Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Bersembunyi
Kini Alea dan Zhinta sudah sampai di rumah Zhinta. Rumah yang Zhinta beli dari hasil ia bekerja di Bratt Creative Digital. Yah, meskipun mencicil tapi bukankah itu merupakan suatu prestasi untuk seorang independen women?
"Ini rumah Bu Zhinta?" Tanya Alea sambil matanya berkeliling melihat interior, pajangan foto dan barang-barang yang ada dalam rumah bertipe 36.
Belum banyak barang di rumah itu, hanya ada satu sofa panjang dan meja persegi panjang dari kaca di ruang tamu dan satu sofa panjang dan meja persegi dari kayu di ruang televisi serta televisi berukuran besar.
"Iya. Tapi masih nyicil bayarnya." Jawab Zhinta.
Ceklek. Zhinta membuka pintu kamar tamu. Ada tiga kamar di rumah itu. Dua kamar berukuran cukup besar, yang Zhinta jadikan kamar utama dan kamar tamu dan satu kamar berukuran kecil yang Zhinta jadikan gudang.
"Ini kamar kamu. Maaf kalau kasurnya melantai." Ucap Zhinta.
"Kok Ibu minta maaf sih, harusnya saya yang minta maaf karena sudah ngerepotin Ibu." Balas Alea.
"Jangan panggil Ibu dong. Panggil Ibu cukup di kantor aja, kalau di luar kantor cukup panggil Zhinta."
"Gak enak akh Bu, kan umur Ibu lebih senior dari saya." Balas Alea. Ia segan mengatakan kalau Zhinta lebih tua dari-nya jadi lebih baik ia mengatakan Zhinta lebih senior.
"Gimana kalau saya panggil Kakak aja?" Tanya Alea.
"Boleh." Balas Zhinta sambil tersenyum.
"Ya udah kamu mandi dulu sana, biar saya ambil handuk dan pakaian ganti untuk kamu." Perintah Zhinta.
Alea menganggukkan kepalanya.
"Ada sikat gigi baru di dalam kotak yang didinding kamar mandi. Pake aja itu." Kata Zhinta lagi.
Alea mengangguk lagi lalu menaruh tas-nya diatas kasur di kamar itu setelah itu barulah ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur. Hanya ada satu kamar mandi di rumah itu, maklum saja, rumah yang Zhinta tempati masih original dari developer.
Sedangkan Zhinta masuk ke dalam kamarnya untuk menyiapkan handuk dan pakaian ganti untuk Alea.
KRIIING.. Tiba-tiba saja suara nada dering ponsel Zhinta berbunyi dengan sangat kerasnya.
Zhinta pun merogoh saku blazer-nya dan mengambil ponsel-nya.
Zhinta menghela nafasnya kasar saat melihat nama Hesron yang tertera di layar ponsel. Dengan malas Zhinta menggeser tombol hijau.
"Halo Pak." Sapa Zhinta.
"Sudah jemput tunangan-nya? Kalau sudah langsung balik ke kantor! Gak usah kangen-kangenan dulu! Jam sepuluh ada meeting untuk produk yang baru kita menangin tender-nya!" Ucap Hesron.
"Iya Pak." Balas Zhinta.
Dan tanpa bicara apa-apalagi, Hesron langsung mengakhiri panggilan telepon-nya.
"Selalu begitu! Gak pernah berubah!" Lirih Zhinta.
Zhinta pun memasukkan ponselnya lagi ke dalam saku blazer lalu mengambil handuk dan pakaian ganti untuk Alea.
Dengan handuk dan pakaian ganti di tangannya, Zhinta berjalan menuju kamar mandi.
Tok.. Tok.. Tok..
Zhinta mengetuk pintu kamar mandi.
"Lea, ini handuk dan pakaian ganti-nya." Ucap Zhinta.
Ceklek. Alea pun membuka pintu kamar mandi dan mengambil handuk dan pakaian ganti dari tangan Zhinta.
"Terimakasih Kak." Ucap Alea sebelum menutup kembali pintu kamar mandi.
"Lea, aku harus segera balik ke kantor karena ternyata ada meeting produk baru. Kalau kamu mau sarapan, ada telur, sosis, tahu, tempe dan mie instan, kamu olah aja sendiri yah. Jangan cari nasi, karena saya jarang masak nasi." Pamit Zhinta.
"Iya Kak." Balas Alea.
Tapi tak lama, Alea baru ingat kalau Tian Bratt tidak boleh sampai tahu kalau dirinya ada di rumah Zhinta.
Cepat-cepat Alea membuka pintu kamar mandi lalu menyembulkan kepalanya.
"Kak Zhinta." Teriak Alea memanggil Zhinta yang sudah pergi dari depan kamar mandi.
"Apa?"
"Tolong jangan beritahu siapa-siapa kalau saya ada disini." Ucap Alea.
"Iya. Nanti saya bilang kamu pulang kampung karena mau menata hati atas masalah rumah tangga mu." Balas Zhinta.
Setelah mengatakan itu, Zhinta pun meneruskan langkah kakinya dan keluar dari dalam rumah.
*
*
*
Bersambung...
wong situ juga doyan...