Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Menginginkanmu
Setelah kepergian papanya, Elis kembali ke kamar sambil membawa sebuah berkas di tangannya. Berkas yang kata papanya hanya sebuah proposal dan meminta tolong kepada Elis untuk mendapatkan tanda tangan Louise.
Elis meletakkan berkas itu di atas meja nakas. Kemudian dia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mengganti pakaian tidur. Setelah itu Elis menyusul Louise di tempat tidur. Tentang berkas dari papanya nanti saja ia akan mengatakan kepada Louise jika suaminya itu sudah sehat.
Saat pagi, Elis terbangun karena merasakan sesuatu pada tubuhnya. Dan benar saja setelah Elis membuka matanya ia mendapati Louise sedang bermain di dadanya. Pantas saja dia merasa geli dalam tidurnya.
"Kau sedang apa ?"
Louise mengangkat wajahnya yang bersarang di dada Elis begitu mendengar suara istrinya itu.
"Kau sudah bangun?" tanya Louise dengan wajah tanpa dosa.
Padahal karena ulahnya membuat Elis sampai terbangun di pagi hari yang masih gelap.
"Aku menginginkan mu." belum sempat Elis menjawab pertanyaan Louise sebelumnya, pria itu kini sudah mengukug tubuh di bawahnya.
Louise mulai mencium bibir Elis dengan lembut sampai akhirnya menuntut. Kemudian pria itu menurunkan bibirnya di leher sang istri dan meninggalkan bekas di sana sampai akhirnya terjadi penyatuan.
Elis memang tidak pernah menolak jika Louise menginginkan dirinya. Apa lagi sudah lama mereka tidak melakukannya. Diam-diam Elis sebenarnya sangat merindukan Louise menyentuhnya.
Sejak Elis jatuh pingsan dan di bawa ke rumah sakit satu bulan yang lalu, Louise tidak pernah lagi mengajak sang istri bercinta. Hal itu Louise lakukan karena kondisi Elis yang sedang hamil baru beberapa minggu. Dokter mengatakan jika Elis tidak boleh terlalu lelah.
Louise meminta kepada dokter untuk tidak memberitahukan kepada Elis tentang kehamilannya. Entah apa alasannya Louise ingin merahasiakan hal itu dari istrinya. Dan beruntungnya Elis sendiri tidak menyadari jika dia sedang hamil. Mungkin sampai saat ini Elis tidak mengalami gejala-gejala kehamilan pada umumnya. Seperti pusing, muntah dan mual. Tapi malah Louise yang mengalami sindrom kehamilan simpatik.
Karena itu selama hampir dua Minggu ini Louise mengalami sakit yang anehnya hanya terjadi pada sore hari sampai malam hari. Namun pada saat pagi hari Louise akan terlihat sehat seperti biasa.
Louise mencium kening Elis sebelum beranjak dari tempat tidur setelah selesai dengan kegiatannya. Wanita itu tampak kembali terlelap. Sementara Louise masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat Louise keluar dari kamar mandi dia melihat ada sebuah berkas di atas meja nakas.
Elis terbangun saat pagi menjelang siang, bersamaan dengan Louise yang baru masuk ke dalam kamar. Hari ini hari libur jadi Louise tidak ke kantor.
"Kau sudah bangun ?" Louise berjalan mendekat ke tempat tidur.
Elis yang masih merasa lelah hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian Elis terkejut saat tiba-tiba Louise mengangkat tubuhnya.
"Mengapa kau mengakat ku ?" tanya Elis protes.
"Aku hanya ingin mengantarkan mu ke kamar mandi." jawab Louise sambil berjalan menuju kamar mandi.
Louise meletakkan tubuh Elis ke dalam bathtub. Kemudian pria itu mulai menghidupkan keran air.
"Bersihkan diri mu, setelah itu makan." ucap Louise yang terdengar seperti sebuah perintah.
Louise kemudian keluar dari kamar membiarkan Elis mandi sendiri. Dia tidak mau membantu istrinya itu mandi karena Louise takut tidak bisa menahan diri. Louise hanya bisa menghela napas ketika ingat pesan dokter untuk mengurangi aktivitas bercintanya.
