Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32
Sheva dan Hana segera masuk ke lift menuju ruangannya,pagi ini mereka harus memulai benar-benar bekerja setelah seharian penuh kemarin mempelajari dokumen-dokumen dari Gina.
"Han,coba deh kamu ke ruangan Gina dan balikan semua dokumen ini. Terus tanya ke dia kerjaan apa yang perlu kita lakukan"
"Oke boss"
Hana segera melenggang keluar dari ruangan dan naik menuju lantai atas menuju ruangan Gina,setibanya di sana ia melihat Gina yang tengah merapikan mejanya.
"Permisi Gina"
"Kamu,ada apa?"
"Emb,ini Sheva nyuruh aku buat memberikan semua dokumen ini ke kamu dan dia juga minta supaya kamu memberikan dia pekerjaan pertamanya"
"Kamu tahu aturan kan,di kantor ini semua orang memanggil saya dengan sebutan mbak Gina dan saya harap kamu juga melakukan hal itu"
"Baik mbak Gina"
"Oh ya dan satu lagi,kamu kan sekretaris Sheva dan kamu juga paham kalau dia anak pemilik perusahaan ini. Jadi kamu harus panggil dia pakai sebutan nona Sheva,jangan samakan ketika berada di luar kantor. Bagaimana juga dia atasan"
"Baik mbak Gina,jadi apa pekerjaan pertama kami?"
"Hari ini kalian harus ke kantor cabang untuk minta tanda tangan kepala cabang buat pengesahan proyek baru di Sulawesi"
"Kalau boleh saya tahu alamatnya dimana ya?"
"Nanti saya share lokasinya ke WhatsApp Sheva"
"baik mbak" Hana minta izin untuk pergi
"Eh mau kemana?"
"Kembali ke ruangan saya mbak"
"Ini dokumen nggak kamu bawa? kamu mau tanda tangan pakai baju kamu itu?"
"Oh iya mbak,maaf saya lupa"
Hana segera mengambil dokumen tersebut dan berjalan keluar dari ruangan itu,dengan raut wajah yang memerah dan emosi yang menggelora. Rasanya ia ingin menikam mulut Gina yang sok berkuasa,padahal sahabatnya yang putri pemilik kantor ini saja tidak se sombong dia.
Setibanya di ruangan,Sheva menatap wajah Hana yang kesal itu. Ia tersenyum sambil memainkan bolpoin di tangannya
"Kenapa?"
"Si Gina ya,benar-benar menyebalkan" ucap Hana dengan nada marah
"Udah tahu kan sekarang,kenapa aku begitu tidak menyukai dia"
"Selain cepu,dia juga sok detaktor tahu gak. Padahal kamu aja yang pewaris perusahaan ini nggak sebegitu nya"
"Sabar ya"
"Dia minta aku untuk panggil kamu dengan sebutan nona Sheva,itu nggak masalah sih buat aku. Tapi dia juga minta aku buat panggil dirinya dengan mbak,idih umur aja sama sok nyuruh dengan sebutan mbak"
"Udah nggak usah kamu hiraukan dia,kamu boleh panggil aku apa saja"
"Nggak,nggak tapi asyik juga bisa panggil kamu kek gitu"
"Apaan sih Han,enggak"
"Enggak apa-apa Va,kan cuma waktu kerja aja. Selebihnya kamu tetap Sheva sahabat aku kan"
"Iya-iya udah terserah kamu,jadi sekarang tugas kita apa?"
"Dia minta kita ke kantor cabang untuk minta tanda tangan kepalanya,buat pengesahan proyek di Sulawesi"
"Cabang mana?"
"Lah emang cabang bokap kamu ada berapa sih va?"
"Banyak,mau yang di mana? Jakarta Barat? Timur? Selatan"
"Astaga,dia katanya mau kirim share lokasi ke kamu"
"Ya udah kita tunggu aja"
Tak berselang lama Sheva pun menerima pesan yang berisi share lokasi kantor cabang,ia segera bersiap dan bergegas turun. Sesampainya di lobby tuan Robert bertemu dengannya
"Kalian mau kemana?"
"Mau ke Bogor pi"
"Ngapain?"
" Gina minta aku buat nganterin dokumen ini ke sana dan minta tanda tangan kepala cabangnya" ucap Sheva
"Udah nggak usah,kamu di kantor saja. Biar kepala cabang yang papi suruh buat kemari menemui kamu"
"Tapi pi,ini kan tugas pertama Sheva kerja disini"
"Udah,ada yang lebih penting yang harus kamu kerjakan"
"Apa pi?"
"Sudah kamu ke ruangan papi sekarang"
"Ya sudah,Han kamu bawa dokumen ini ke meja saya ya"
"Baik nona Sheva"
Setelah sampai di ruangan,tuan Robert memberikan dokumen kurva saham kepada putrinya tersebut. Sheva menatapnya sebentar dan segera bertanya kepada papinya
"Ini beberapa saham yang papi miliki sekarang,dan rencananya papi akan berikan 50% untuk kamu,jadi papi minta kamu pilih saham mana saja yang ingin kamu miliki"
"Secepat ini pi?"
"Iya,kan kamu sudah mulai bergabung di dunia bisnis. Jadi kamu harus bisa mulai mengendalikan saham-saham ini"
"Tapi Sheva belum paham saham mana yang menguntungkan dan tidak pi"
"Kamu pelajari saja dulu latar belakang perusahaan mereka,baru setelah itu kamu bilang ke papi mana saja yang kamu inginkan"
"Oke pi,ada lagi pi?"
"Nggak ada,oh ya Va tunggu"
"Kenapa pi?"
"Siang ini kita ada acara makan bersama keluarga om William. Mereka ingin mengundang kita ke acara ulang tahun om William yang ke empat lima besok kamis"
"Ya pi nanti Sheva ikut"
"Ya sudah kalau begitu sekarang kamu bisa kembali ke ruangan kamu"
Sheva keluar dari ruangan papinya dan tersenyum senang,ia tidak sabar memberitahukan hal ini kepada Hana,sesampainya di ruangan ia berteriak kencang dan memeluk sahabatnya itu.
"Eh eh jangan homo deh Va" ucap Hana spontan karena terkejut dengan tingkah Sheva
"Akhirnya Han,papi memberikan separuh sahamnya untuk aku"
"Seriusan?"
"Iya"
"Terus kamu mau yang mana?"
"Aku akan pilih kampus kita"
"Why? kenapa nggak pilih perusahaan yang lebih besar?"
"Karena aku akan membuat sebuah rencana besar dengan memiliki saham tertinggi di kampus kita"
"Maksud kamu?"
"Come on Hana"
"Oh kamu mau membuat pak Marcell terpukau?"
"Lebih tepatnya menyesal"
"Bagus juga ide kamu,atau jangan-jangan niat kamu buat gabung di perusahaan ini adalah buat membalas pak Marcell?"
"Benar sekali"
"Orang-orang biasanya balas dendam dengan berpenampilan lebih baik sedangkan kamu justru memperbaiki kekayaan. Hebat juga pikiran kamu Va"
"Iyalah,mau di perbaiki penampilan juga percuma. Toh akan banyak orang yang jatuh cinta sama aku nantinya,kan target aku hanya manusia itu."
"Cielah manusia,udah berasa musuh bebuyutan aja sampai nggak mau nyebut namanya"
"Lihat saja nanti,siapa yang akan mohon-mohon buat balikan"
"Terus kalau udah gitu,kamu mau balikan sama dia?"
"Tergantung"
"Tergantung apa?"
"Ya apa dia mau melepaskan Anggun yang katanya lebih baik dariku"
"Ya elah Va,kalaupun di lihat dari Bogor kamu jauh lebih baik dari bu Anggun. Cuma modal gede tet*ek sama anak mantan rektor aja sok begitu"
"Terus gimana?"
"Ya biarkan aja pak Marcell menjalani sisa hidupnya dengan penyesalan,pasti rumah tangga mereka juga gak akan harmonis kalau dia gagal move on dari kamu"
"Benar juga sih,ya udah deh kalau gitu aku akan minta papi merubah asetnya sekarang juga"
"Serius secepat ini"
"Yaps,lebih cepat lebih baik" ucap Sheva yang kembali keluar menuju ruangan papinya