Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.
Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.
Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^
Jangan menilai sesuatu dari covernya!
Typo bertebaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Guys, bener gak sih ini rumahnya Zavian?" tanya Bela kepada teman-temannya yang saat ini mereka sudah sampai diluar rumah besar bercat putih-abu itu.
"Maybe, ya, alamatnya juga bener, sih sama yang dikirim Ina," jawab Jihan sambil memeriksa kembali chat dari Alina.
Alesha tiba-tiba teralihkan pandangannya dengan silauan seperti lampu motor dari arah jauh, seperti motor yang ia kenal.
"Eh, itu anak-anak A.zwölf, bukan, sih? tanya Alesha dengan menunjuk ke arah timur mereka.
"IYA BENAR, ITU ANAK BUAHNYA AVIN," seru Dhara.
Benar saja, anak-anak THE DARK WOLF atau lebih singkatnya A.zwölf. Ingat ya guys, yang masih bingung bisa dipahami lagi dan diingat.
Anggota A.zwölf datang semua dengan memakai jaket khas geng mereka, menambah aura cool yang mereka pancarkan.
Alfata, Akib, Ariyan, Dhika, Haqi, dan Bernard, mereka pun berhenti juga di depan pagar rumah Zavian.
"Kalian ngapain disini?" tanya Akib yang sudah membuka helm dan merapikan anak rambutnya.
Ganteng banget! Jujur, anak-anak A.zwölf tidak diragukan lagi kadar kegantengannya. Masing-masing mereka rata-rata memiliki tinggi yang semampai dan memiliki kulit putih. Sudah pastinya seluruh anggota THE DARK WOLF banyak digemari oleh hampir seluruh para siswi yang bersekolah di SMA ULTRAVIOLET ini. Bukan itu saja, bahkan siswa-siswi sekolah lain pun juga menyukai mereka sampai-sampai masing-masing memiliki grup WhatsApp khusus fans fanatik.
Meskipun sifat teman-temannya Zavian ini berbagai macam, hal itu tidak mempengaruhi para fans mereka. Apalagi Ariyan, cowok humoris itu yang setiap hari selalu mengeluarkan tingkah konyol dan guyonan tidak berfaedah.
Walaupun begitu, ketika mereka sudah kompak dan berkumpul menjalankan misi, aura cool THE DARK WOLF menyatu, sangat terlihat tegas, dan keren.
"Lah? Kan kami sudah kasih tau ke kalian kalau kami mau kesini juga, gimana sih?" jawab Jihan.
"Ya, maksud gw tuh, kalian ngapain masih diluar? Masuklah! Tempat parkir motor kalian nanti disana." Menunjuk ke pekarangan rumah sebelah kiri rumah besar itu yang disana juga sudah terpampang nama 'Tempat Parkir'.
"Ga sopan lah kalau kami langsung masuk, dikira nanti kami mau mencuri. Makanya, kami mau konfirmasi dulu sama Alina, apa benar ini rumahnya," ucap Khanza menimpali.
"Hm."
Akib dan yang lainnya pun kembali menaiki motornya untuk beranjak dari sana
Mereka pun segera masuk kedalam rumah tersebut, karena sebelum masuk, terlihat pagar rumah itu sudah terbuka lebar.
Diikuti dengan Jihan dan lainnya juga masuk kedalam. Belum sampai di tempat yang ditunjukkan Akib tadi, tiba-tiba si Akib and the gang itu berhenti tiba-tiba.
"Eh? Kok berhenti? Kenapa?" tanya Jihan seraya melihat ke arah teman-temannya yang berhenti juga, tetapi mereka hanya mengedikkan bahu pertanda bahwa mereka tidak tau.
"Kalian kok ngikutin kami?" Tiba-tiba Akib bersuara dengan posisinya yang masih memegang motor.
"Tadi kan disuruh parkir motor," seru Jihan.
"Bukan disini, ege! Disitu!"
Menunjuk sebelah kanan mereka. Terlihat disana juga terdapat tempat khusus untuk parkir. Entah apa bedanya dengan tempat parkir yang dituju oleh Akib dan teman-temannya.
"Kenapa kami harus parkir disitu? Kan sama saja sih, sama-sama tempat parkir juga," seru Jihan, dirinya sebenarnya sudah lelah adu mulut dengan si Akib ini.
"Pokoknya kalian disitu!" Sembari menunjuk tempat parkir khusus cewek tadi, Akib pun juga sudah melayangkan tatapan tajamnya.
"IYA-IYA! KHANZA, COWOK LO RIBET BANGET SIH DARI TADI, BIKIN KESEL!"
Sedangkan Khanza yang namanya disebut - sebut berserta teman-temannya yang menyaksikan, mereka pun hanya menggeleng-gelengkan kepala.
...***...
Setelah cekcok yang sangat panjang, akhirnya mereka sama-sama berjalan menuju pintu utama. Dan, sebelum masuk, Ariyan terlebih dahulu membunyikan bel rumah tersebut.
Ting nong!
Belum cukup semenit, pintu pun terbuka dari dalam, memperlihatkan Avin yang sudah berdiri didepan mereka dengan wajah yang sangat memprihatinkan.
Sama seperti yang sudah mereka lihat di foto, tetapi bedanya saat ini luka-luka di wajah Avin sudah tertutup dengan beberapa kapas dan hansaplas.
"ASSALAMU'ALAIKUM, BOS!"
"Wa'alaikumussalam,"
"BOS!" Mereka pun menghampiri Zavian, berdiri mengelilingi Bos mereka itu. Bahkan, Demian Ariyan, dan Haqi mencoba memeriksa tubuh Zavian yang takutnya ada luka tersembunyi.
"Kalian, bisa berhenti?!" perintah Avin kepada tiga curut itu yang membuat tubuhnya tidak nyaman.
"Bos, gak ada luka parah, 'kan?" tanya Ariyan khawatir.
"Gak mungkin, Yan. Wajah Avin babak belur gitu, pasti lebih parah badannya," ucap Bernard menimpali.
"Bener, Ben! Yan, cepat pesan taksi!" kali ini Haqi yang berbicara. Anggota The Dark Wolf yang lain hanya diam memperhatikan tiga curut itu, mereka tau jika menyangkut tentang bosnya, yang paling khawatir pasti mereka.
"Gw gak papa, sudah! Ayo masuk!" Menarik mereka masuk dan hendak berjalan ke ruang tamu tapi tiba-tiba mereka berhenti melihat seseorang diruang tamu.
Sedangkan Khanza, Jihan dan teman-teman Astrophile yang lain, mereka celingak-celinguk melihat ke dalam 'apakah ada bos mereka juga di sana?' Kalian pasti tau siapa yang dimaksud.
Tidak jauh dari pintu utama, terdapat ruang tamu yang ternyata sudah ada seseorang yang sedang duduk santai sejak tadi sembari menikmati cemilan yang ada di tangannya.
"Weh ... Si Ina santai bener nyemilnya," ucap Alesha yang tidak habis thinking sama bos nya yang random itu. Ya, seseorang yang duduk diruang tamu itu memang Alina.
Bukan cemilan yang ada ditangan saja, bahkan di sekeliling tempat Alina duduk sudah dipenuhi dengan berbagai macam aneka cemilan coklat, keju, dan yang lainnya membuat mereka ternganga.
"INA!" seru mereka semua. Alina sendiri tidak terkejut sih, ia sudah tau kalau mereka juga akan menyusul kesini. Dengan mulut yang penuh dengan makanan, ia berusaha tersenyum membalas sapaan teman-temannya.
"Wah, parah si bos. Bisa-bisanya makan ga ngajak kami," ujar Alesha sembari mengambil roti yang ada didekatnya dan mengunyahnya cepat-cepat seperti orang yang sedang kelaparan, awokawok.
"Kalian mau? Sini-sinilah duduk! Banyak nih, habisin aja," ucap Alina yang sangat excited mengajak teman-temannya duduk.
"Ini semua Lo yang beli, Na?" tanya Khanza.
"Enggak, ini isi kulkasnya si Ketos,"
"Lo garap habis? Daebak!" kata Bela yang berdiri disebelah Khanza.
"Baru tau gw seorang Ketos dingin punya banyak camilan di kulkas." Jihan tiba-tiba membuka suaranya, memperhatikan satu-persatu camilan diatas meja itu.
"Iya nih, kirain makanan sehari-harinya dia es batu doang. Hahaha ... Lumayanlah, mumpung gw laper, jadi gw garap habis isi kulkasnya. Hasil paksaan juga sih."
Mereka pun tertawa mendengarnya. Ternyata Alina sama Zavian lumayan sudah bisa akrab. Padahal baru kemarin Alina sendiri ngeluh buat berhenti dari misi itu sangking kesalnya dengan Zavian yang jarang menanggapinya. Dirinya bukan Alesha yang bisa sabar dan effort sepenuh hati hanya untuk mengejar sang pujaan hati.
"CUS NYEMIL!" ucap mereka sontak membuat Zavian dan lainnya yang saat ini masih berdiri didekat pintu pun terkejut. Ada saja tingkah ciwi-ciwi ini.
"Bos, itu isi kulkas Lo semua, kan? Gila! Lo dipalak sama cewek!" kata Ariyan ngegas sambil menatap geng Astro itu.
"Biarin aja. Cepat, masuk!" Sesuai perintah, mereka pun masuk ke dalam, menyusul para ciwi-ciwi yang sudah nangkring duduk disana.
...***...
To be continued!