannya itu tak ditahan setelah Yura melaporkan kasusnya."
Polisi terus mencatat keterangan dari pak Iwan.
" Selain itu apa ada petunjuk lain, seperti mobil yang mereka gunakan dalam peristiwa penculikan tersebut.?" tanya polisi.
" Iya pak saya masih ingat. Mobil yang mereka gunakan sebuah mobil Jeep Wrangler dengan plat xx 1111zz. Dan satu lagi sebuah mobil Avanza hitam dengan plat yy 1234 zz."
" Ada petunjuk lain ?"tanya petugas yang mencatat laporan pak Iwan.
"Tidak ada lagi Pak, kejadian tersebut terjadi begitu cepat. Kami memang panik, tapi saya sempat mengingat plat mobil yang mereka gunakan."
" Apa ada pihak yang mengetahui tentang rencana keberangkatan anda keluar kota ?" tanya Polisi.
Pak Iwan diam beberapa saat. Tak ada yang tahu memang tentang rencana kepergian mereka ke luar kota. Hanya saja mereka berani membawa Yura pergi keluar kota karena ada jaminan dari pihak Leon yang akan menjaga melalui bodyguardnya.
" Tidak ada pak, hanya saja saya berani membawa Yura ke luar kota karena tuan Leon suami dari Yura berjanji akan mengawal Yura kemanapun ia pergi," papar Pak Iwan.
' Apa mungkin yang menculik Yura itu suaminya,' batin pak Iwan.
" Anda mencurigai seseorang lagi ?" tanya Polisi ketika melihat pak Iwan yang menautkan alisnya seperti memikirkan sesuatu.
" Ehm gak ada pak. " Pak Iwan tak berani berspekulasi sebelum benar-benar terbukti.
" Ok Pak, saya input data keterangan yang anda berikan. Kami akan menelusuri terlebih dahulu kepemilikan dua mobil yang mereka gunakan," ucap Polisi.
" Iya Pak. Saya harap Yura bisa ditemukan secepatnya," ucap Pak Iwan. Setelah memberikan keterangan pak Iwan menghampiri Bu Tuti yang masih syok .
" Bagaimana pak dengan Laporannya?" tanya Bu Tuti.
" Sudah masuk Bu. Hanya saja masih menunggu penyelidikan dahulu."
" Aduh pak, ibu jadi khawatir. Bagaimana jika Yura disakiti oleh para penculik-penculik itu?" tanya Bu Tuti dengan panik.
" Ehm. Bu, apa mungkin yang menculik Yura adalah suaminya sendiri?" Bisik pak Iwan.
" Hah, maksud Bapak, tuan Leon ?" tanya Bu Tuti dengan syok.
" Ehm, coba ibu pikirkan ini Bu. Kita berani membawa Yura karena kita tau jika para bodyguard tuan Leon mengikuti kemana saja Yura pergi. "
" Iya sih Pak, kemana perginya para bodyguard itu ya?" guman Bu Tuti.
" Kalau memang ini penculik dari orang-orang kejam. Kenapa mereka tak melukai kita Bu. Justru kita dibiarkan hidup-hidup tanpa melukai kita sama sekali. Bukannya jika seperti ini akan ada saksi mata yang mengetahui kejahatan mereka," ucap pak Iwan.
" Iya betul juga ya pak. Jika penjahat besar mereka tak segan-segan membiarkan saksi kuncinya hidup, apalagi kita tak dilukai sedikit pun," sahut Bu Tuti.
" Apa Bapak bilang ke polisi tentang hal itu ?"tanya Bu Tuti.
" Gak, Bu. Bapak gak berani berspekulasi, biarkan polisi saja yang bertindak. Kita hanya menjalankan tugas kita sebagai warga negara yang baik dan taat hukum. "
" Iya Pak. Lagipula semua hanya dugaan kita. Kita serahkan saja kepada pihak berwajib."
Selain bukti dari selongsong peluru di TKP polisi juga mencari kepemilikan mobil menurut plat mobil yang mereka gunakan. Dengan cepat mereka memproses informasi dari pak Iwan.
Beberapa saat kemudian polisi kembali memanggil pak Iwan.
Pak Iwan pun kembali ke ruangan penyidikan.
" Ada apa ya, Pak ?" tanya Pak Iwan.
" Kami berhasil menemukan bukti kepemilikan mobil tersebut. Plat dari Jeep yang mereka gunakan itu palsu. Sementara mobil Ava*za yang mereka gunakan itu adalah milik perusahan PT ATA corporation yang dimana perusahaan tersebut milik tuan Leon Sebastian," papar polisi tersebut.
Bukan main kagetnya pak Iwan. Awalnya pak Iwan menduga jika penculikan ini didalangi oleh paman Yura ternyata kini kecurigaan mereka beralih pada Leon Sebastian.
" Iya Pak. Saya hanya bisa menyampaikan informasi itu. Setelah itu saya serahkan kembali kepada pihak penyelidikan."
" Terimakasih atas informasinya. Kami memang mencurigai dua orang yakni Welly sang paman dan juga Leon Sebastian sebagai suami korban. Mengingat sebelumnya sudah ada laporan dari korban tentang mereka berdua."
" Iya Pak, saya berharap kasus ini bisa terselesaikan dengan baik dan saya juga berharap Yura ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat."
" Kalau begitu. Kami akan langsung melakukan pemeriksaan terhadap saudara Leon ."
.
" Iya Pak. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya bersedia dimintai keterangan jika dibutuhkan," ucap pak Iwan sambil berjabat tangan dengan petugas tersebut.
" Terima Kasih atas bantuannya."
Seusai memberikan keterangan dan mendapatkan informasi dari pihak kepolisian, Pak Iwan memutuskan untuk pulang. Beliau sedikit merasa lega, jika Yura berada di tangan Leon. Karena mereka juga tahu jika Leon begitu mencintai istrinya. Mungkin drama penculikan tersebut hanya sebatas usaha Leon agar sang istri kembali ke rumah mereka.
Sementara laporan yang sudah masuk ke pihak kepolisian akan langsung diproses.
Bersambung dulu gengs.
Moga bisa up satu bab lagi ya.
sambil nunggu author up siapa tau ada yang mau mampir ke karya author yg lain.