Transmigrasi Menjadi Figuran Di Novel Sendiri

Netta sudah mandi dan juga sarapan bubur, ia sudah rapi dengan pakaian nya saat ini.

Rok hitam di atas lutut, kemeja putih kebesaran yang di keluar kan dan juga tas selempang hitam di tangan kiri nya.

Sebenarnya ada peraturan lain yang harus di lakukan di perusahaan itu, di mana para karyawan perempuan harus memakai rok span juga kemeja putih yang di masukan.

Hanya saja netta saat ini sedang mengandung, pun perut nya sudah mulai terasa sedikit keras.

Ia tidak mau membuat parut nya tidak nyaman, jadi Netta memutuskan memakai pakaian yang nyaman dia pakai saat ini.

Netta keluar dari apartemen nya lalu berjalan ke arah mobil nya.

Ia masuk dan menjalankan mobil nya keluar dari halaman apartemen nya, sebenarnya jika terlihat dari kejauhan, Netta seperti tidak akan pergi untuk bekerja.

Dia terlihat seperti pemilik perusahaan itu, penampilan nya bahkan wajahnya yang cantik itu akan membuat beberapa orang terkecoh.

10 menit perjalanan, akhirnya ia sampai di gedung besar sebuah perusahaan maju di negara nya.

Tepatnya di ibu kota yang padat penduduk, gedung putih itu berdiri gagah menjulang tinggi.

Netta memarkirkan mobil nya, lalu keluar dari sana, ada beberapa orang yang menatap nya penuh tanya.

Berfikir Siapakah gadis cantik itu?

Netta tersenyum hangat menyapa beberapa orang yang terperangah menatap kecantikan nya.

Netta melihat penampilan nya di kaca mobil sebentar, merapihkan rambut yang ia gelung asal tapi tetap rapi dan cantik.

Setelah itu Netta langsung berjalan masuk ke dalam gedung itu, kebetulan ia harus interview dulu, sebelum benar-benar di Terima di sini.

Dan jadwal pertemuan nya adalah pukul 08;00 pagi, dan sekarang masih 15 menit sebelum jam 8.

Netta melihat lihat isi kantor itu, banyak sekali karyawan di sana, yang berjalan melewati lobi utama.

Netta juga melihat orang orang yang berpakaian seperti nya, ia mendekati salah satu orang di sana.

"Permisi." ucap Netta menepuk bahu seorang gadis di depan nya.

"Ah, iya. " ucap gadis itu sambil membalikkan badan nya ke arah Netta.

Deg.

Tunggu! Rambut sebahu berwarna merah, kulit putih dan bola mata berwarna biru, dia...

"Ah, ada apa ya. " tanya gadis itu tersenyum sambil menatap Netta.

Netta langsung tersadar dan menatap gadis di depan nya yang tersenyum menatap nya, netta juga tersenyum.

"apakah kalian sedang wawancara kerja. " tanya Netta lembut.

"Ah iya, kamu juga ya. " tanya gadis itu sambil menatap penampilan Netta.

"tapi pakaian mu. " ucap gadis itu kebingungan.

"Ah ini, aku sengaja memakai nya... Karena aku sedang mengandung. " ucap Netta sambil berbisik di akhir kata nya.

"Ups, benarkah, kamu seperti masih muda sekali. " ucap gadis itu.

"Terima kasih, tapi usia ku sudah 20 tahun. " ucap netta terkekeh.

"Kalo begitu kamu adalah adik tingkat ku, usia ku 21 tahun. " ucap gadis itu.

"Begitu kah, wah padahal wajah mu masih terlihat seperti usia 17." ucap Netta.

"Bisa saja, ah nama mu siapa. " tanya gadis itu.

"Agnetta, pangggil saja netta. " ucap Netta tersenyum.

"Nama ku Jesica Marlin. " ucap gadis itu.

'Benar, sang antagonis wanita. 'Batin Netta.

"Senang berkenalan dengan mu. " ucap Netta tersenyum hangat.

Jesica Marlin adalah antagonis wanita yang Ziva ciptakan, karena mencintai tokoh silas sang antagonis pria.

Tepat setelah satu bulan kematian Netta, muncul lah jesica yang saat itu baru pindah dari negara A.

Jesica berasal dari keluarga kaya, di mana orang tua nya adalah sahabat dekat dari ibu silas.

Dan jesica Marlin mencintai silas, karena pertemuan tak terduga saat silas berkunjung ke negara A saat itu.

Jesica begitu terobsesi pada silas dan selalu mencari cara agar ia selalu berada di sisi silas.

Bahkan jesica tidak segan mencelakai Michelle yang jelas-jelas di cintai silas.

Namun akhir dari antagonis selalu saja tragis, Ziva pun menuliskan nya seperti itu, di mana akhirnya jesica menyerah dan melukai dirinya sendiri.

Dan berakhir meninggal karena cinta nya tidak terbalas kan oleh silas, netta harus sedikit waspada pada gadis itu.

Bagaimana pun, misi nya sekarang adalah membuat silas mencintai nya, jadi netta pasti akan berhadapan dengan jesica nanti nya.

Entah sebagai lawan atau teman.

"Kamu kenapa melamar kerja. " tanya jesica.

"Aku harus mencari kerja untuk kebutuhan di masa depan tentu nya. " ucap Netta tersenyum.

"Bagaimana dengan suami mu. " tanya jesica.

"Dia... Mencintai perempuan lain, jadi aku harus mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa depan nanti. " ucap Netta tersenyum.

"Mencintai perempuan lain?, apakah dia laki-laki buta? , perempuan secantik kamu di dua kan, wah dunia sudah aneh " ucap Jesica.

Netta terkekeh mendengar itu, melihat sikap jesica itu, membuat nya sedikit terhibur.

"Tidak masalah, mungkin dia ingin memperjuangkan cintanya. " ucap Netta.

"Kenapa kamu membiarkan dia begitu saja. " ucap jesica.

"Aku saja ke sini untuk mengejar cinta ku. " ucap jesica lagi.

Deg.

Mendengar ucapan jesica barusan membuat netta sedikit tersentak, namun ia terkekeh kemudian.

"Terkadang kita harus merelakan cinta kita menjalani hidup nya. " ucap Netta tersenyum.

"Walaupun tidak berama kita. " tanya jesica.

"Iya, karena memaksakan sesuatu pasti akan berakhir buruk pada kita. " ucap netta tersenyum.

"Begitu ya. " ucap jesica tersenyum.

Mereka asik mengobrol sambil menunggu giliran mereka untuk di panggil, jujur netta sebenarnya sedikit pegal.

Namun ia tersentak saat tatapan nya tidak sengaja melihat selulet silas yang berjalan masuk di ikuti seorang gadis yang tidak lain adalah Michael.

di Chapture ini, Ziva tulis sebagai awal pertemuan jesica sang antagonis dengan silas dan Michelle.

Tapi...

Tidak!

Terlambat, seperti nya jesica sudah melihat silas dan Michelle, apalagi saat ini silas sedang mengelus kepala Michelle lembut.

Terlihat serasi seperti yang tertulis di novel hanya saja Netta ingin hidup sekarang, jadi dia harus membuat silas mencintai nya.

Ia melihat jesica berjalan mendekati silas dan Michelle, netta duduk diam melihat alur yang dia buat itu.

Di sana Michelle yang berada di dekat silas, di dorong oleh jesica, hingga membuat gadis itu mundur beberapa langkah.

Lalu tanpa bersalah, jesica langsung memeluk silas, sama seperti yang tertulis di novel.

Netta menggelengkan kepala nya melihat itu, kenapa ia harus membuat laki-laki yang di cintai banyak wanita yang tergila-gila pada nya.

"Silas, akhirnya kita bertemu. " ucap jesica tersenyum.

Silas terlihat marah saat Michelle di dorong kasar oleh jesica, ia melepaskan kasar pelukan jesica.

Lalu mendekati Michelle yang terdiam di tempat, entah terkejut entah malu, Netta tidak perduli.

Ia tersenyum menyeringai saat sebuah ide muncul di kepala nya saat ini.

"Sorry para tokoh kesayangan ku, penulis mu ini harus ikut masuk dalam pertengkaran itu, demi kehidupan nya. " gumam Netta sambil berdiri.

Lalu mendekati ketiga orang di sana yang sudah di kelilingi banyak orang, karena keributan yang di lakukan.

"Apa yang kau lakukan, kenapa kau menyakiti Michelle. " ucap silas marah.

"cih, hanya perempuan jalang, kenapa kamu membela nya seperti itu. " marah jesica.

"Apa kata mu. " marah silas.

Apalagi melihat Michelle yang ketakutan dan menangis dalam pelukan nya, membuat amarah silas membeludak.

Ia mendekati jesica, lalu...

Plak.

***